Langit di luar bandara semakin terik hingga Nunew harus menghalangi kepalanya menggunakan tudung hoodie. Hampir sepuluh menit ia berdiri mencari taxi namun sepertinya ini jam sibuk hingga belum menemukan satu taxi pun yang kosong, tak jauh dari arahnya berdiri sebenarnya Nunew dapat melihat mobil milik Noeul tapi entah kemana pemilik mobil porsche itu. Nunew tidak mau menunggu, karena jika ia lebih lama di sana Zee pasti akan menemukan keberadaannya, Nunew masih merasa malu dan tidak habis pikir dengan reflek yang ia lakukan pada Zee.
Tangan Nunew kembali terulur untuk memberi kode pada salah satu taxi yang lewat namun lagi-lagi keberadaannya hanya dilewati. Sial! Sampai kapan harus menunggu seperti ini? Pikir Nunew sebelum atensinya menemukan Noeul yang setengah berlari kearahnya diikuti oleh Boss.
"Hey! Chawarin! Kemari kau aku akan membuat perhitungan denganmu!"
Segera setelah Noeul dapat menjangkau tubuh Nunew, pemuda itu memukul-mukul secara acak, "brengsek! Kenapa kau tidak memanggilku sebelum Milk naik pesawat!" Noeul mendorong tubuh Nunew cukup keras hingga tubuhnya terdorong kebelakang.
Nunew sama sekali tidak membalas, ia pasrah saja pada perlakuan Noeul karena ia merasa bersalah, meski bagaimanapun Noeul juga berteman baik dengan Milk. "Maaf, aku lupa," hanya itu yang dapat Nunew katakan saat ini. Jujur saja moodnya masih belum membaik karena kehilangan Milk.
"Tidak apa, aku sudah bertekad akan menyusul Milk, hari ini juga tidak ada kelas kan?"
"Hah? Menyusul kemana?"
"Inggris tentu saja"
"Kau pikir perjalanan ke inggris seperti perjalanan antar provinsi?"
"Aku memiliki jet pribadi, tidak akan lama untuk menyusul."
Nunew menghela nafas, tidak habis pikir dengan kelakuan Noeul, ya memang ia tau serandom apa pemuda itu tapi terkadang kelakuan Noeul membuat Nunew harus repot-repot menjelaskan.
"Noeul Nuttarat, dengar baik-baik, jika kau ke sana menggunakan jet, sedangkan Milk naik pesawat ekonomi, kau akan sampai duluan, lalu apa yang akan kau lakukan di sana? Menunggu seperti orang dungu? Kau tidak punya banyak waktu karena besok kita memiliki kelas penting, ingat? Berhenti jadi orang bodoh!"
Noeul mengerucutkan bibir sambil berpikir, ada benarnya juga ucapan Nunew, mereka tidak bisa bolos kelas besok karena ada kelas penting yang akan menentukan nilai kelulusan mereka. Tapi Noeul masih tidak terima kenapa Milk harus pergi sebelum berpamitan padahal gadis itu menyuruhnya kebandara, ia juga teman Milk, bahkan Noeul lebih dulu mengenal Milk dibanding Nunew, tapi Noeul merasa hanya Nunew yang penting bagi gadis itu.
Nunew yang melihat perubahan mimik wajah Noeul langsung peka, ia juga merasa ini tidak benar tapi kondisi tadi benar-benar membuatnya lupa jika ada Noeul bersama mereka. "Maaf ya?" Ucapnya dengan suara lembut, "Milk tidak sengaja, dan aku juga tadi langsung pergi karena kesal, aku lupa ada kau dan Boss di sini."
"T-tidak masalah, mungkin Milk buru-buru, aku mengerti." Noeul memaksakan senyum kecil karena tidak mau jika Nunew merasa bersalah meski hatinya kecewa, itu bukan kesalahannya, tidak ada yang salah satu pun dalam hal ini jadi tak perlu ada yang minta maaf, ia hanya sedikit kecewa, itu perasaan yang wajar bukan?
Dari jarak beberapa kaki tempat Nunew dan Noeul berdiri, ternyata ada Boss dan Zee yang sudah sejak tadi hanya bersidekap menyaksikan pertengkaran kecil antara dua sahabat itu dalam diam. Terkadang mereka ikut tersenyum karena tingkah bodoh Noeul atau saat Nunew yang kehilangan kesabaran menjelaskan panjang lebar duduk perkaranya.
![](https://img.wattpad.com/cover/331385584-288-k536969.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend With Benefit [END ✓]
FanficNunew si anak kota yang ikut sang ibu berkunjung ke desa tempat neneknya tinggal untuk liburan semester, sama sekali tidak bisa ber-adaptasi dengan lingkungan. Dalam rundung ke jenuhan ia bertemu dengan seorang laki-laki dengan binar di matanya. "La...