momong (2)

770 111 6
                                    

___________________
"Panggil Nana aja," ujar Naren inisiatif mengusulkan, karena nickname-nya yang sama seperti manggil Rendhika.

Winna mengerutkan dahinya heran. "Nana?" Tanyanya memastikan. Selama ini Winna nggak pernah secara personal bicara empat mata gini sama temennya Haikal. Cuma tau kalo ada yang orang Bandung namanya Naren kalo yang orang Surabaya itu Rendhika.

"Kalo Ren nanti yang nengok Rendhi," ucap Naren menyarankan.

Gadis berambut pendek itu menarik seulas senyum tipis. "Tapi kan gue manggilnya Mas Ren," sahut Winna membantah alasan Naren yang terdengar mengada-ada. Waktu kenalan dan tau kalo Rendhika orang Surabaya, serta merta Winna memanggil dengan sebutan Mas, kayak dia manggil Mas Janu dan Rendhika nggak keberatan. Dan Winna nggak merasa panggilan Mas cocok buat Naren.

Naren juga udah tahu, makanya dia merasa jadi anak bawang karena dirinya sendiri yang belum kenal si cantik dan dapet panggilan khusus. "Yaudah berarti Mas Nana," balas Naren nggak mau menyerah. Emang si kokoh Surabaya duluan yang punya kesempatan buat ketemu dan kenalan sama Winna. Selain emang nggak pernah dibawa sama Haikal, sekalinya Winna main ke kosan dianya lagi mau mudik Bandung dan setelahnya si cantik nggak pernah ada lagi ke kosan mereka.

Winna meletakkan jarinya di dagu seolah berpikir keras. "Hmm nggak cocok," ujarnya meyakinkan. Dia mau mengikuti saja permainan pemuda ini akan sampai mana.

Naren menyandarkan punggungnya di kursi dan melipat kedua tangannya. "Cocoknya?" Tanya Naren menanggapi.

"Kak Nana? Atau Kak Na?" Tawar Winna dengan tatapan polos yang sumpah demi apapun Naren rela koprol buat bisa lihat itu seterusnya.

"Kak Nana? Atau Kak Na?" Tawar Winna dengan tatapan polos yang sumpah demi apapun Naren rela koprol buat bisa lihat itu seterusnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pemuda itu menegakkan tubuhnya dan membuang muka yang kayaknya udah merah banget lalu berdeham. "Ehhmm sounds good," balas Naren sekenanya. Niat hati mau menarik perhatian si cantik ternyata malah dia yang terjerat.

Dan Winna bukannya nggak tau kalo temen kakaknya ini lagi salting karena dia emang sengaja. Jadilah Winna meledakkan tawa cantiknya sampe nggak lama kemudian Haikal sama Erina berjalan ke arah mereka.

###

"Lo dapet ide dari mana ngajak Kale main basket?" Tanya Kanina begitu Januar yang bermandikan keringat duduk di sampingnya. Tadi begitu Kanina dan Kale sampai, Januar udah mulai main sama yang lain.

Pemuda dengan kaos sleeveless itu meneguk air mineral yang diulurkan Kanina. "Iseng aja gue komen story-nya pas lagi main. Terus gue mengajukan diri buat ikutan, kalo temen-temennya nggak keberatan," jawab Januar apa adanya.

Januar sering mendapati Kanina mengunggah kegiatannya dengan menyebut Kale makanya ia tahu akun Instagram Kale. Dan sejak dirinya dan Kanina sepakat berdamai, Januar sesekali membalas unggahan Kale, membuat mereka sering berkomunikasi.

Kanina mencoba fokus menatap remaja-remaja yang sedang rebutan bola di depannya daripada eksistensi Januar yang nggak sehat buat jantungnya. "Dalam rangka apaan?" Tanya Kanina melipat kedua tangannya di depan dada.

the dearest Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang