Malam yang sunyi itu menjadi saksi pertengkaran antara Deka dan Raka sekaligus menjadi saksi perpisahan mereka.
Sebuah kisah dimana salah satu dari mereka berdoa pada sang malam untuk dapat mengulang takdir, agar semua yang harusnya menjadi masa dep...
Deka memutuskan untuk me-reschedule penerbangannya kembali ke Indonesia. Dia masih terlalu shock dengan apa yang terjadi. Benar, tidak mungkin putranya Al ada disini, tidak mungkin Al masih disini sementara dia kembali ke masa lalu. Dia hampir tidak percaya dengan semua ini, hari itu dia pergi ke Universitas nya dan mencari tahu apakah benar dia mengulang waktu.
Mencari tahu dengan memastikan bahwa benar kemarin adalah hari kelulusannya, bertanya pada teman-temannya disana apakah benar ini tahun 2019, sampai-sampai semua temannya kebingungan dengan sikap Deka. Segala pertanyaan bodoh lainnya dia lontarkan semata-mata untuk mendapatkan jawaban yang dia sendiri sudah tau jawabannya namun sulit untuk mempercayainya.
Ini sudah hari ketiga dari waktu dia terbangun dan menyadari kalau dia berada di masa lalu. Satu hal lagi yang akan dia pastikan, dia ingat dulu seminggu setelah kepulangannya akan ada acara reuni angkatan sewaktu dia SMA. Disanalah dia akan bertemu lagi dengan teman-teman remajanya, sahabat baiknya dan tentu saja, Raka.
Saat reuni semua orang sibuk menanyakan kabar dan memabahas masa-masa putih abu-abu mereka. Segala tingkah konyol, absurd, nakal, suka dan duka yang mereka jalani menjadi kehangatan mereka malam itu, tentu tidak lupa dengan seperangkat guru-guru galak yang suka menghukum dan guru baik yang menjadi favorite murid-murid.
Semua terlihat asyik bernostalgia, Raka yang terkenal nakal saat SMA menjadi bulanan para teman-teman lamanya lagi saat itu, disana dia bertemu lagi dengan kedua sahabatnya yang setau Deka mereka berpisah setelah lulus SMA kerena Raka fokus membangun karirnya di dunia sepak bola tanah air dan bergabung ke dalam salah satu akademi Team Sepak Bola besar yang ada di Jakarta dan sahabatnya memutuskan untuk kuliah di luar negeri, namun Deka kurang tau dimana.
Sahabat Raka bernama Angga dan Kehan, mereka dijuluki triOnar. Mereka terkenal nakal dan suka membolos, untuk Raka dia latihan bola dan sahabatnya hanya mengikut saja dengan dalih menjadi pemandu sorak Raka, saking seringnya membolos untuk latihan sepak bola, Deka mengetahui eksistensi Raka hanya sebatas mereka teman sekelas, tidak lebih.
Namun bukan berarti Deka tidak tau gosip-gosip tentang trio yang terkenal nakal namun tampan itu. Deka tau salah satu dari sahabat Raka menyukai sahabatnya Bita, karena di masa depan mereka berdua akan menikah setahun setelah Deka dan Raka menikah. Ya! Bita dan Kehan akan menikah, kerena Kehan menyukai Bita sejak SMA, Deka pun baru mengetahui itu saat after party pernikahan mereka.
Sahabat Raka yang kedua dan terakhir yaitu Angga, seingat Deka dia akan melanjutkan karirnya di luar negeri menjadi pianis lalu melabuhkan hati dengan rekannya sesama musisi disana. Mereka ber-empat pun datang keacara pernikahan Angga dan Cloe di Autralia, lebih tepatnya Deka dan Raka yang datang ke Australia, sementara Bita dan Kehan memang memutuskan untuk tinggal di Autralia setelah mereka menikah.
Yang terakhir, Raka. Rakaza Adam Yasgantara, teman-temannya memanggil dia Raka namun semenjak dia dan Deka menjadi dekat, Deka memanggilnya Adam. Begitupun Raka, dia memanggil Deka dengan nama tengahnya, Hanah. Mereka memutuskan membuat nama panggilan lain dari yang lain, semacam panggilan sayang. Padahal Deka memang dipanggil Hanah kalau di rumah.
Kembali ke topik
Dari segala desas-desus gosip semasa sekolah yang Deka paling tau adalah Raka menyukai salah satu teman perempuan sekelasnya. Tapi dia tidak tau siapa, seingat Deka, Raka memendam perasaannya karena tau sang perempuan sedang menjalin kasih dengan seseorang yang berbeda sekolah dengan mereka. Jika kalian penasaran apakah Deka semasa sekolah sedang menjalin kasih maka jawabannya IYA, dan jika kalian bertanya apakah kekasih Deka berbeda sekolah dengannya maka jawabannya TENTU saja iya.
Ini menjadi salah satu rencana Deka untuk mendekati Raka kembali. Karena bisa dikatakan gosip itu mengarah padanya. Awalnya Deka tidak mengambil pusing tentang gosip tersebut namun teman-temannya dan tentu saja sahabatnya mengompor-ngomporinya kalau gadis itu mungkin saja dia. Secara dia itu cantik, pintar, mandiri, dari keluarga baik-baik. Begitupun Raka, dia tampan, kaya, keren, bad boy sekolah, famous, pemain sepak bola yang mewakili sekolah, sedikit banyak bodoh dan nakal namun masih dibatas wajar. Secara mereka berdua akan cocok jika bersanding.
Tapi Deka tetap bodo amat saat itu, karena kekasihnya saat itupun tidak kalah tampan dengan Raka, tidak kalah kaya dari Raka, dan yang pasti kekasihnya saat itu adalah anak yang rajin, pintar, anak yang baik-baik tidak seperti Raka. Ya, tidak seperti Raka yang setia menyukai satu perempuan sedangkan kekasih Deka menyelingkuhinya dan baru diketahui Deka setahun setelah dia merantau keluar negeri untuk kuliah (Dasar monyet!). Itulah salah satu alasan Deka malas untuk kembali ke Indonesia dan memutuskan untuk pulang setelah kuliahnya selesai sekaligus belajar untuk melupakan sang mantan.
Saat itu Deka sebenarnya malas untuk menghadiri reuni sekolah karena entah mengapa rasanya akan sia-sia. Namun Bita memaksa, dan mengompori Deka dengan skenario 'siapa tau kau bertemu jodohmu disana, tidakkah kau lupa gosip saat itu kalau Raka menyukai mu?'. Lalu apa ? Dia sedang tidak mencari jodoh, yang ada dia itu mencari pekerjaan. Namun Bita tetaplah Bita, Deka terus di imi-imingi bahwa acaranya akan seru, jadilah Deka mengikuti reuni tersebut dengan tampang malasnya.
Tanpa dia duga, benar saja saat acara sudah melewati satu jam tiga puluh menit Raka datang menghampirinya dan mulai mendudukan bokongnya disamping Deka. Obrolan mereka nyambung, dia orang yang asik juga konyol, yang awalnya dia menanyakan kabar selanjutnya perbincangan mereka mengalir tanpa memperdulikan teman-teman yang lain.
Sejak saat itu mereka dekat. Sejak saat itu mereka lebih sering bertemu, bertukar cerita dan keseharian mereka. Deka sangat ingat betapa cerahnya wajah Raka saat bercerita tentang mimpinya, Deka yang mendengar rencana hidup Raka pun perlahan tersenyum sambil memperhatikan betapa bersemangatnya dia untuk mengejar mimpinya. Betapa gembiranya dia membayangkan masa depannya. Betapa polosnya dia berkata 'aku pasti akan bahagia!'.
Air mata Deka menetes membayangkan masa lalunya dengan Raka, segera dia menghapusnya dan mulai berjalan ke arah meja belajar, membuka buku agendanya dan mulai menulis rencana apa saja yang akan dia lakukan untuk menghadapi hidupnya sekarang. Bukan. Lebih tepatnya, apa yang akan dia lakukan untuk kebahagian Raka.
Setelah selesai menulis, perhatiannya teralihkan pada selembar foto koyak yang ajaibnya terbawa ke masa kini. Foto bahagia mereka bertiga. Setetes air matanya terjauh lagi mengingat kenangan yang ada di dalam foto itu.
"Anakku hiks..hikss"
"Mami janji akan membawamu kembali sayang, mami berjanji akan membawa papi kembali, mami berjanji akan menjadi mami terbaik untuk Al, tunggu mami ya sayang. Tunggu kami."
"Tunggu aku dam."
Deka mengangkat selembar foto itu untuk dicium tepat di wajah Raka dan Al. Kembali dia mengusap wajah bahagia suami dan putranya lalu menyelipkan foto itu pada buku agenda yang bertuliskan rencana hidupnya. Dia sudah memutuskan akan kembali ke Indonesia besok pagi.
Mamanya marah-marah kerena dia tidak jadi pulang hari itu. Dia sudah beralasan kalau dia akan menghadiri after party di Universitas nya tapi mamanya malah berpikir dia akan melakukan hal yang "aneh-aneh", mungkin karena percakapan bodoh yang dia tanyakan pada mamanya saat di telpon waktu itu. Deka menenangkan mamanya dengan dalih bahwa dia bermimpi dan meyakinkannya kalau dia tidak akan melakukan hal "itu" sebelum nanti menikah, untung saja mamanya percaya (padahal sendirinya menikah karena investasi dulu).
Setelah memastikan semua bawaannya lengkap agar esok saat berangkat tidak ada yang tertinggal, Deka berjalan ke arah kasur dan mulai merebahkan dirinya. Deka kembali berdoa pada Tuhan untuk memberinya kekuatan untuk menghadapi kesempatannya kali ini, dia tidak akan menyia-nyiakannya. Raka harus bahagia. Harus. Dia akan merubah takdir mereka menjadi lebih baik.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.