beloved girl

947 129 9
                                    

Semoga kalian nggak gumoh soalnya ini akan panjang banget 😌🥲

__________________

"Lah lah kenapa nih?" Kanina terkejut sebab mesin mobilnya tiba-tiba berhenti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lah lah kenapa nih?" Kanina terkejut sebab mesin mobilnya tiba-tiba berhenti.

Menarik-hela napasnya perlahan, Kanina mencoba tenang. "Oke, tenang Kanina jangan panik. Cari solusi," ucapnya pada diri sendiri. Kayaknya belum ada tiga bulan si Barbie di masukin bengkel, ya kali udah rewel lagi. Belum ketemu solusinya, Kanina kembali dikejutkan dengan ketukan di jendelanya.

Tok tok tok

Kanina menoleh dan kaget sebab ada orang asing yang meneliti mobilnya. "Apa nih?!!" Serunya panik. Bukannya berburuk sangka, tapi dari penampilannya dua orang itu jelas bukan pedagang asongan atau orang yang menawarkan jasa lap kaca mobil. Apalagi satu orang yang masih ada di atas motor yang menatap sadis.

Dia tahu jalan ini emang sepi tapi tolonglah ini masih siang hari terang benderang. Sebab biasanya dia nggak pernah lewat sini sendiri.

Gadis itu menggigiti kuku panik. "Kalo gue keluar nanti kenapa-kenapa gimana?!! Ini juga ngapain ada orang random sih!" Keluhnya parno.

Masih dengan ketukan jendela yang nggak berhenti Kanina memilih menghubungi ayahnya. "Papi, mobil Mbak bermasalah lagi kayaknya. Sekarang mogok, tolong jemput dong. Mbak lagi dijalan sepi arah panti yang biasanya. Takut," ujar Kanina di pesan suara. Udah terkirim tapi berhubung ini masih jam kerja jadi nggak mungkin dibuka. Tapi nggak apa-apa, yang penting usaha. Paling nggak ada yang tau kalo nanti ada apa-apa sama dia.

"Tapi kalo mereka nekat mecahin kaca gimana?! Kalo di dalam lebih susah kaburnya!!" Serunya panik lagi. Di luar sana orang yang mengetuk-ngetuk kaca kayak lagi ngomong sesuatu tapi Kanina nggak tau. 

Dengan menebalkan keberanian, Kanina memutuskan untuk mengulur waktu dengan membuka jendela dulu. "God save me," bisiknya pasrah.

Di detik sebelum Kanina membuka jendela, ponselnya bergetar menunjukkan notifikasi balasan pesan dari Januar. Tanpa pikir panjang Kanina langsung mengirim lokasinya dan memanggil nomor pemuda itu.

"Gimana Bang?" Tanya Kanina menarik sebelah bibirnya menjadi sebuah senyuman kaku.

Pria dengan tubuh penuh tato itu menyapukan pandangan ke bagian dalam mobil. "Mobilnya kenapa neng?" Tanyanya dengan membersihkan sela gigi dengan tusuk gigi.

Berusaha tetap tenang, Kanina menggeleng tipis. "Hngg mogok kayaknya, tapi nggak tau juga," jawabnya ragu. Sebelah tangannya meremat ponsel seakan jadi satu-satunya pegangan yang dia punya. Sebelahnya lagi sudah menarik kunci mobil kalau-kalau dirinya harus tetap keluar.

"Turun coba. Tapi buka kap depan dulu," sahut si pria asing itu.

"Abangnya bisa?" Balas Kanina mencoba menjaga suaranya biar nggak bergetar.

Mengangguk singkat dan menepuk sekali pintu kemudi. "Dilihat dulu makanya," jawabnya ringan.

Namun Kanina belum menyerah. "Saya udah telfon orang bengkel kok Bang," sahutnya meyakinkan. Tapi ternyata itu bikin satu yang lainnya habis kesabaran dan berteriak marah.

the dearest Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang