"Engghh" lenguh seseorang sambil membuka matanya yang terasa berat
Dia adalah Laura Eka Rahmawati.Saat matanya terbuka sempurna, yang pertama menyapa penglihatannya adalah gelap.
'Lah? Ini dimana? Gue udah mati? Tapi kok' batin Laura sambil menengok kanan kiri nya.
'Di alam kubur ada jangkrik ya?' Heran Laura karena sedari tadi dia mendengar suara jangkrik.
Saat Laura akan membuka suara, yang keluar adalah..
"ouhb"
'Lah, Kok?!? jangan jangan-
gue jadi bayi kaya di novel-novel itu?!'
'Wah wah gak bener nih, Haha cuma mimpi nih pasti'
Laura mencoba memejamkan matanya dan saat membuka mata, dia berharap ada di ranjang rumah sakit tapi nihil keadaan masih sama.
'Oke Laura lo masuk kedalam tubuh bayi Oke no problem' Laura mencoba menenangkan dirinya.
'TAPI INI BAYI KOK ADA DI TEMPAT BEGINIAN SIH'
Gimana gak shock, saat ini dia ada di bawah pohon dekat tong sampah. Langit gelap yang menandakan malam hari kan serem.
"Jadi ini bayi di buang? sungguh tidak beradab orang tua ini bayi" oceh Laura yang tidak sadar, jika sedari dari yang keluar hanya ocehan khas bayi.
"Tolong dong siapa pun huhu miris banget hidup gue" Laura pun menangis dan tentu yang keluar adalah tangisan bayi.
****
"Ayah kok jalan sini, udah subuh subuh gini juga bahaya tau" oceh sang istri bernama Hana Nindya Dirgantara, pasalnya jalan yang di pilih sang suami untuk pulang adalah jalan perkampungan yang sepi.
"Ya maaf, kan jalan utama di tutup gara-gara ada truk kecelakaan" jelas sang suami yang bernama Alan Dirgantara, lelaki blasteran Jerman itu memiliki marga Dirgantara dibelakang nama nya. siapa yang tidak kenal dengan keluarga Dirgantara? Keluarga sukses yang mempunyai perusahan besar yang tersebar di ASIA, bukan hanya Alan, Hana pun memiliki Butik yang cukup terkenal di kalangan ibu-ibu sosialita.
Selama perjalanan pulang, hanya ada keheningan, mungkin karena mereka terlalu lelah baru pulang dinas dari jepang. Namun keheningan itu tidak bertahan lama saat terdengar samar suara bayi menangis.
Alan memperlambat laju mobil nya.
"Kamu denger yang?"
"Denger yah" balas Hana sambil mengedarkan pandangannya diluar kaca mobil dan seketika matanya melebar saat melihat sesuatu.
"Yah berhenti yah!!" Pekik Hana.
"Kenapa Bun?"
Bukan nya menjawab, sang istri langsung membuka pintu mobil yang disusul oleh Alan dengan raut wajah bingung.
****
'Nangis aja terus kali ya siapa tau ada yang denger'
Dan gocha harapan nya terkabul saat melihat sepasang suami istri yang mendekat, siapa lagi kalo bukan Alan dan Hana.
"Ya ampun kenapa kamu bisa ada disini" Hana mengendong tubuh kecil Laura.
'Malu, gue udah punya KTP masih di gendong, eh tapi kan sekarang gue jadi bayi lagi' Laura hanya bisa pasrah dan berhenti menangis takut nanti mereka kesel.
"Bayi siapa ini?" Tanya Alan.
"Gak tau yah, kasian sekali bayi cantik ini."
'Gue tau gue cantik, makasih' Pede Laura membalas dengan menatap polos Hana.
"Tapi seperti nya dia bukan dari Indonesia, mata bayi ini berwarna biru, seperti kamu" lanjut Hana.
'Oalah gue punya mata warna biru?'
Alan menatap intens Laura kecil yang dibalas oleh tatapan polos.
'Duh jangan liatin gitu dong, malu ini'
"Kita rawat aja Yah" mohon Hana pada Alan.
'Ya rawat aja Tante om gue gak nyusahin kok' batin Laura senang dengan mata yang berbinar.
Hana gemas sendiri melihat bayi ini seolah-olah memang mengerti percakapan kedua nya, tapi emang ngerti sih.
"Tapi-"
"Aku mohon, kamu tahu aku sangat ingin punya anak perempuan tapi..."
Alan menghela napas
"Baiklah kita rawat bayi ini, lagi pula seperti nya 3-K akan senang mendapatkan adik perempuan."
Dan dari tadi Laura ternyata sudah tidur, mungkin cape nangis terus.
"Udah ayo masuk mobil, udara dingin"
Alan dan Hana pun membawa Laura pulang bersama mereka.
***
Jam sudah menunjukan waktu 4 pagi, Alan dan Hana baru sampai di rumah bersama Laura tentunya.
"Selamat datang tuan, nyonya" sapa satpam rumah yang bernama Pak Beni.
"Terimakasih" sahut Hana sedangkan Alan hanya mengangguk saja. Memang kalo dasar nya dingin susah, dan itu nurun kepada tiga anaknya.
Mereka sudah sampai dikamar, Hana memutuskan kalau bayi itu akan tidur bersama mereka untuk sementara.
"Ayah, bunda lupa nanya, mau kasih nama bayi ini siapa?" Tanya Hana sambil mengelus lembut pipi kemerahan bayi itu yang sudah ditidurkan di atas kasur king sizenya.
"Aku sudah memikirkan nya, bagaimana kalau Aurora Fazura Dirgantara?"
"Artinya?"
"Aurora berarti fajar, kita menemukan nya saat akan terbit matahari kan, Fazura memiliki arti biru seperti matanya" jelas Alan.
"Aurora Fazura Dirgantara, selamat datang di keluarga Dirgantara sayang" Hana mengecup lembut pipi Aurora yang diikuti oleh Alan.
Disini kita ganti ya dari Laura ke Aurora.
***
"Yah aku mau kebawah dulu ya, masak sarapan" setelah pemberian nama tadi, Hana tidak tidur lagi berbeda dengan Alan yang tertidur disamping Aurora seraya memeluk tubuh mungilnya.
"Iya" balas Alan tetap menutup mata.
Saat akan membuka pintu, Hana berbalik seakan ingat sesuatu.
"Oh iya kamu hari ini cuti ya, kita beli keperluan buat Rara"
Rara ini nama panggilan Aurora ya.
"Oke"
Selanjutnya mereka melanjutkan kegiatan masing-masing.
***
Hana sedang berkutat dengan alat dapur, sampai sapan selamat pagi menghentikan kegiatannya sejenak.
"Pagi Bun"
"Pagi sayang, udah bangun? Mana adik-adik kamu?" Tanya Hana meneruskan memasak sarapan setelah menyapa anak pertamanya.
"Tidur" balasnya singkat, Hana hanya bisa menggelengkan kepala melihat kelakuan anak sulungnya itu.
"Kamu bangunkan ya, sekalian ajak ayah buat turun"
Anak itu hanya mengangguk kemudian berjalan kembali ke lantai dua untuk membangunkan kedua adik dan ayahnya.
Mereka bertiga sudah bangun, tinggal membangunkan ayah Alan. Mereka berjalan bersama menuju kamar yang ditempati oleh kedua orang tua nya.
"Ayah bangun" pintu dibuka oleh anak kedua
Dan pemandangan didepan mereka membuat ketiga anak itu terdiam.
***
Penulisan sudah agak diperbaiki, seterusnya bakal aku perbaiki pelan-pelan tanda baca juga ejaan nya.
Vote komen nya jangan lupa✨
KAMU SEDANG MEMBACA
Jadi Bayi?!
Fantasy"Lah? Ini dimana?! Kok badan gue kaku gini?!" Tentang seorang siswi kelas 11 yang meninggal gara gara keselek biji salak bernama Laura Eka Rahmawati, namun malah terbangun di tubuh bayi 6 bulan istilah nya Transmigrasi. Bayi yang di tempati oleh jiw...