Jio

805 109 3
                                    

__________________
Kelas Samudra selesai lebih dulu dan setelahnya ia menemukan pacarnya keluar kelas dengan muka menahan emosi. Namun begitu terlihat di belakang Jia ada Haikal yang menyatukan kedua tangannya di depan dada sambil menatap bersalah ke arahnya, Samudra paham.

"Babe, tenang dulu. Naren nggak bakal kemana-mana," cegah Samudra yang menahan lengan Jia yang berjalan tergesa-gesa. Pacarnya itu kelihatan banget emosi tapi panik tapi khawatir. Ya intinya begitulah.

Jia berhenti. "Sumpah ya!! Gue pengen cincang itu anak," ujarnya menggebu-gebu. Dia bahkan melupakan fakta kalo Samudra ternyata udah tau.

Samudra tersenyum lembut. "Naren pasti punya alasan, yang penting dia udah sembuh kan," balasnya tenang. Di saat salah satu sedang dalam suasana hati yang buruk, yang lain selalu menempatkan diri sebagai pihak yang tenang.

Pemuda itu membawa pacarnya masuk mobil, mendudukkan di kursi samping kemudi. Samudra masih berdiri disana, mengelus puncak kepala Jia.

"Tapi gue kesel! Adek gue sakit dan gue nggak tau apa-apa?!!" Pekik Jia yang seketika tangisnya langsung pecah.

Akumulasi dari perasaan yang campur aduk sebab sejak semalem Naren itu nggak balas pesannya. Padahal setiap hari mereka selalu update kegiatan masing-masing di group chat keluarga. Lalu tiba-tiba Haikal nggak sengaja bilang kalo temen serumahnya ada yang sakit. Setelah dipaksa akhirnya Haikal jujur kalo Naren emang sakit, tapi udah mendingan.

Samudra membawa kedua lengan Jia melingkar di pinggangnya. "Peluk dulu sini. Jangan nangis dong," sahut Samudra lembut, membiarkan Jia menenggelamkan wajah di perutnya.

" . . ."

"Kalo belum tenang kita nggak akan jalan," lanjut Samudra masih mengelus sayang rambut pacarnya.

Jia mengangkat wajah dan mendongak. "Udah~~," balas Jia menyeka air matanya sembarangan membuat Samudra terkekeh gemas.

Diusapnya kedua pipi dan mata sembab sang puan dengan lembut. "Let's go sweetheart," ujarnya setelah memastikan Jia menggunakan seatbelt dan berlari memutar untuk duduk di balik kemudi.

 "Let's go sweetheart," ujarnya setelah memastikan Jia menggunakan seatbelt dan berlari memutar untuk duduk di balik kemudi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Samudra Hindia; Sam si cogannya teknik sipil, tapi udah berpawang)

Tok tok tok!!

Rendhika yang lagi goleran di depan TV merasa nggak lagi nunggu tamu. Sehingga dengan rasa malas yang bergelayut, pemuda itu memilih untuk membuka pintu. "Weh ada apa nih???" Tanyanya kaget sebab begitu pintu terbuka, Jia langsung nyelonong masuk dengan aura senggol bacok. Meninggalkan Rendhika yang keheranan menatap Samudra minta penjelasan.

"Jia tau kalo Naren sakit," sahut Sam sembari berjalan masuk.

Langkah Rendhika terhenti, menatap Sam dengan dahi mengkerut. "Gimana bisa?"

"Haikal keceplosan bilang," jawab pemuda dengan rambut panjang. Tadi Haikal langsung menjelaskan kronologinya melalui pesan singkat.

Rendhika menghela napas pasrah. "Ya apa sih yang diharepin dari Haikal," timpal Rendhika.

the dearest Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang