momong

727 108 10
                                    

__________________
Hari Minggu ini udah menjelang siang dan semua penghuni rumah Byantara lagi siap-siap buat melakukan kegiatannya masing-masing, setelah sarapan pagi yang dilanjut dengan sesi curhatnya Haikal ke Bunda. Anak tengah itu emang selalu pulang ke rumah saat akhir pekan. Juga sesi ceramah Bunda sama Papa buat Bang Dimas sama Kak Jani yang menginap sejak kemarin.

"Bang ikuutttt~~~" rengek Winna yang tau abangnya mau pergi karena kelihatan udah tampan paripurna.

Tanpa melirik adeknya yang lagi duduk di depan TV, Haikal menyahut. "Males, lu bau," balas Haikal mengambil kunci motor di laci meja samping tangga.

"Ish! Gue udah mandi!" Sahut Winna nggak terima.

Haikal mendengus singkat tapi tetep duduk di samping Winna yang lagi nonton dinosaurus. "Gue mau kencan, kalo sama lo judulnya jadi momong," ucap Haikal mendorong kening adeknya dengan telunjuk.

"Tapi gabuuuttt~~~" ujar Winna jujur. Dia udah terlanjur mandi tapi nggak kemana-mana sedangkan orang rumah udah punya rencana masing-masing.

"Ikut Papa aja tuh," sahut Haikal menunjuk ayahnya yang lewat dengan dagu. Papa Bayu kelihatan rapi meski dengan topi, kaos dan celana pendek.

 Papa Bayu kelihatan rapi meski dengan topi, kaos dan celana pendek

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis berambut pendek itu menoleh pada sang ayah. "Papa mau kemana?" Tanyanya antusias karena biasanya ikut Papa itu seru. Siapa tau kali ini bisa ikut juga.

"Mancing," jawab Papa dengan senyum tipis cenderung jahil.

Mendengar itu, Winna menutup wajah Haikal pake bantal sofa. "Bang Ical!!!" Dari semua kegiatan ayahnya yang pernah Winna ikuti, dia paling males mancing.

Bunda yang juga baru keluar dari kamar pun tergelak. "Ahahaha ikut Bunda ke bakery," ujar Bunda menawarkan. Winna diem buat menimbang sebelum memutuskan. Di bakery enak sih, dia bisa makan tapi dia males berdiam diri, pengen gerak. Akhirnya Winna menggeleng tipis menolak tawaran ibunya.

Nggak lama kemudian Rinjani berjalan ke arah adek-adeknya. "Ikut kita periksa kandungan?" Tawarnya pada Winna.

Haikal mengalihkan pandangan dari ponselnya lalu menggeleng tipis. "Jangan Kak. Nanti dokternya bingung, belum lahir kok udah bawa-bawa baby sitter," sahut Haikal melebih-lebihkan.

"Abang!!" Winna menendang kaki Haikal dengan sengit.

Hal yang membuat semuanya tergelak. Masih pagi tapi kalo Haikal sama Winna disatukan, maka akan ada aja yang dipermasalahkan. "Ahahaha katanya mau jalan sama Elio?" Tanya Dimas duduk di antara kedua adeknya.

Aslinya Winna emang mau pergi tapi ternyata Elio lupa kalo ada janji main basket sama temen-temennya jadi acara jalan mereka ditunda dulu. "Tau ah! Dia tuh lupa kalo punya janji main basket sama temen-temennya. Jadinya aku yang ngalah," ujar Winna mencebikkan bibirnya sebal membuat Rinjani yang ada di sebelah kirinya menarik gemas pipi si adik ipar.

the dearest Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang