Hari ini langit kembali mendung, begitu kelabu hingga rasanya kapan saja ia dapat memuntahkan semua isi awan gelap menjadi sebuah badai. Membuat kekhawatiran Nunew membuncah karena hari ini ia ada janji makan malam bersama Milk, Nunew takut gadis itu akan kehujanan saat perjalanannya ke kampus.
Setelah menimbang beberapa saat akhirnya Nunew memutuskan untuk mengirimi Milk pesan agar tidak usah datang, mereka bisa makan malam besok, lagi pula ini sudah pukul setengah lima dan Nunew baru saja selesai dengan ekstrakulikuler musik bersama para juniornya.
Karena terlalu fokus pada layar ponsel dan langkah yang terburu-buru, hujan sudah mulai turun lalu perlahan berubah deras, Nunew tidak memperhatikan arah jalan hingga pundaknya menabrak pundak seseorang dan buku-buku yang dibawa orang itu jatuh berserakan.
"Astaga, maaf aku tidak sengaja."
Nunew memungut sebagian buku tanpa menoleh pada sosok lain di hadapannya, lantas ketika atensi mereka bertemu, tubuh Nunew seperti dalam mode pause. Ternyata Zee, lelaki itu pun sama terkejut namun lebih dulu sadar dan mengendalikan keadaan.
"Tidak apa-apa." Ucapnya, mengambil buku dari genggaman Nunew lalu bergegas untuk pergi, tapi suara Nunew mengurungkan langkahnya.
"Kau menghindar ya?"
Tidak ada jawaban, tangan Nunew sengaja menarik lengan Zee agar lelaki itu berdiri menghadapnya. "Kau tidak membalas pesanku sejak dua hari."
"Aku sibuk, Nunew, banyak sekali tugas."
"Banyak? Kau lupa kita di kelas yang sama, tugas apa yang kau bilang banyak?"
Nunew berusaha menatap manik kembar lawan bicaranya namun sang empu enggan bersitatap.
"Kau hanya terlalu santai dan mengerjakannya dengan perasaan bahagia, makanya tidak terasa banyak."
Alis Nunew mengangkat sebelah, ia coba mencari korelasi dari kalimat yang Zee lontarkan. "Bahagia? Jadi maksudmu kau sedang tidak bahagia?"
Zee berdecih sambil tersenyum kecil, lelaki itu sama sekali tidak menangkap maksud dari kalimat sarkas yang ia ucapkan. "Ya, aku tidak bahagia, tidak masalah, cukup melihatmu bahagia dari jauh saja aku akan ikut bahagia," walau bahagiaku adalah rasa sakit.
Akhirnya Zee berani balik menatap kedua manik Nunew, meski berusaha kuat namun sorot mata Zee tidak pernah bisa berbohong, ada kesedihan dibalik lengkungan bibir itu.
"Zee aku tidak paham maksudmu, jangan memelintir topik, aku bertanya kenapa kau menghindar?"
"Zee"
"Nunew"
Keduanya menoleh bersamaan ketika nama masing-masing dipanggil oleh kedua orang yang berjalan bersama menghampiri mereka.
"Milk," panggil Nunew ketika gadis itu berhenti melangkah tepat di sampingnya berdiri lantas mengecek keadaan Milk apakah ia basah karena hujan atau tidak, "tidak kehujanan kan? Harusnya tidak usah kesini jika hujan."
Milk menggeleng, atensinya beralih pada seorang pria yang dengan senang hati berbagi payung dari halte menuju gedung kampus, "tidak, tadi ada pria baik yang memberiku sedikit ruang dibalik payungnya, terima kasih ya, James."
"Tidak masalah."
Tatapan Nunew beralih pada James, lalu beralih lagi pada tautan jemari James pada milik Zee. Ada rasa panas dalam dada Nunew yang sulit ia kendalikan, Nunew tidak suka melihat James begitu lengket dengan Zee dan hey! Apa apaan itu, Zee sama sekali tidak menolak!
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend With Benefit [END ✓]
FanfictionNunew si anak kota yang ikut sang ibu berkunjung ke desa tempat neneknya tinggal untuk liburan semester, sama sekali tidak bisa ber-adaptasi dengan lingkungan. Dalam rundung ke jenuhan ia bertemu dengan seorang laki-laki dengan binar di matanya. "La...