12. Bakat terpendam

44.1K 4.4K 88
                                    

Happy Reading❤️

Jangan lupa Vote dan Komen nya🤗✨

Semoga suka😇

______

Saat ini Rara sedang heboh sendiri merealisasikan ide yang menurut nya sangat brilian itu.

"Bi ade isa inta olong?" Tanya nya pada salah satu maid yang lewat di depan kamar nya.

"Kenapa nona?" Tanya maid itu sopan.

"Ni olong awa ulun e awah" ucap Rara menyerahkan mainan keranjang dorong nya.

"Mau disimpan dimana nona?"

"Di apul" jawab Rara dengan senyum manis nya.

"Baik nona" jawab maid tersebut kemudian berlalu pergi.

Rara kembali menelusuri kamar bercat biru langit yang baru di tempati nya 2 bulan lalu itu.

'ih dimana sih kacamata hitam itu'

Rara melirik jam dinding, dan waktu sudah menunjukan jam makan siang, pasti ayah dan kolega nya sudah berada di ruang makan.

'wah, gabisa nih' panik Rara mengacak-ngacak keranjang mainan nya, dan akhirnya Rara menemukan kacamata yang sedari tadi dicari nya.

Rara turun tergesa-gesa namun tetap berhati-hati, posisi nya saat ini Rara turun tangga dengan mundur karena bagaimana pun dia hanya bocah yang belum genap berumur satu tahun.

Tahukan kalo anak kecil turun tangga badan nya ngadep belakang, kalo turun tangan nya megang anak tangga sebelumnya.

"Loh Princess?" Di pertengahan tangga, Rara berpapasan dengan Keenan yang baru pulang sekolah, TK.

"Aban" kata Rara menyengir menunjukan gigi susu nya yang tersusun rapi.

"Mau kemana?" Tanya Keenan heran melihat kacamata hitam di tangan mungil sang adik.

"Au umpulin cedekah" ujar polos Rara yang tidak di mengerti oleh Keenan.

"Sedekah? Maksud nya?"

"Ihh aban epo" kemudian Rara berlalu meninggalkan abang nya yang melongo heran.

"Darimana dia tahu kata itu?" Lirih nya kemudian mengedikan bahu tak peduli.

"Hati-hati dek!" Teriak keenan kearah Rara yang masih berusaha turun menggunakan kaki mungil nya.

"Ote" balas Rara

****

Di ruang makan kini sudah berkumpul Alan dan kolega nya ditambah Hana dan Liam yang baru pulang.

"Saya sangat senang kerja sama ini berjalan dengan lancar" Fathan mengawali pembicaraan.

"Saya juga begitu" balas Xavier

"Saya harap kedepan nya kita bisa saling bekerja sama lagi" harap Jason.

"Silahkan dinikmati" Alan mempersilahkan tamu nya untuk menyantap hidangan yang sudah di siapkan.

Mereka pun kemudian makan dengan tenang.

Dibalik tembok yang menghubungkan ruang makan dan ruang tengah, Rara menyembulkan kepala mungil nya, mengintip.

"Elum eles" lirih nya sambil manggut-manggut.

Tepat dibelakang nya ada Bagas yang menatap heran juga gemas dengan tingkah Rara.

"Ra--"

"Stttt" Rara menempelkan telunjuk di bibir nya yang maju alis monyong.

"Ppfftt" Bagas menahan tawa melihat raut wajah Rara yang menurut nya sangat amat menggemaskan.

Jadi Bayi?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang