26. i'll go, goodbye dear

613 106 21
                                    





Dua pasang manik kembar mereka berada dalam satu garis lurus, tidak ada yang mencoba memutus terlebih dahulu.  Zee masih memikirkan respon yang dibuat pemuda itu, sedangkan Nunew sendiri menantang seolah ingin berkata, cium aku jika berani.

"Aku tidak main-main Nunew.." binar mata Zee menatap tepat ke dalam mata Nunew untuk mencari jawaban, Zee bahkan bisa melihat pantulan dirinya sendiri di sana.

Merasa tidak pendapat respon apapun, Zee langsung menyimpulkan jika Nunew memilih pilihan kedua, Zee meneguk kasar ludahnya sendiri sebelum perlahan mendekatkan kepala pada pemuda yang masih saja diam.

Waktu terasa begitu lama dalam dunia mereka, namun baik Zee dan Nunew sama-sama menikmati detik-detik mendebarkan seolah ini adalah penentuan dalam hubungan keduanya.

Zee memiringkan wajah perlahan, sedangkan Nunew telah menutup mata sepenuhnya ketika tiba-tiba saja eksistensi Noeul muncul dengan suara nyaring, membuat Nunew mau tidak mau menoleh karena terkejut.

"Nu! Hei ternyata kau di sini! Aku berkeliling mencarimu," ucap Noeul dengan tersenyum, menatap kedua orang di hadapannya secara bergantian. "Hei ada Zee juga, kukira kau menolak ajakanku tadi siang."

Mereka diam dan terjebak dalam suasana canggung yang sangat terlihat oleh mata Noeul, tapi pemuda itu tidak tau ada apa di antara mereka, "kalian..kenapa? Apa aku datang diwaktu yang salah?"

Zee tersenyum menanggapi, sedangkan Nunew menghela nafas dengan begitu kasar, "aku tidak heran, hidupku memang selalu terganggu olehmu."

"Nu kau jahat! Kenapa bicara begitu, ini pestaku!" Bibir Noeul mencebik, ia sudah biasa dengan pedas mulut Nunew jadi ia tau pria itu tidak sungguhan, "sudahlah, ayo ikut aku, kau ditunggu oleh Net dan Boss." Sambungnya, mencengkram pergelangan tangan Nunew dan mencoba membawa pergi pemuda itu dari hadapan Zee.

Namun sebelum Noeul berhasil menyeretnya, Nunew mendekat ke arah telinga Zee yang sejak tadi hanya diam, "jika kau mau menggodaku, lakukan dengan benar, atau kau akan kehilangan kesempatanmu."

Tatapan mereka kembali bertemu sesaat sebelum Nunew benar-benar diseret oleh Noeul, Zee dapat melihat dengan jelas meski pencahayaan dalam ruangan itu redup dan didominasi oleh cahaya lampu berwarna ungu dan biru, Nunew tersenyum untuk kembali menantangnya.

Semangat dan gejolak dalam diri Zee tiba-tiba menyeruak, sudut bibirnya melengkungkan senyum lega, benarkah ia memiliki kesempatan? Atau Nunew sedang mempermainkannya lagi?



***



Pesta kecil selesai dan waktu telah berganti hari, namun pagi-pagi sekali Noeul mendapat telpon dari Milk, gadis itu meminta Noeul bergegas kebandara. Bahkan Noeul belum sepenuhnya lepas dari hangovery, rasanya seperti antara sadar dan tidak, untuk mengemudi saja Noeul harus meminta Boss menggantikannya.

Ketika sampai pun ia seperti anak linglung dengan mata sembab kurang tidur, mencerna sedikit demi sedikit keadaan dari bangku pengunjung yang ia duduki bersama Boss. Benaknya penuh pertanyaan, kemana Milk akan pergi? Lalu kenapa Milk harus pergi, itu berarti Nunew akan ditinggal lagi? Bukankah mereka telah resmi berpacaran? Terlalu banyak kenapa dalam pikiran Noeul hingga ia tidak menyadari tangan terulur Milk untuk menyodorkan satu cup kopi panas.

"Eul.." Boss menyentuh pundak Noeul dengan lembut hingga sang empu menoleh dan menyadari tangan terulur Milk.

"Terima kasih Milk."

Gadis itu tersenyum lantas memilih duduk di bangku kosong sebelah Noeul, "maaf ya, aku memberitahumu terlalu mendadak," Ucapnya diselingi oleh senyum.

Noeul dapat melihat jelas pada wajah Milk, mata gadis itu sembab seperti habis menangis semalaman. "Aku tidak masalah dengan itu, aku hanya ingin tau, kau mau kemana? Kenapa pergi lagi?"

Friend With Benefit [END ✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang