rujak

762 117 3
                                    

Special ramadhan part 3

___________________
Siang hari yang panasnya kayak matahari di atas kepala ini membuat empat gadis cantik itu memutuskan untuk bikin rujak buah dan es sirup. Mereka lagi nyari angin tipis-tipis dengan kumpul di balkon kamar kosnya Lila yang sampingan sama kamarnya Jia.

Hari ini mereka cuma ada kelas pagi dan setelahnya akan libur hari raya. Jadi sebelum pada mudik buat yang anak rantau kayak Jia sama Lila, mereka mau kumpul dulu. Dan pilihannya adalah ngerujak.

"Ngomong-ngomong lo nggak mudik Lil?" Tanya Kanina yang bertugas mengulek bumbu rujak.

"Mudik lah," jawab Lila sambil memotong mangga.

Erina yang udah selesai sama tugasnya bikin es pun ikutan nimbrung. "Padahal lo nggak lebaran," sahutnya ikut duduk melantai. Meletakkan seteko penuh es dan beberapa gelasnya.

"Nggak lebaran tapi kita ikut menikmati momennya juga," balas Jia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nggak lebaran tapi kita ikut menikmati momennya juga," balas Jia. Dia tuh suka masa Ramadhan dan lebaran karena makannya enak-enak terus libur juga.

"Bener sih, lumayan Jakarta jadi sepi dan bebas macet," ucap Erina manggut-manggut ringan. Mulutnya udah mengunyah potongan mangga.

Sebagai warga lokal salah satu yang dia suka pas lebaran itu jalanan ibukota jadi sepi banget meski untuk sementara. Mau wara-wiri di jalanan juga nggak bakal ada yang nabrak, kecuali tiduran. Tapi nggak enaknya banyak tempat makan dan belanja yang tutup ditinggal mudik pegawainya.

"Lo bawa si Minnie balik?" Tanya Jia yang lagi motong timun.

Lila mendengus geli. "Bisa encok gue nyetir sendiri Jakarta-Surabaya," jawabnya menggeleng cepat. Ini adalah momen mudik pertamanya dan jujur dia masih bingung mau pulang pake apa. Kalo nyetir sendiri dia beneran nggak sanggup.

Tiga yang lain tergelak sebab Jia hanya perlu mudik ke Bandung sedangkan selainnya bahkan nggak perlu kemana-mana. "Ahahaha dasar remaja jompo," ujar Erina. Sedangkan Kanina yang saking konsentrasinya ngulek cabe yang nggak hancur-hancur jadi cuma nyumbang ketawa. Belum kepedesan tapi udah keringetan.

"Ngomong sana sama tolak angin lo yang serenteng," balas Lila sengit membuat yang lain ikutan ketawa. Sebenernya sama aja, semua sedia obat-obatan pertolongan pertama pada gangguan kesehatan. Alias starter pack remaja jompo.

"Naik pesawat aja udah, kedip doang sampe," ujar Jia menyarankan namun ditendang pelan sama Kanina dan seketika Jia meringis bersalah apalagi liat Lila menggeleng tegas.

"Naik kereta lagi nggak sih?" usul Erina ngambil nanas buat dipotong-potong. Mengingat liburan semester kemarin Lila pulang naik kereta.

"Ih pengen!!" Seru Kanina melepaskan ulekannya. Menyesal sebab ngide mau bikin rujak sendiri padahal beli rujak udah jadi juga bisa, tinggal makan. Sekarang jadi capek sendiri kan.

Jia menatap wajah lembab Kanina heran. "Napa lo yang antusias deh," ujarnya.

"Gue nggak pernah naik kereta," balas Kanina mengangkat bahunya ringan.

the dearest Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang