Bita berlari menyusuri lorong dengan Kehan. Keduanya sudah menerima pesan dari Liam tentang tindakan Hanah. Saat ia menanyakan alasannya, Liam tidak menjawab dan hanya mengatakan untuk datang.
Bita menekan ganggang pintu itu buru-buru, ia tidak menemukan siapapun di ruang tamu, ia pun langsung menuju kamar Deka. Di sana, Liam tengah terdiam menatap lurus Deka yang sudah tertidur, tidak memalingkan sedikitpun pandangannya dari Deka saat Bita datang.
"Apa yang terjadi?" Tanya Bita dengan nafas yang belum beraturan. Saat menerima kabar ini, ia baru saja turun dari mobil Kehan setelah makan malam bersama. Menerima kabar buruk setelah menenangkan diri sungguh sesuatu yang tidak nyaman.
"Sit down first."
"I don't want to sit down, just talk!" Bita sudah akan gila rasanya mengetahui Deka berencana bunuh diri dua kali dalam waktu yang berdekatan. Apa yang terjadi?
"Aku pikir, Hanah mendengar apa yang kalian bahas malam itu dan malam ini dia mendapat pesan dari instagram yang berisi foto ini. Mungkin itu membuat praduganya semakin kuat dan perasaanya semakin hancur." Liam memberikan ponsel Deka pada Bita. Kehan yang melihat foto itu terkejut tak percaya, ini adalah pakaian yang Raka kenakan saat mereka bersama malam ini, apa itu artinya sebelum mereka bertemu Raka lebih dulu menghampiri Mona? Apakah ini alasannya terlambat datang? Kehan terdiam seribu bahasa.
Sedangkan Bita, ia mulai kehabisan kadar warasnya. Ia membanting ponsel itu ke lantai hingga membuat Deka sedikit terperanjat dalam tidurnya. Liam langsung panik dan mengusap kepala Deka lembut. Walaupun Deka sudah diberikan obat penenang, tapi tetap saja suara sebesar itu dapat membuat alam bawah sadarnya terganggu.
"Apa-apaan kau, Bitana!" Desis Liam pelan.
"Aku muak, aku benci. Pertama kau! Sekarang Raka! Kapan Hanahku akan tenang?! Jika bukan karena kau! Jika bukan karena kau dia tidak akan bertemu dengan bajingan yang lain!!" Tatapan Liam berubah nanar. Bita benar, ini semua karena dirinya. Liam menunduk, menatap wajah Deka yang terpejam damai. Bibirnya sedikit kering dan lingkaran hitam di bawah matanya cukup pekat. Apa yang harus ku lakukan untuk menebus semuanya, Hanah? Batinnya sendu.
"Babe, I think we should talk outside, supaya Hanah istirahat dulu." Ucap Kehan menenangkan. Bita masih bergeming, menatap Liam tajam hingga akhirnya ia melangkah keluar dari kamar itu.
"Aku tidak harus memanggilmu apa mengingat bagaimana kau memperingatiku terakhir kali, so let's go outside dan bicarakan semuanya." Ucap Kehan pada Liam yang masih setiap menatap Deka. Tanpa menunggu jawaban dari Liam, Kehan pun beranjak lebih dulu menyusul Bita.
Di sana, Liam mendekatkan wajahnya ke telinga Deka, membisikkannya sesuatu.
"Aku tidak tau harus sebanyak apa aku meminta maaf padamu. Dan aku akan tetap meminta pengampunanmu, seumur hidupku bila perlu. Tapi aku tidak akan pernah minta maaf pada apa yang akan aku lakukan pada kekasih bajinganmu itu besok. They'll pay for it, Hanah. Their whole family will." Setelah membisikkan itu, Liam menyusul Bita dan Kehan yang sedang menunggu kehadirannya di ruang tamu.
"Apa yang akan kau tawarkan? Aku tidak punya waktu untuk mendengar penyesalanmu yang lain." Ucap Bita datar pada sang kakak. Liam pun mendudukkan dirinya di sofa single, menghadap adiknya. Liam menatap Kehan dan Bita bergilir. Kehan menyadari situasinya, ia pun pamit dengan alasan membeli makanan ke cafeteria RS.
"Aku akan memberitahu ayah Andres, bunda Olin dan kak Seze besok pagi." Ucap Liam sesaat setelah Kehan menutup pintu. Bita mengerenyit tidak suka. Itu bukan jalan keluar, apalagi mereka sudah bersumpah apapun masalah yang mereka timbulkan, merekalah yang akan menyelesaikannya tanpa sepengetahuan orang-orang tua mereka.
"Aku akan melamar Hanah di hapadan mereka besok pagi, melaksanakan warisan yang Ayahku berikan." Potong Liam sesaat setelah Bita hendak memprotes tindakannya.
"Apa yang membuatmu berpikir aku akan merestuimu dengan Hanah? Setelah apa yang kau lakukan padanya?! Raka didn't deserve Hanah, neither do you." Ucapnya ketus, membuat Liam terdiam sebentar.
"Bagaimana jika aku mengatakan, aku juga sama seperti Hanah dan sedang berusaha mendapatkan kesempatan kedua, menebus segalanya." Bita menatapnya bingung.
"Aku tau, Hanah kembali dari masa depan, karena aku pun begitu." Bita membelalak. Apa lagi ini?!
"Kau pasti sudah mendengar segalanya dari point of view Hanah. Maka dengarkan pov ku sekarang.
Di masa depan, Raka kecelakaan dan lumpuh total. Aku yang akan menjadi psikolog-nya karena para anggota keluarga meminta agar berita tentang Raka tidak lagi tercium oleh media, itu atas permintaan Raka juga. Saat dia menjalin terapi, aku mengasutnya untuk bunuh diri alih-alih membantunya sembuh. Dan berhasil, dengan sedikit bantuan dari LSD yang aku campurkan dari dosis obatnya. Bahkan aku yang membayar orang untuk menabrak Raka hingga ia cacat.
Pasti kau menganggapku kejam. Tapi semua itu aku melakukannya karena aku melihatnya beberapa kali keluar masuk hotel milik salah satu temanku, Aurel. Awalnya aku tidak curiga sedikitpun, karena biasanya saat tim mereka tour untuk bertanding mereka yang ingin istirahat dengan nyaman akan memilih hotel untuk tidur. Namun semua terlalu berpola, sangat rapi hingga membuatku curiga. Aku meminta bantuan Aurel dengan daftar pengunjungnya, dari sana aku mulai menyuruh orang membuntutinya dan mendapat kesimpulannya. Wanita itu hamil. Wanita yang kau lihat di layar itu di masa depan akan mengandung anak Raka.
Aku tidak ingin Hanah mengetahui kenyataan ini dan membuatnya semakin hancur, jadi aku memilih menjalankan peranku sendirian.
Aku tidak sempat membalas sakit hatiku pada wanita itu di masa depan dan pasti akan kulakukan di kehidupan yang sekarang. Mereka tidak akan bisa hidup nyaman di kehidupan mana pun selama ada aku di sana dan aku akan membuat jiwa mereka tidak akan pernah berenkarnasi sama sekali. Ini yang bisa ku tawarkan padamu, jika masih ada yang kurang menurutmu maka aku akan mendengarkan." Bita semakin terisak di seberang sana. Apa ini?! Apa ini!! Kenapa rasa sesaknya tidak bisa hilang sekeras apapun ia menggosok dadanya.
"So, Bitana. Aku mendapatkan kesempatan keduaku kali ini. Aku akan menebusnya bahkan sampai ke neraka sekalipun. Jadi, bantu aku." Bita mengusap air matanya kasar, sejenak ia ingin mengamuk dan menghancurkan semuanya. Dunia ini terlalu kejam untuk Hanah.
Lelaki menjijikan! Batinnya.
"What you want me to do?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Leal
RomanceMalam yang sunyi itu menjadi saksi pertengkaran antara Deka dan Raka sekaligus menjadi saksi perpisahan mereka. Sebuah kisah dimana salah satu dari mereka berdoa pada sang malam untuk dapat mengulang takdir, agar semua yang harusnya menjadi masa dep...