***
Musim dingin di luar negri, ini adalah perjalanan pertamanya, tapi entah Nunew harus berterima kasih atau justru memaki atasannya itu karena secara mendadak meminta Nunew bersiap untuk perjalanan bisnis. Nunew bahkan harus membatalkan sesi konsultasi ketiganya dengan dokter Plan. Dan lebih anehnya lagi, pertemuan tak terduga terjadi. Net dan James berada di penerbangan yang sama dengan Nunew dan Noeul. Bukan hanya itu, mereka melakukan reservasi di hotel yang juga sama dan negara yang sama, Jerman. Takdir macam apa ini, Nunew bahkan bisa melihat tatapan Net padanya masih menyimpan kemarahan, tapi pria itu tetap banyak bicara seperti dulu.
"Apa? Dua minggu? Bukankah hanya butuh waktu satu minggu menyelesaikan ini semua?" Nunew kembali mengecek jadwal Noeul melalui notebook, tidak ada yang salah dengan jadwalnya. "Bulu babi, jangan seenaknya, ayahmu akan marah jika kita memanfaatkan perjalanan bisnis untuk liburan pribadi."
Bukannya marah, Noeul justru bersandar dengan santai pada sofa pesawat kelas bisnis sambil sesekali menyesap wine yang ia pesan. "Ayah sudah tau, dan mengizinkan." Ucapnya santai, atensinya melirik pada kursi sebelah dengan senyum kecil. "Ayah dan aku setuju jika selama ini kau tidak banyak mengambil libur. Yah lagi pula musim dingin di Jerman cukup bagus Nu. Aku berharap Boss juga ikut bersama kita."
Sejak awal semua ini terasa aneh bagi Nunew, sekarang ditambah pak tua yang terkenal sebagai workaholic seperti ayah Noeul setuju memberi Nunew waktu libur. Tapi kepalanya terasa penuh, semua hal pekerjaan ia pikirkan, sepertinya memang benar Noeul butuh liburan. Apa salahnya jika ia juga menikmati sedikit waktu, itu bukan sebuah dosa, Nunew hanya menyesali satu hal, jika ia tau akan berlibur juga harusnya Nunew mengajak Wasita ikut bersama.
Hamparan langit gelap masih menjadi latar pemandangan di luar jendela pesawat. Semua orang telah tertidur, bahkan semua lampu telah berganti menjadi lebih redup, namun Nunew masih terjaga. Hatinya diam-diam gugup setelah mengingat ucapan James dua minggu lalu ketika mereka bertemu untuk pertama kali setelah sekian lama.
Dia juga di Jerman, lalu ia akan ke negara itu. Akankah mereka bertemu? Tapi Jerman itu luas, Nunew juga tidak tau dia tinggal dimana bukan? Namun bolehkah, hati kecilnya berharap akan ada sebuah pertemuan? Tapi hanya diam-diam. Seperti melihatnya secara tidak langsung dari jarak jauh. Nunew tidak ingin muncul, Nunew cukup tau diri, ia adalah orang yang membuat luka terlampau dalam.
***
"Nunew aku ingin strawberry segar! Tolong belikan satu kotaakk, moodku sedang jelek karena mengalami jetlag aaarrghh!"
Nunew berdecak kesal, mereka bahkan belum sampai hotel tapi Noeul terus merengek seperti bayi sejak turun dari pesawat. Ditambah lagi, apa-apaan semua ini? Net dan James ikut bersama mobil mereka. Bersyukur Net memiliki SIM internasional, jika tidak, siapa yang akan menyetir? Mobil itu hanya cukup untuk empat orang ngomong-ngomong. "Noeul bisakah kau diam sebentar? Aku juga jetlag sialan!" Nunew memijat pelipisnya sendiri. "Kalian juga, kenapa tidak menyewa mobil sendiri?"
James lebih dulu menoleh dari kursi depan, "waktunya akan lebih efisien, Nunew. Kami ada pertemuan satu jam lagi, dan mobil yang aku sewa mengalami pecah ban."
"Kau tidak suka dekat dengan kami lagi?" Net melirik dari kaca spion.
Sial, matanya seperti akan melubangi kepala Nunew padahal pria itu hanya melirik dari spion depan. "T-tidak bukan seperti itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend With Benefit [END ✓]
FanficNunew si anak kota yang ikut sang ibu berkunjung ke desa tempat neneknya tinggal untuk liburan semester, sama sekali tidak bisa ber-adaptasi dengan lingkungan. Dalam rundung ke jenuhan ia bertemu dengan seorang laki-laki dengan binar di matanya. "La...