44. Terungkap

18.7K 2.2K 137
                                    

Happy Reading❤️

Ada yang nungguin?? Wkwk

Btw Selamat Hari Raya Idul Adha🐮

Maaf banget aku lama gak up, makasih buat kalian yang seria menanti🌹❤️✨

Sebelum baca boleh kali vote nya 😜

Enjoy❤️

_____

Disebuah perusahaan raksasa, terdapat dua pemuda berbeda usia yang sedang membicarakan hal serius.

"Bang gue nyerah" ungkap salah satu pemuda.

Dari awal dia memang tak pernah setuju dengan rencana gila abangnya itu, menyakiti orang tak bersalah demi sebuah dendam tak beralasan.

"Lu mau nyerah disaat udah setengah jalan? Lawak lu?" Jawab sinis pemuda satunya.

"Bang, udah ikhlasin aja. Ibu sama ayah juga bakal kecewa kalo liat lu begini" nasihat si adik, dari nadanya terdengar bahwa dia sudah sangat frustasi.

"Gak bisa! Bunda sama ayah meninggal karena bajingan itu!" Amuknya.

"ITU UDAH TAKDIR BANG! BUNDA YANG MILIH BUAT BERKORBAN! Semua bukan salah mereka" Teriak si adik dengan nada yang melirih di akhir.

"Tetep aja, gue udah nyingkirin satu sisa satu lagi dan lu mau nyerah? Oh lu udah sayang sama anak si bajingan itu?" Remeh pemuda yang dipanggil abang.

"Ya! Gue udah sayang sama Rora melebihi sayang gue pada diri sendiri! Puas lu!" Siapa lagi yang memanggil Rara dengan sebutan Rora jika bukan Effan, salah satu sahabat dari Arsen.

"Fan! Lu jangan gegabah ini semua buat Bunda! Inget semua penderitaan kita saat ayah sama bunda udah gak ada" Tekan si abang pada adiknya.

"Bukan buat bunda, tapi buat kepuasan lu bang. Gue udah ikhlasin kepergian bunda sama ayah, tapi lu engga. Gue tau lu udah sayang juga sama Rora, tapi lu malah gedein gengsi. Sadar bang, gue gak mu kehilangan satu-satunya keluarga yang gue punya"

Hening, sang abang hanya bisa terdiam saat mendengar kenyataan yang selalu dia tepis bahwa dia sudah sayang pada bocah 5 tahun itu.

Setiap melihat wajahnya, dia selalu teringat saat dia membuat ibu kandung bocah itu tiada.

Lily, mama kandung Rora meninggal bukan karena overdosis obat melainkan dibunuh. Dan pelaku pembunuhan nya adalah dia, membuat rasa bersalah selalu menghampirinya setiap melihat wajah polos bocah itu namun dengan cepat dia tepis dengan alasan nyawa dibalas nyawa.

"Pikirin lagi bang, jangan sampai lu nyesel. Yang jelas gue mundur, gue akan lindungin Rora walau harus mati sekalipun!" Ucap Effan kemudian beranjak keluar dari ruangan tersebut meninggalkan sang abang yang masih bergelut dengan hati dan perasaannya.

"Bunda, abang harus apa?"

****

"Woy Fan, ngelamun aja lu" Tanya Bayu yang tiba-tiba datang.

Setelah dari kantor sang abang, Effan memutuskan untuk pergi ke markas dia akan jujur pada teman-temannya.

Dan Effan tahu, sudah pasti jika dia memberitahu penculikan tempo hari adalah perbuatan sang abang wajah tampannya tidak akan mulus lagi.

"Yang lain pada kemana? Gue mau ngomong serius"

"Ada apa?" Tanya Arsen yang datang bersama Riki dan Bumi.

Kebetulan Bumi juga sudah kabur dari sang Kakek, dia memilih untuk melanjutkan kuliah bersama para sahabatnya saja.

"Maaf" ucap Effan pertama kali.

Jadi Bayi?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang