17

4.4K 300 5
                                    

Perempuan itu terluka, kakinya keseleo dan dahinya memar membuat sisi manusiaku tersentil sehingga aku membantunya, membopongnya keluar dari sana dan mengantarnya ke rumah sakit diikuti oleh keenam temanku.

Karena rasa bersalah ku, akupun mulai memperlakukannya dengan baik. Mulai menganggap ada manusia lain di antara teman-temanku, sesekali merespon pertanyaanya, dan semuanya berjalan begitu saja.

Aku juga ada mengabarimu tentang kejadian halloween bukan ? Saat aku memberitahu ada satu temanku yang terluka, dia lah orang itu.

Jam berganti hari, hari berganti minggu, minggu berganti bulan hubungan pertemanan kami yang awalnya bertujuh menjadi delapan. Dia sesekali juga membantuku mengerjakan tugas kampus, membantu menyebar form-form yang harus diisi, kerangka persentasi, bahan-bahan kuliah hingga tanpa sadar aku mulai terbiasa.

Bukan berarti aku menyukai nya princess, No! Aku hanya terbiasa dengan hadirnya sama seperti kedua teman perempuan ku yang lain. Sekilas aku melihat dirimu ada pada dirinya. Kau ingat ? Kau begitu menempeliku juga dulu saat kita masih kecil, tak pantang menyerah walaupun kau tahu aku adalah abangmu saat itu. Begitulah aku melihatnya.

Jadi aku membuat kesalahan, kesalahan fatal yang membuatku langsung menyadari kebodohanku. Karena kerinduanku padamu membuatku memperlakukan Lucy seperti aku memperlakukanmu, turns out dia menyatakan perasaannya padaku.

Foto yang tersebar pada grup angkatan sekolahmu adalah hari dimana dia menyatakan perasaannya. Dia menggandeng tanganku dan akupun hanya diam membiarkannya, lalu malamnya dia menyatakan perasaannya padaku. Aku menolaknya, dia tidak terima karena merasa aku memberikannya peluang, kesempatan untuknya masuk ke dalam hatiku yang saat itu kosong karena merindukanmu.

Dia tidak mau mengerti dan aku pergi meninggalkan nya dari caffè tempat kami akan mengerjakan tugas kampus, sesampainya aku di apartemen disanalah aku melihat banyaknya missed call darimu dan Bita, aku membaca semua pesan text dari Bita yang memberitahu soal kabar yang ada di grup angkatannya.

Saat itu aku tersadar aku salah, aku salah sampai membuatku malu untuk menampakkan wajahku di depanmu, sekedar mengangkat telponmu aku malu Hanah. Aku malu, aku salah. Aku menangis menyesali segala perbuatanku, alcohol menjadi teman yang membuatku bertekat untuk memberanikan diri menemuimu.

Seminggu setelah kejadian itu aku memantapkan diri menyusulmu ke Scotland, aku tidak peduli dengan kuliahku yang ada di kepalaku hanya kamu. Tapi, bak drama picisan dia mendatangiku dan mengaku sedang hamil 2 bulan.

Aku terkejut mendengarnya, memang dia tidak mengaku anak itu adalah anakku atau menuduhku yang menghamilinya tapi dengan keadaanku dia mengancam akan memberitahumu dan Bita hal yang tidak-tidak jika aku tidak membantunya menyembunyikan kehamilannya dari dunia dan tentu saja membiayai kebutuhannya, karena dia tak ingin orang tuanya tau. Aku tertawa miris saat itu, menertawakan kebodohanku yang menghasilkan kebodohan yang lain.

Aku memutuskan membantunya, aku menyuruhnya tinggal di apartemen ku selagi aku pulang ke rumah untuk menemui Bita, meminta bantuannya untuk menghubungimu karena kau sudah memblokir nomorku. Aku membujuknya hampir seminggu, Tapi sama sepertimu dia pun tidak mau menemuiku. Orang tuanya bingung karena ini pertama kalinya kami berselisih, mereka bercerita kalau Bita sudah beberapa hari ini menangis di kamar.

Hatiku sakit mendengar nya. Bita yang mengetahui tentang ini saja menangis apalagi saat itu kamu, kamu yang sedang berada jauh dari rumah mendengar kabar ini tanpa mendengar penjelasan apapun dariku membuatku sedih. Hatiku hancur memikirkannya.

Karena merasa Bita membutuhkan waktu aku memutuskan kembali ke apartemen untuk menengok Lucy karena bagaimana pun dia sedang berada di tempat ku dan sedang mengandung.

LealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang