Nunew membalik tiap halaman photobook berisi gambar seni tatto, cukup bosan berada di sini lebih dari satu jam di tukang tatto menemani Net yang ingin menambah tatto di tubuhnya. Tidak mereka sedang tidak bolos tentu saja, tapi dosen pengajar yang harusnya mengisi jam kedua dan ketiga mendadak membatalkan kelas. Karena bingung mau kemana tapi juga malas untuk pulang, Net mengajak Nunew, Boss, dan Noeul ke sana.
Dari pada harus seharian tidur di rumah, Nunew setuju untuk ikut, alasan Boss ikut tentu karena Noeul, lalu bocah yang tengah berisik merengek pada Boss agar di izinkan membuat sebuah tatto itu ikut tentu karena kesepian, mungkin itulah problem anak-anak orang kaya seperti Noeul, anak tunggal namun kurang kasih sayang, menurut orang tua mereka, uang saja cukup mampu membeli kebahagiaan anak-anak mereka namun nyatanya Noeul dan Net yang terlahir dengan sendok emas di mulutnya tidak merasa begitu. Mereka punya segalanya, harta, fasilitas, kebebasan, tapi tidak dengan kasih sayang. Berbeda dengan Nunew dan Boss yang hanya anak dari orang tua berpenghasilan standar, mereka hidup serba pas saja sudah bersyukur.
Lalu bagaimana ceritanya mereka bisa berteman? Tentu semua berawal dari club musik di universitas, selain Nunew dan Noeul yang memang berteman lama, Boss sendiri adalah ketua club musik yang baru ketika mereka menjadi mahasiswa baru, dan Net salah satu anggota cukup berbakat dalam permainan drum. Merasa ada kecocokan dalam bermusik akhirnya mereka membentuk band sendiri, meski begitu, pentagon tetap berada dalam naungan club musik universitas.
"Babe ayolah satu saja, aku ingin memiliki tatto juga itu terlihat keren," sekali lagi Noeul merengek, menggelayut pada lengan Boss yang menatapnya kesal.
"Baiklah, boleh, satu saja cukup"
Noeul tersenyum hingga gigi kelinci pria itu terlihat, menoleh pada Nunew yang duduk tepat di sisi kirinya. "Nunew, ayo buat! Biar aku yang bayar!" Ucapnya semangat, jika sudah menginginkan sesuatu, begitulah Noeul, ia akan menjadi orang pertama yang menawarkan diri untuk membayar.
"Entahlah aku tidak yakin, kurasa ibu akan memarahiku jika tau."
"Well, as always, anak ibu." Net menimpali dengan santai.
"Memang kalau bukan anak ibu, kau anak siapa Net? Anak tukang kebunmu?" Ucapan Nunew mendapat kekehan dari Boss dan Noeul sebagai respon. Nunew memang pandai membalikkan ejekan orang lain seolah ia tidak terpengaruh sama sekali olehnya.
"Sudah sudah, paman, setelah Net, tolong tatto aku ya, humm di mana aku akan meletakan tattonya"
"Paman, tatto kekasihku dengan gambar tahi lalat, satu saja tidak usah banyak banyak."
Kali ini giliran Net, Nunew dan Boss yang tertawa, Boss benar-benar mengerjai kekasihnya sendiri hingga mendapat glare yang menurut Noeul sendiri itu menyeramkan, tapi di mata yang lain itu tetap terlihat naif dan bodoh.
"Hahahahaha"
"Kau menyebalkan!"
"Aku salah apa? Kau bilang mau tatto, aku sudah mengizinkan kau malah marah-marah"
Kekesalan Noeul semakin memuncak, ingatkan, setelah ini Noeul akan membuat perhitungan pada Boss ketika sampai di rumah.
"Nunew, yakin tidak ingin?" Net telah selesai dengan sebuah tatto tulisan di sepanjang tulang rusuk, namun Nunew masih belum bisa membacanya dengan jelas akibat gaya tulisan yang cukup rumit namun terlihat indah. Ia berpikir sejenak, terlihat keren, tapi di mana ia bisa membuat tatto yang tidak akan bisa di lihat oleh sang ibu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend With Benefit [END ✓]
FanfictionNunew si anak kota yang ikut sang ibu berkunjung ke desa tempat neneknya tinggal untuk liburan semester, sama sekali tidak bisa ber-adaptasi dengan lingkungan. Dalam rundung ke jenuhan ia bertemu dengan seorang laki-laki dengan binar di matanya. "La...