28. Izin Nakal 🐊

1.1K 126 58
                                    

+×+

"Ini rekamannya, nak" disinilah sekarang Beomgyu berada, di pusat monitor di mana cctv jalan yang bisa memperlihatkan bagaimana detail kejadian Yeonjun kecelakaan.

Dan benar saja Yeonjun tidak menghindar saat mobil truk melintas di depannya dengan ugal-ugalan. Yeonjun malah mempercepat laju mobilnya untuk menabrakkan mobilnya di truk tersebut.

Beomgyu terpaku saat melihat tampilan rekaman tersebut sungguh menyakitkan melihat bagaimana kerasnya tabrakan yang terjadi, bagaimana mobil Yeonjun hancur saat itu. Beomgyu berusaha untuk meredam emosinya, sungguh saat ini ia rasanya ingin sekali memaki sang kakak.

"Terima kasih paman, kalau begitu saya permisi" pamit Beomgyu kepada paman penjaga monitor cctv.

"Iya hati-hati"

Setelah Beomgyu berniat pulang karena tersadar sudah terlalu lama ia meninggalkan Yeonjun sendirian di apartemen.

"Sudah pulang dek?" Sapaan hangat pertama kali ia dengar saat Beomgyu sampai di ruang tengah.

"Hmm" gumam Beomgyu lalu beranjak ke kamarnya tanpa melihat Hyungienya yang masih fokus pada laptopnya.

Yeonjun pun akhirnya menyadari sikap adiknya yang tidak seperti biasa.

"Ada apa dengan anak itu?" Monolog Yeonjun lalu mengendikkan bahunya sekilas.

Selang beberapa menit Beomgyu kembali ke ruang tamu dan menuju dapur untuk menyiapkan makan malam. Hanya sekedar menghangatkan lauk dari ibunya.

"Hyungie, ayo makan" terdengar nada datar dari Beomgyu yang membuat kening Yeonjun berkerut. Dejavu dia serasa pernah merasakan hal ini.

"Iya dek" dengan pelan Yeonjun berusaha beranjak dari duduknya untuk menuju dapur menggunakan kruk nya. Bahkan Beomgyu tidak ada membantunya seperti biasa.

Tentu hal itu membuat Yeonjun tiba-tiba merasa takut. Perasaan ini sama ia rasakan ketika sang adik menjauhinya. Sikap dinginnya, tidak pedulinya. Lihatlah sekarang Beomgyu mengambil makan hanya untuk dirinya sendiri, biasanya dia yang paling heboh untuk menyiapkan nasi dan lauk pauk untuk hyungie.

Ketakutan Yeonjun semakin besar, bahkan jantungnya sekarang berdetak sangat cepat hingga membuat tangannya bergetar. Bayang-bayang sang adik membenci dirinya, mencaci maki dirinya, meninggalkan dirinya, terputar begitu saja di memori otaknya.

"Adek, ada masalah ya?" Tanya Yeonjun yang berusaha tenang walau suaranya sudah sedikit bergetar.

"Tidak" jawab singkat nan dingin Beomgyu yang dengan santai menyantap makan malamnya.

"Lalu, kenapa kamu seperti ini? Apa yang terjadi? Hyungie ada salahkah? Kamu tidak akan meninggalkan hyungie lagi kan?" Yeonjun sudah tidak bisa mengontrol emosinya, suaranya sudah benar-benar bergetar yang membuat Beomgyu sontak menatap sang kakak.

Hatinya mencelos melihat Yeonjun yang tampak ketakutan, wajahnya terlihat pucat samar, pupil matanya seakan tidak menemukan titik fokus.

"Hyungie.." Beomgyu langsung beranjak dari duduknya, memutar kursi kakaknya agar menghadap kepadanya ia pun berlutut sambil memegang tangan sang kakak.

"Hyungie, maafkan Gyu. Gyu tidak bermaksud membuat hyungie takut. Gyu tidak akan kemana-mana, Gyu akan selalu di sini bersama Hyungie. Hyungie jangan takut ya, ada Gyu di sini" Beomgyu berucap pelan sambil mengusap pelan punggung tangan sang kakak.

My Berandal Brother ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang