tak terduga

977 121 6
                                    

_________________

Menindaklanjuti memo dari pengirim makanan kucing kemarin, Kanina bersiap untuk pergi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menindaklanjuti memo dari pengirim makanan kucing kemarin, Kanina bersiap untuk pergi. Walaupun sebenernya dia ragu mau percaya apalagi nurutin. Namun separuh dirinya penasaran, ini kalo sampe beneran Januar datang kan dia nggak enak udah bikin orang nungguin. Setelah memantapkan hati, Kanina memilih buat ke kafe dengan alamat yang tertera di memo itu.

"Lo mau kencan ya?" Tanya Kale begitu melihat Kanina turun dengan cantiknya.

"Ke to the po," jawab Kanina malas.

Mendengus pelan, Kale mengangkat bahunya ringan. "Awas balik malem-malem, gue kunci pintunya," sahutnya.

"Berarti pagi boleh?"

Kale melirik sinis kakaknya. "Gue tinggal Tipe-X lo dari KK," jawabnya lugas membuat Kanina terkekeh.

"Nanti kalo Mami nanya, bilang gue pergi sama Erina," ucap Kanina. Biasanya dia selalu jujur kemanapun tujuannya, namun untuk yang satu ini ia merasa nggak mau orang rumah tau.

"Bohong dosa, Mbak Erin aja di rumah," balas Kale nggak setuju.

"Rewel banget bocah. Martabak pandan coklat?" Kanina mencoba bernegosiasi dengan Kale yang nggak bisa nolak martabak pandan coklat.

"Deal!"

Setelah itu Kanina mengemudi sendiri menuju tempat yang disebutkan Januar. Agak kaget sebab ternyata jaraknya nggak jauh dari kampus mereka tapi Kanina nggak tau sebelumnya. Setelah hampir dua puluh menit berkendara, Kanina berhenti di depan sebuah kafe dengan nama 'Kitty Run Caffe'. Kafenya kelihatan cozy tapi hangat dengan jendela-jendela besar yang transparan.

Masih ada lima menit sebelum jam lima sore, Kanina nggak mau kelihatan terlalu antusias apalagi dia masih aja ragu kalo Januar serius dengan isi memonya. Januar aja nggak ada menghubunginya lagi buat memastikan. Padahal Januar udah follow semua akun sosial medianya, meski keduanya masih belum bertukar nomor ponsel.

Gadis dengan tahi lalat di bawah bibir itu memilih menunggu, mungkin sepuluh atau lima belas menit lagi. Kanina beneran kayak lagi main untung-untungan, sebab dia nggak bilang akan datang.

Udah berasa jadi detektif yang mengintai target begitu lihat sosok Januar turun dari motor dengan gantengnya. Ini harusnya jadi adegan ikonik kalo dalam film.

###

###

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
the dearest Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang