17. so, what are we?

692 105 11
                                    









     Zee kembali melihat jam di pergelangan tangannya, sudah setengah jam ketika ia sampai di lobby apartement tempat di mana Nunew tinggal. Bukan tanpa sebab ia datang, tentu karena ajakan sang pemilik rumah. Tadi pagi Wasita menelpon menanyakan kabar lalu meminta Zee untuk berkunjung. Awalnya Zee agak ragu karena masih canggung, tapi tidak enak menolak jadi Zee iyakan ajakan berkunjung tersebut. Namun Zee bingung apa yang harus ia bawa, mungkin jika masih di desa ia akan membawakan satu kotak besar stroberi segar, tapi ketika Zee mampir ke supermarket ia urung membeli, buah-buah itu nampak telah lama masuk pendingin sudah pasti kesegarannya berkurang banyak. Setelah beberapa waktu berkeliling akhirnya keputusan Zee membeli sebuah tart cake ukuran sedang dengan fla stroberi di atasnya.

"Zee!"

Ia menoleh ke arah lift si pemanggil nama, tampak Noeul melambaikan tangan pada Zee sambil berjalan mendekat, "maaf lama menunggu, tadi aku ke toilet dulu," Noeul memberi penjelasan, karena ia masih melihat raut bingung pemuda itu Noeul melanjutkan, "bibi Wa yang menyuruhku menjemputmu di lobby, ayo!"

Zee hanya menurut saja ketika Noeul menarik lengannya untuk berjalan memasuki lift yang kebetulan telah terbuka. Ia melirik sekali pada Noeul, berpikir seberapa dekat dan beruntungnya pemuda itu dengan keluarga Nunew hingga mendapat akses masuk ke dalam gedung apartement. Pastilah sangat dekat bukan?

Sedang asik melamun sambil sesekali melirik pada pemuda yang lebih pendek beberapa senti di sampingnya tiba-tiba yang menjadi objek menoleh dengan tersenyum, "kau bawa apa Zee?"

Zee tidak bisa tidak terkejut, namun segera menjawab "ah ini, aku mampir ke toko kue, tapi aku tidak tau mau membeli apa jadi aku membeli tart cake stroberi."

Noeul mengangguk sekilas, "Nunew suka semua makanan, dia bukan pemilih, tapi lebih suka makanan manis sih." Tepat ketika Noeul menyelesaikan kalimatnya, pintu lift terbuka, "ayo Zee, kita sampai." Ia melangkah duluan berjalan ke unit apartement nomor 205, menekan enam digit angka password smartlock yang terpasang di pintu. "Bibi Wa Zee susah datang!"


Yang dipanggil muncul dari balkon dengan senyum, "hai nak, sudah datang, ayo duduk aku akan membuatkan minum dulu ya."

"Tidak, bibi tidak usah repot-repot," Zee berjalan menghampiri Wasita, memberi buah tangan yang ia bawa, "ini untuk semuanya, maaf aku bingung harus membawa apa."

"Astaga ini merepotkanmu, tapi aku akan ambil ya, duduklah dulu, atau kau mau duduk di kamar Nunew supaya lebih nyaman?" Wasita melirik pada Noeul yang masih berdiri memperhatikan interaksi keduanya, "Eun sayang, ajak Zee ke kamar Nunew."

"Tapi Nunew sedang mandi bi, bagaimana kalau duduk di balkon saja? Matahari juga sudah tidak terik," Noeul menarik kembali lengan Zee seperti saat di lobby, membawanya keluar ke arah balkon apartement yang lumayan cukup luas untuk sekedar bersantai. Di sana juga sengaja disediakan dua buah single sofa bulat yang cukup nyaman untuk santai.

Zee duduk pada salah satu sofa yang di sediakan, menoleh ke beberapa sudut yang di tumbuhi tanaman hias dalam pot. Beberapa ada jenis bunga yang memiliki aroma cukup kuat ketika mekar, dan anehnya, aroma itu persis seperti aroma Nunew. Mencoba abai, Zee membuka suara, "memangnya ada acara apa hari ini?"

"Acara? Tidak ada, kurasa bibi Wa hanya ingin makan malam bersama."

"Kau juga di undang?"

Noeul menunjuk dirinya sendiri sebelum tersenyum memamerkan gigi kelinci miliknya, "aku tidak perlu undangan kesini, ini rumah kedua ku." Noeul berdehem untuk menghilangkan kecanggungan, ia merasa percakapan mereka dari tadi hanya basa-basi. "Ngomong-ngomong, selama ini aku hanya diceritakan Nunew tentang kalian yang bertemu di desa, aku belum dengar cerita versimu, kalau di pikir aku agak terkejut Nunew bisa cepat akrab dengan orang baru."



Friend With Benefit [END ✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang