17. Gagal Horor

34.5K 3.8K 162
                                    

Happy Reading ❤️

Chapter ini gak ceritain alur dulu ya, ini cuma kaya side story aja.

Chapter selanjutnya baru balik ke alur.

Semoga suka, jangan lupa Vote dan Komen nya ✨❤️🤗

_______

Arsen dan kawan-kawan masih asik dengan aktivitas nya yaitu bermain bersama Rara.

Keenan juga sudah pulang dari sekolah nya. Sama seperti Bagas bocah berumur 6 tahun kurang tersebut menatap tak suka pada para pemuda berseragam SMA itu.

"Udah sore sana pada pulang" usir Keenan.

"Santai aja, besok juga libur" jawab Bayu, tangannya masih asik mengikat rambut tipis Rara.

"Cebong, besok pagi jalan-jalan yuk" Ajak Bumi tiba-tiba.

"Yuuu" setuju Rara disertai senyum lebarnya.

Bumi yang senang karena Rara setuju pun mencium pipi bakpao Rara dengan gemas.

"Eh eh jangan cium-cium, bau" Bagas mencoba memisahkan keduanya, lalu menyembunyikan Rara dibelakang punggung kecilnya.

"Eh rame ternyata" ucap mami Clara yang baru pulang bersama Alvin dan Kevin dibelakangnya.

"Ade" teriak Kevin berlari sambil merentangkan tangannya bermaksud memeluk Rara, naas Rara malah ditarik oleh Bagas membuat Kevin nyungsep.

"Bau, sana mandi" titah Bagas padahal dia juga belum mandi.

Kevin menatap tajam abangnya itu sambil mengusap hidung kecilnya yang mencium lantai.

"Ekhem, kami pamit pulang dulu tante" Arsen pamit duluan.

"Loh kok cepet banget, makan malam disini aja" ajak Clara.

"Cepet darimana, dari siang udah mangkir disini" lirih Bagas julit.

"Makasih tawarannya tante, tapi kita pulang aja" tolak Effan menyalami tangan Clara mengabaikan lirih-an bocah tengil itu.

Para pemuda itu pun berjalan menuju pintu, diantar oleh Rara dan Clara.

"Dadah cebong, besok pagi main lagi ya" ucap Bumi dengan nada yang dibuat seperti anak kecil.

"Dadah" Rara ikut melambaikan tangan nya, melihat mereka yang mulai melajukan motornya keluar dari pekarangan rumah.

"Yuk masuk, kamu harus mandi dulu" Ajak Clara semangat. Jarang-jarang Clara bisa memandikan keponakannya itu.

****

Rara sudah nongkrong dikamar sang mami sendirian. Si pemilik kamar membantu anak dan keponakannya mandi karena Hana yang belum pulang.

Rara mengayunkan kaki kecilnya yang menggantung, tapi saat matanya menatap sekeliling kamar, dia menemukan sesuatu berwarna hitam yang menyembul keluar dari salah satu laci.

"Tu apaan?" Monolog Rara memperhatikan benda tersebut.

Karena penasaran, Rara meloncat turun dari kasur dan berjalan pelan mendekati laci tersebut.

Saat sudah dekat, akhirnya dia tahu itu apa. Itu adalah wig berwarna hitam.

"Ami apain unya wik" lirih heran Rara.

Rara yang memang pada dasarnya jail, tersenyum manis kemudian mencoba menarik wig tersebut lalu membawanya keluar.

'keributan aku datang'

****

Hari sudah sore menjelang malam, namun diluar sudah gelap karena cuaca mendung, mungkin nanti malam akan turun hujan.

Jadi Bayi?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang