sibling's problem

782 99 8
                                    

____________________
Matahari pagi yang mulai terik ini membuat Bening memilih mengistirahatkan tubuhnya di bangku taman. Capek abis joging dari pagi buta tadi. Taman paling deket kompleknya itu kalo akhir pekan pasti rame kayak gini. Ada bocah lari-larian dikejar ibunya, ada yang belajar naik sepeda tapi jatuh mulu, dan ada yang pacaran di pojokan sana.

Gadis itu nggak kaget waktu ada seseorang yang duduk di sampingnya mengulurkan sebotol air mineral yang udah dibuka segelnya. Bening menyamankan punggungnya di sandaran bangku dengan kaki dibiarkan selonjoran.

"Menurut lo gue harus kuliah jurusan apa?" Tanya Bening tiba-tiba, masih tanpa menoleh.

"Lo masih kelas dua cil," jawab Awan malas.

Bening menoleh dengan kecepatan cahaya sambil mencebik. "Kan rencana!! Yang suportif dong," sahut Bening protes. Lagi ngeliatin orang-orang terus kepikiran dia mau kuliah apa enggak.

Awan mengalah dan memilih menanggapi pertanyaan adeknya. "Lo sukanya apa?" Tanya Awan. Dia nggak yakin nih anak serius dan beneran mau mengikuti sarannya.

"Duit sih," jawab Bening manggut-manggut.

Pemuda itu melirik adeknya dengan sinis. "As expected si mata duitan," balasnya santai membuat Bening terkekeh geli.

"Realistis Koh," balasnya nggak mau kalah. Kalo ditanya kesukaan dan cita-cita, Bening pasti akan jawab kalo dia suka duit dan mau jadi apa aja yang duitnya banyak.

"Ngepet aja sana, dapet banyak duit. Nggak perlu capek mikir dulu," sahut Awan asal.

Ucapan Awan ini sukses bikin Bening tergelak. "Ahahaha ogah!" Tolaknya tanpa mikir.

(Awan Biru; Awan si anak tengah yang hobi julidin adeknya)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Awan Biru; Awan si anak tengah yang hobi julidin adeknya)

Sedangkan Awan mengangkat bahu ringan masih fokus ngeliatin balita yang nangis karena balonnya direbut temannya. "Punya emak bapak tajir mampus tuh dimanfaatkan Ning. Kuliah yang mahal," lanjutnya agak serius.

"Contohnya?"

"Kedokteran, fashion design, design interior atau sekolah masak tapi di la Cordon blue," usul Awan melirik adeknya yang ternyata ngeliatin dia serius banget.

"Kenapa nggak menyarankan jurusan lo?" Tanya Bening penasaran.

Sama kayak Koh Langit yang menyarankan dia buat ikutan jadi dokter hewan, Bening kira Awan juga akan mengusulkan jurusannya sendiri. Namun diluar dugaan, Awan justru nggak memasukkan DKV di daftar pilihan. Padahal kuliahnya juga mahal, printilannya.

Pemuda itu menggeleng. "Jangan ntar lo gila," cegahnya. Sebenernya semua jurusan kuliah itu punya kekurangan dan kelebihannya juga sisi strugle-nya masing-masing. Tapi entah kenapa Awan nggak mau satu jurusan sama adeknya.

the dearest Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang