8

10.3K 503 0
                                    

Deka's POV

Aku melangkahkan kakiku pelan menuju meja perkumpulan teman-temanku. Aku sebisa mungkin menahan tubuhku yang gemetar dan tanganku yang mulai berkeringat dingin. Menjaga gelagatku senatural mungkin.

Senyum yang ntah terlihat secanggung apa aku tunjukkan dengan percaya diri. Menyapa satu persatu teman-teman lamaku, Bita langsung membaur dengan gampangnya dan aku langsung mendudukan diriku setelah menyapa sebagian dari mereka.

Sebagian lagi ada di meja sebelah, itu tempat perkumpulan anak laki-laki yang bisa dibilang nakal. Mereka memisahkan diri karena beralasan pembahasan mereka berbeda. Disitulah Raka berada, merangkul sahabatnya Kehan tertawa lepas mendengar candaannya. Apa kepalanya tidak sakit tertawa hingga mendongak seperti itu? Dasar bocah itu.

Teman-teman yang penasaran dengan kabar ku langsung saja mengerumini aku, bertanya aku melanjutkan sekolah dimana karena aku menghilang setelah kelulusan sekolah. Prom night yang harusnya menjadi sejarah sekali seumur hidup tidak ku hadiri karena pada saat itu aku sibuk mengurus kepindahanku ke Scotland ditemani oleh Liam.

Sebisa mungkin aku menahan tanganku yang kembali gemetar sambil terus mengobrol dengan salah satu temanku, karena entah mengapa aku merasa ada sepasang mata yang menatapku dari meja sebelah. Ingin ku mencari tau, tapi aku takut berharap kalau yang menatapku itu Raka. Atau., aku terlalu takut dengan kenyataan bahwa itu hanya perasaanku saja.

Setelah obrolan dengan temanku selesai karena dia pamit untuk bergabung dengan teman yang lain, aku mulai memberanikan diri melirik meja sebelah dengan tampang se-tenang mungkin. Mencari tau apa benar perasaan ku yang merasa sedang di awasi itu karena Raka.

Benar.

Itu hanya perasaanku. Raka disana sedang menikmati makanannya sesekali menimpali obrolan teman-temannya. Aku memperhatikan semua itu dengan senang, Karena terlalu larut menikmati senyuman dan suaranya yang kembali bisa kudengar tanpa aku sadari Bita sudah duduk disampingku. Melihat kemana arah pandangku. Mungkin dia merasa sikapku selama di perjalanan semakin terlihat aneh ketika sudah berada disini.

"Kenapa kau memperhatikannya segitunya?"

Aku tersentak kaget karenanya

"S.. ssiapa?" Jawabku acuh tapi menghindari tatapannya

"Kehan, kenapa kau memperhatikan Kehan sebegitunya?"

Aku seketika menolehkan leher kepala mata dan ditambah kerutan di dahiku yang jelas menunjukkan betapa shock-nya aku pada seonggok manusia ini. Perlukah aku bersyukur karena tidak ketahuan atau justru meng-khawatirkannya.

"Apa kau menyukai Kehan?!" Tanyanya lagi dengan gestur terkejut sambil menutup mulutnya dengan tangan.

Astaga naga

"Pantas saja kau menghindar dari setiap cocologiku padamu dan Raka ternyata Kehan orangnya~" tambahnya sembari mengangguk-anggukkan kepalanya seakan bangga karena tebakannya benar.

What a confident.

"Hah~, Sebelum kau duduk disini duniaku aman" Aku beranjak dari kursi dan pergi meninggalkannya

"Hey! Mau kemana ?!"

"Toilet" Jawabku sambil melangkahkan kaki. Aku butuh ketenangan.

"Kau berhutang penjelasan padaku!" Teriaknya dengan gestur kedua tangan yang menutupi sisi bibirnya.

Terserahlah.

Sesampainya disana aku langsung memasuki salah satu bilik toilet dan melanjutkan aktifitas biologis.

Setelah semua selesai aku memutuskan berdiam beberapa menit di depan westafle sambil memandangi penampilanku. Aku malu mengatakan ini sendiri tapi malam ini aku cantik, aku cantik, aku cantik.

LealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang