_________________
Suara bising musik yang bercampur dengan tawa juga ucapan orang-orang nggak membuat manusia-manusia ini berkurang. Semakin malam justru semakin ramai saja pusat hiburan dan jajanan ini.
"Jangan deh ya," ujar Januar menggeleng nggak setuju. Menghalangi Kanina yang mau beli permen kapas.
Dahi Kanina berkerut nggak paham. "Kenapa sih? Gue beli sendiri," balasnya hendak melewati tubuh menjulang Januar namun ditahan.
Januar masih ngotot menggeleng. "Bukan masalah belinya. Besok lo bisa sakit," ucapnya pelan. Namun hal itu membuat Kanina semakin nggak paham. Jadilah gadis itu berhenti berusaha melewati Januar dan melipat kedua tangannya di depan dada.
"Maksudnya gimana?" Tanya Kanina minta penjelasan.
"Kata Abang lo, kalo makan permen kapas lo bakal sakit tenggorokan besoknya," jelas Januar dalam sekali tarikan napas. Kembali teringat obrolannya dengan Kiandra tadi sembari menunggu Kanina.
Mendengar itu, Kanina menggigit bibir dalamnya. "Mas Kian bilang gitu?"
"Iya," jawab Januar menatap Kanina yakin.
Gadis itu mati-matian menahan dirinya dengan berdeham. "Dan lo percaya?"
Insting alami Januar merasa ada yang nggak beres namun tetap berusaha teguh. "Kenapa enggak?" Balasnya tenang. Jawabannya membuat Kanina seketika tergelak hingga beberapa orang di sekitar mereka menoleh.
Kanina menunduk memegangi perutnya sebab masih tenggelam dalam tawa. Dia nggak tau kalo Mas Kian bisa punya ide semacam ini. "Ahahaha ya ampun polos banget siiiihh," ucap Kanina yang udah menegakkan tubuhnya dan reflek menarik gemas sebelah pipi Januar.
" . . ." Pemuda yang berdiri kokoh macam gapura kabupaten itu berkedip-kedip terkejut. Januar justru fokus dengan apa yang terjadi sekarang bersama gadis di depannya ini. Nggak seminggu sekali juga mereka ada skinship.
Menyusut sudut matanya yang berair, Kanina kembali berucap. "Lo dikerjain Mas Kian. Gue nggak ada masalah sama permen kapas. Kecuali makannya segerobak," lanjut Kanina menepuk-nepuk pundak Januar bersimpati. Kini gadis itu udah melewati Januar yang membelakangi penjual permen kapas.
Januar memejamkan mata sejenak guna mengusir malu sebab dua hal berbeda. Namun sekaligus merasa penasaran akan kebenarannya. "Ini bukan taktik lo biar bisa makan permen kapas kan?" Tanya Januar memastikan dengan berbalik mengikuti Kanina.
KAMU SEDANG MEMBACA
the dearest
FanfictionKumpulan cerita slice of life dengan face-claim kapal-kapal juga idol-family dan sibling kesayangan aku, tapi mereka semua masih satu universe dan akan saling terhubung. Ceritanya ringan dan aman hehe . . . . . . . . Disclaimer!! Sejuta persen fiksi...