16

4.6K 260 1
                                    

Deka sudah tenang, matanya yang sayu jadi semakin sayu karena sembab dan hidungnya memerah, terlihat lucu bagi Liam.

Kepalanya ia senderkan pada jendela, pandangannya jatuh memperhatikan segala benda dan gedung yang terlewat dari dalam mobil yang dibawa Liam. Deka akhirnya mengalah dan mau mendengar penjelasan Liam, tepatnya Deka bukan mengalah, dia hanya terlalu lelah untuk berontak dari gendongan Liam yang membopongnya masuk ke dalam mobil, sekarang mereka sedang dalam perjalanan untuk mencari makan malam dan tempat nyaman untuk ngobrol.

Liam sesekali melirik Deka, dia dengan waspada mencoba mengelus kepala Deka pelan selagi mengemudi. Deka tidak berontak, dia terlalu lelah karena habis menangis dan kelaparan saat ini. Liam tersenyum penuh arti melihat Deka tidak protes dengan perlakuannya.

Sebenarnya dia sangat ingin meraih tangan Deka untuk dia genggam, tapi Liam tidak mau ambil resiko.

Tiba-tiba Deka teringat sesuatu lalu seketika menegakkan tubuhnya, Liam yang masih tersenyum sendiri melihat telapak tangannya karena bekas mengelus kepala Deka pun sedikit terlonjak kaget.

"Mobilku, mobilku bagaimana?" Karena terkejut, adrenalinnya kembali naik walaupun lemas karena lapar. Liam yang mengerti keterkejutan Deka tersenyum simpul.

"Tenang princess, aku sudah memanggil mobil derek, mobilmu akan langsung diantar ke rumah" Jelasnya sambil mengulas senyum.

"Derek ? DIDEREK?!" Teriak Deka tak habis pikir dengan jawaban santai Liam.

Liam menutup telinga kirinya sekilas karena bentakkan Deka. "Kau ingin aku berbuat apa ? Kau kan disini bersamaku dan kunci mobilnya ada padamu jadi aku tidak bisa meminta bantu pak Sam untuk bawakan mobilmu" Jelasnya.

"Kau kan bisa memintanya padaku?!"

"Sedari tadi kau murung princess, aku tidak ingin merusak suasana hatimu" Sahut Liam lembut lalu mengelus rambut Deka lagi namun ditepis olehnya.

"Suasana hatiku rusak ? MOBILKU RUSAK SETAN!Barang-barang belanjaan dan koperku ada disana!" Bentak Deka lagi, Liam lagi-lagi kembali menutup telingan kirinya spontan.

Liam menepikan mobilnya untuk bisa berbicara baik-baik dengan Deka tanpa merusak indra pendengarannya. "Baiklah aku minta maaf, okay? Jangan teriak nanti tenggorokanmu sakit 'dan kupingku juga', apa kau mau mobilnya diantar ke restaurant saja agar kau bisa melihat barangmu aman ?"

Liam harus lembut, harus lembut. Demi kesempatan kedua, harus ngalah, bisa yok bisa.

"Aku tidak mau tau, lecet sedikit saja baby mercy ku, kau harus ganti dengan tipe terbaru dan YA antar saja ke restaurant" Cecar Deka kesal.

"Sure princess, bahkan jika sidik jari petugas itu menempel dimobilmu aku akan menggantikannya dengan yang baru"

'Cih'

"That's too much mister" Ucap sinis Deka kembali menyenderkan tubuhnya, Liam melihatnya tersenyum geli, dia tau pasti dalam hati Deka senang dapat mobil baru.

"Anything for my Hanah" Sahut Liam lalu kembali menjalankan mobil menuju restaurant favorite mereka dulu. Deka hanya memutar matanya malas.

"Btw, kenapa kau membawa koper ? You going somewhere ? Vacation ?" Tanya Liam

"Bukan urusanmu" Sahut Deka membuang pandangan ke arah jendela.

Skip

Mereka berdua sudah selesai dengan makan malam, Deka sudah lega karena moodnya sudah membaik karena perutnya sudah terisi.

"Now talk" Ucap Deka membuat Liam yang sedang mengarahkan sesendok pudding ke mulutnya terhenti, Liam melihat pudding itu dan Deka bergantian dengan posisi mulut yang masih menganga.

LealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang