30

3.2K 160 2
                                    

Dalam perjalanan menuju bandara kedua pasangan yang tengah dimabuk asmara itu menyempatkan diri untuk ke gereja melaksanakan ibadah Natal di gereja terdekat. Selama prosesi ibadah keempatnya menyalurkan doa masing-masing untuk keberlangsungan hidup mereka, kedua orang tua mereka, dan hidup pasangan mereka kelak.

Dalam hati Deka berdoa untuk diberi kekuatan serta kesabaran untuknya menjalani kehidupan kedua ini, untuknya bisa memberikan kebahagian untuk Raka. Tidak lupa juga dia berdoa untuk anaknya Al, mendoakannya agar kelak kembali menjadi buah hati mereka, yang akan melengkapi kebahagiannya dan Raka. Dia memohon untuk segala yang terbaik untuknya dan Raka, kembali menjadi sebuah keluarga kecil yang bahagia, di Amin kan dengan serius olehnya.

Dia tidak tau apa isi doa Raka, namun dengan sungguh dia berharap ada nama nya disana.

Sesampainya di bandara siang itu mereka disibukkan dengan proses check-in yang sialnya ramai karena memang masuk libur panjang akhir tahun.

Selesai dengan urusan tiket, kini mereka sedang bersantai di lounge VIP menikmati hidangan dan fasilitasnya, karena pesawat yang akan mereka tumpangi sedang delay akibat cuaca buruk.

Padahal hari masih siang namun awan mendung membuatnya terlihat seperti malam.

Handphone Deka berdering, terpampang nama Liam disana. Raka melihatnya karena posisi duduk mereka bersebelahan dan hal itu membuatnya tidak nyaman, namun Deka tanpa pikir panjang menolak telpon tersebut.

Obrolan mereka berlanjut namun telpon itu berdering kembali dan berakhir Deka menolaknya lagi.

"Kenapa kamu masih dekat dengannya ?" Tanya Raka skeptis karena merasa aneh, mengapa Deka masih menyimpan nomor mantan kekasih yang sudah menyakitinya. Raka awalnya berpikir positif bahwa Deka sudah berbaikan dengannya dan menjalin hubungan baik, namun rasa penasarannya lebih besar dari pikiran positifnya. Apalagi melihat reaksi Deka yang selalu marah jika berhadapan dengan Liam, dia pikir Deka sudah tidak mau tau apapun lagi dari pria itu. Mengetahui hal itu membuat Raka lega karena dia tidak suka jika kekasihnya masih terikat dengan masa lalu nya.

Namun Satu hal yang Raka tidak tau adalah hubungan Deka dan Liam jauh lebih kental dari sekedar mantan pacar.

"Aku dan Liam han-" Ucapannya terpotong karena dering ketiga dari handphone nya yang sukses membuat Raka cemburu buta. Dia meraih handphone Deka, menolak panggilan itu dan mengaktifkan mode airplane.

"Sebentar lagi kita take off" Raka kesal dan mengantongi benda pipih itu di saku celananya, Deka yang menyadari Raka cemburu pun menggoda-goda nya usil, mencolek-colek pinggang dan pipinya. Hal itu sukses membuat bibir Raka berkedut menahan senyum.

"Nakal ya" Serunya setelah Deka berani meruntuhkan mode merajuknya. Iya, inilah Raka, pencemburu, kekanak-kanakan dan kadang juga manja. Mereka tengah asyik bercanda hingga Kehan menginterupsi kesenangan mereka yang baru saja kembali dari mengambil cemilan.

Prang!!

Deka, Raka dan Kehan langsung melihat ke asal suara, wajah terkejut mereka bertiga tidak bisa di tutupi. Disana Bita berdiri kaku dengan handphone yang masih menempel ditelinga.

Deka berdiri dari duduknya masih setia bertukar tatap dengan Bita seolah tatapan mereka berbicara, hingga sedetik kemudian..

"Noooo!!! Ayah!! Jangan! Jangan ambil ayahku! Kembalikan ayahku!!" Teriak Bita histeris sesampainya mereka di salah satu rumah sakit milik keluarganya. Kehan dengan sigap menahan amukan Bita yang meronta minta dilepaskan untuk bisa meraih jasad yang terbujur kaku di atas brangkar rumah sakit.

"Apa yang kalian lakukan, hah?! Tidak becus! Itu ayahku! Ayahku tidur! Bangunkan dia! Bangunkaaann!!" Teriaknya semakin jadi menyalahkan para Dokter yang berdiri tertunduk di dekat pintu.

LealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang