Cuaca didominasi oleh awan gelap sejak pagi, menciptakan gelap semurung mendung di ibu kota, sangat berbanding terbalik dengan hiasan-hiasan berwarna merah dan merah muda di setiap toko dan tempat-tempat tertentu untuk memperingati hari yang semua orang sebut hari kasih sayang. Aroma coklat dan kue manis terus menyapa indra pemciuman Nunew sejak dirinya turun dari halte menuju gedung kampus, para gadis maupun pria saling berbisik sambil berjalan, tapi entah apa itu bisa dikatakan berbisik atau tidak karena menurut Nunew mereka cukup berisik sepanjang jalan.
Hal yang wajar memang karena hari valentine ada setiap tahun, namun selain karena Nunew yang membawa pulang banyak coklat dari para penggemar pentagon, Nunew sama sekali tidak merasa ada yang spesial di hari itu sama sekali. Dulu ada, karena Milk selalu memberikan hal-hal manis namun saat gadis itu tak lagi bersamanya, semua rasa manis itu tidak pernah ada lagi yang spesial.
"Permisi, kakak Nunew"
Seorang gadis dengan malu-malu menghadang perjalanan Nunew menuju ke dalam gedung, ia tau apa maksud dari gadis di hadapannya, sudah sangat jelas bukan? Gadis itu menyodorkan paperbag merah muda yang Nunew tebak berisi coklat.
"Aku Ploy, mungkin kau tidak mengenalku, aku salah satu penggemar pentagon, kita juga satu jurusan..eum..ini untukmu." Wajah gadis itu hampir serupa dengan warna paperbag yang dibawanya.
"Hai Ploy, kuterima ya? Terima kasih coklatnya."
Ploy terkejut sambil menatap lawan bicaranya yang lebih dulu tersenyum, "k-kakak tau aku memberikan coklat?"
"Memang coklat kan? Ini hari yang identik dengan coklat?" Dahi Nunew tertaut bingung.
"Ah..kau benar..b-baiklah, terima kasih sudah menerima hadiahku."
"Sama-sama."
Setelah gadis bernama Ploy itu pergi dengan senyum malu-malu, Nunew kembali mengambil langkah menuju kantin untuk sarapan, pagi ini ia belum sarapan karena sang ibu harus berangkat lebih dulu. Langkahnya ia ayun dengan santai, menikmati semilir angin mendung yang menerbangkan anak rambut Nunew, beberapa kali ia bertemu dengan penggemar pentagon lain dan memberikan bingkisan hingga tangannya hampir penuh dengan paperbag. Kemana yang lain? Semua yang Nunew bawa bukan sepenuhnya milik pria itu, ada juga yang menitipkan coklat untuk Net, Boss, bahkan Noeul.
Ketika langkahnya sampai di area kantin, sepertinya keputusan Nunew untuk sarapan dengan tenang pagi ini sirna karena ternyata meja-meja kantin hampir penuh oleh orang-orang yang mempersiapkan bingkisan secara bergerombol. Oh ya Tuhan! Nunew tidak suka keramaian seperti ini, padahal hari masih terlalu pagi, Nunew memang sengaja berangkat lebih dulu karena biasanya kantin masih sepi hingga pukul delapan, tapi Nunew lupa memperhitungkan hari valentine.
Manik kembar Nunew sibuk menindai tempat untuk ia duduki, Nunew tidak bisa mundur, ia tidak mungkin mengikuti kelas dengan perut kosong, mana bisa Nunew berkonsentrasi nantinya. Sudut kiri, kanan, matanya meneliti tempat hingga manik kembarnya menangkap dua sosok yang tengah duduk disalah satu meja. Noeul dan James? Sejak kapan mereka akrab? Dahi Nunew bertaut, agak asing dengan pemandangan itu.
Sejujurnya Nunew masih malas bertemu James, tapi ia tidak punya pilihan, toh ada Noeul juga di sana jadi ia putuskan bergabung.
"Hai Nunew."
Noeul menyapa lebih dulu, James sempat menoleh beberapa detik, sebelum atensinya kembali pada Noeul, sepertinya mereka tengah berbincang sesuatu namun tepotong karena kehadiran Nunew.
"Hai, aku hanya mau sarapan, silahkan lanjutkan obrolan kalian aku tidak akan mengganggu." Nunew menyodorkan dua paperbag pada Noeul, "dan ini milikmu, ada fans yang menitipkan padaku, ada juga untuk Boss, tolong berikan ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend With Benefit [END ✓]
FanfictionNunew si anak kota yang ikut sang ibu berkunjung ke desa tempat neneknya tinggal untuk liburan semester, sama sekali tidak bisa ber-adaptasi dengan lingkungan. Dalam rundung ke jenuhan ia bertemu dengan seorang laki-laki dengan binar di matanya. "La...