frustasi

684 67 6
                                    

Long time no see karakter paling underrated di work ini 😌

_________________
"Lo bisa nggak sih, sehari aja nggak bikin orang jantungan?" Gerutu Bumi dengan napas memburu yang kentara setelah berhasil menyibak kerumunan orang di tengah lapangan. Meneliti keadaan Elanna dari ujung kepala sampai ujung kaki. Lututnya tergores, ada bekas tetesan darah di telapak tangannya.

Elanna benar-benar nggak bisa ditinggal sebab selalu saja ada bahanya yang mengintai. Bumi hendak kembali ke kelas buat mengambil minum dan head band sedangkan Elanna lagi main basket dengan siswa lain. Namun belum juga sampai kelas, Bumi udah dikejutkan dengan pekikan panik orang-orang karena Elanna terjatuh.

Dengan mendongak menutup hidung, Elanna menyahut. "Emang gue ngapain?" Tanyanya meringis kecil sebab jadi pusat perhatian.

"Nih!" Bumi menekan pelan pergelangan kaki kanan Elanna. Dan benar dugaannya kalo gadis ini terkilir.

"Awwss!! Sakit goblok!" Pekik Elanna menjambak rambut belakang Bumi dengan kencang membuat darah dari hidungnya kembali menetes. Bumi melepaskan kaos olahraganya, meninggalkan kaos polos dan memberikan pada Elanna untuk menampung darah yang menetes deras.

"Udah tau kalo luka itu sakit masih aja dilakuin. Lebih gampang ngasih tau Danis tau nggak?" Cecar Bumi membersihkan lutut Elanna dari debu dan meniupnya pelan.

Memutar matanya jengah, Elanna masih sanggup membalas. "Ya emang orang waras mana yang mau cidera?" Balasnya sambil lalu membuat Bumi menatapnya pasrah.

"Jelas nggak ada, karena lo bukan bagian dari orang waras itu," jawab pemuda itu datar.

"Jelas nggak ada, karena lo bukan bagian dari orang waras itu," jawab pemuda itu datar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ayo ke UKS La," ucap seseorang diantara kerumunan yang berusaha membantu Elanna.

Bumi melirik sekilas sebelum menyentak pelan tangan yang terulur hendak membantu sang gadis bangkit. "Ela sama gue," balas Bumi dingin. Lalu begitu saja, semua orang mundur teratur dengan perlahan. Mereka paham seseorang telah menetapkan teritorialnya.

Namun Elanna justru berkedip-kedip nggak paham hingga Bumi yang masih membantunya menyeka darah itu mengangkat tubuhnya dalam sekali percobaan. Pergerakan Bumi yang nggak kebaca membuat Elanna seketika melotot tapi langsung mengalungkan lengannya di bahu sang tuan.

Gadis berambut pendek itu melirik ragu pada Bumi yang raut wajahnya kelihatan tegang dan keruh. Elanna nggak tau kenapa, tapi rasanya jantung Bumi berdetak sangat cepat seirama dengan miliknya. Dada lebar pemuda itu jelas sekali naik turun dengan cepat membuat Elanna meringis tipis karena posisi mereka yang kelewat dekat.

"Lo ngapain sih?!! Turunin gue! Turun!" Pintanya meronta-ronta minta diturunkan dari gendongan. Selain itu Elanna malu luar biasa karena mereka jadi pusat perhatian teman seangkatannya juga beberapa siswa yang sedang ada diluar kelas. Udah persis kayak adegan drama. Namun sekeras dia mencoba sekeras itu juga Bumi mengeratkan pegangannya. Elanna nggak tau kalo Bumi bisa sebatu ini.

the dearest Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang