Chapter 52 END

8.2K 424 46
                                    

Pricilla tertegun melihat sekelilingnya sudah ada pepohonan. Benar saja, tadi Alexia menggunakan ilusinya. Lalu dia melihat intinya yang tergeletak di tanah. Inti yang indah seperti kelereng safir.

Dia mengambilnya, dan kekuatannya perlahan mengalir merasuki tubuhnya. Lalu dia berlutut di depan tubuh Zephan yang sekarang, untunglah denyut nadinya masih ada. Pricilla menggenggam erat inti itu lalu menautkan jarinya, perlahan tubuhnya berubah, telinganya berubah menjadi runcing. Rambut putihnya panjang menjuntai dan mata birunya bersinar. Dia menutup mata lalu merapalkan beberapa mantra.

Awan mendung hilang digantikan dengan sinar matahari yang begitu terang. Sinar itu tertuju pada tubuh Zephan yang bergelimang darah. Tubuhnya yang terkoyak kini mulai kembali ke semula, luka-lukanya tertutupi. Tapi nafasnya masih belum stabil, Pricilla mencoba untuk menyalurkan semua kekuatannya, ini lebih sulit karena inti itu tak berada di dalam tubuhnya hingga dia tak dapat mengontrol kekuatan itu dengan sempurna.

'Tolong bantu ibu menyelamatkan ayahmu, sayang...' Pricilla mencoba meminta bantuan dari bayi yang ada di perutnya.

Seketika tubuhnya menjadi lebih nyaman dan ringan. Kekuatan dalam kelereng itu diserap masuk ke dalam tubuhnya. Pricilla dapat memaksimalkan kekuatannya menyembuhkan Zephan. Saat dia selesai dengan penyembuhannya, jantungnya berdetak kencang, dia takut membuka mata dan melihat lelaki itu yang tidak sadar.

"Pricilla" matanya langsung terbuka lebar dan melihat Zephan sudah duduk di depannya dengan senyuman tipis.

"Zephan!" Pricilla memeluknya erat, Zephan hanya tersenyum dan mengusap kepala istrinya itu.

"Terima kasih, sudah menyelamatkan ku~" ucap Zephan lembut.

"Ini semua berkat si kecil kita kau tau? Dia membantu ku~" Pricilla tersenyum manis dan mengusap perutnya.

"Wah, terima kasih pelita kecil ku~ kau benar-benar hebat bisa menyelamatkan orang tuamu bahkan sebelum kelahiran mu~" Zephan mencium perut Pricilla dengan penuh kasih sayang dan rasa syukur.

Pricilla juga bersyukur, kali ini dia dapat menyelamatkan Zephan nya. Suaminya, yang dulu tak bisa dia selamatkan karena ulah Alexia. Dia juga merasa ini tak sepenuhnya salah dia, karena hal baik dia dapatkan dari sini adalah dia terlahir sebagai manusia dan bisa mengandung setelah menunggu lama di kehidupan yang lalu.

"Ah~ bagaimana dengan si brengsek itu?" Zephan menyingung Alexia. Pricilla mulai kembali ke wujud manusianya.

"Dia sudah menghilang. Aku yang melakukannya dengan tanganku, kurasa itu sudah cukup untuk membalas perbuatannya" Pricilla memperlihatkan intinya yang berubah menjadi bening dengan satu titik putih di dalamnya.

"Apa ini inti mu?"

"Ya, tapi aku sudah menyerap semuanya. Jadi ini seperti bola kristal biasa. Kita bisa menyimpannya sebagai hiasan, mungkin~" Pricilla tersenyum saat merasakan sesuatu di dalam kelereng itu lalu menyimpan di sakunya.

"Sayang sekali, padahal aku ingin membunuh rubah itu dengan tanganku sendiri. Tapi tak apa, peri ku sudah melakukan semuanya dengan hebat~" Zephan mengacak rambut putih Pricilla membuatnya terkekeh geli.

Mereka lalu kembali berjalan pulang menyusuri hutan. Zephan menemukan kudanya yang masih ada di tempat yang sama. Mereka lalu berkuda di bawah terik matahari, ternyata mereka sudah menghabiskan waktu sehari di hutan peri. Kini saatnya kembali kekaisaran dengan cepat untuk meredakan keresahan rakyat.

_________________________

Saat mereka berhasil masuk gerbang, semua orang memandangi mereka yang berada di atas kuda. Tapi orang-orang tidak tau siapa mereka karena ditutupi jubah. Kuda itu mulai melangkah perlahan karena memasuki perkotaan namun mata Pricilla melebar saat mendengar suatu berita diantara orang-orang. Dia meminta Zephan menghentikan kudanya dan berhenti di satu tempat. Pricilla turun, lalu bertanya pada seorang pedagang.

Male Lead Itu MilikkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang