37. Tetangga

22.6K 3.1K 373
                                    

Halo halo🤗✨

Baru bisa up karena persiapan lebaran✨gak kerasa ya..kaya cepet banget gitu😔

Kalian mudik gak? Kalo aku sih engga, mau mudik juga kemana keluarga disini semua, kadang liat berita mudik tuh pengen ngerasain juga. Aku seumur umur belum pernah ngerasain mudik itu gimana.

Btw masih inget alur nya kan? Wkwk maaf ya baru sempet up kalo ada yang lupa nanya aja yaa, aku juga sengaja gak ngasih kepanjangan pemain karena bikin pusing juga terlebih aku milih nama nya itu lama loh yang menutut aku gampang diinget🤣🤣

Udah deh, makasih banyak pokok nya buat kalian yang setia nungguin cerita ini❤️😍. Perkiraan aku kayanya chapter 40an udah masuk konflik..

Vote dan komen nya jangan lupa🤗❤️✨

______

Setelah kejadian hukuman tadi, Rara kembali bermain bersama Udin mantan si Ujang dihalaman depan rumah.

Ternyata Udin sudah putus dari Ujang, dia curhat sama Rara katanya dia gak sanggup lagi sama Ujang yang Playcat.

Padahal mah si Udin cuma meaw meaw aja karena pengen makan, asal jangan ceker dia masih trauma. Tapi disalah artikan oleh Rara sebagai curahan hati seekor kucing tak dianggap.

Hal itu membuat beberapa bodyguard yang berjaga merasa iba melihat kelakuan sang nona kecil, mana masih muda.

"Apa perlu saya panggil ustadz? Barang kali mau di rukiyah" batin salah satu bodyguard disana.

Jika saja Rara tahu batinan mereka, mungkin dia akan mereog kembali.

Lagi asik-asik nya main, terdengar suara beberapa mobil mewah yang melewati halaman depan rumahnya.

"Itu..." Gantung Rara yang sudah memposisikan diri persis didepan gerbang sehingga dia bisa melihat dengan jelas.

Ada sekitar 6 mobil mewah berbeda merk yang melewatinya.

"Woah, ck ck ck" kagum Rara saat melihat mobil berwarna silver yang berada diurutan paling depan.

Saking terpukau nya, bocah itu sampai membuka mulutnya seperti ikan kekurangan air. Kelakuannya sudah ditatap beberapa pasang mata yang melihatnya dari dalam mobil itu.

"So cute"

****

"NDA!!!!" Teriak Rara yang sudah kembali masuk rumah, teriakannya itu membuat mereka para bodyguard dan maid sontak menutup telinga.

"Berisik bocah!" Ucap Alan yang sedang menonton diruang keluarga. Mereka masih kemusuhan atau mungkin hanya Rara karena Alan merasa dia tidak bersalah. Alan hanya ingin melihat ekspresi kesal dari Rara, karena itu sangat imut.

"Apaan cih dasal kecubung" judes Rara, jangan lupakan juga matanya yang melirik sinis.

"Apa kamu bilang?!" Syok Alan saat mendengar panggilan dari putri nya itu.

"Kecubung!" Ulang Rara tanpa rasa takut, malah kini dia sudah berkacak pinggang seakan menantang.

"Daripada kamu kecebong!" Balas Alan tak mau kalah.

"Nda papa kecebong lucu, uget-uget gituuu" bela Rara, walau sebenarnya dia tak ingin disamakan dengan makhluk air satu itu.

"Ihh kamu tahu gak awal mula kecebong itu dari telor, dan itu bau banget yang artinya kamu itu bau!" Balas Alan.

"Emang yayah pelnah cium telol kodok? Kan yayah nda pelnah main di combelan atau jangan-jangan.." Rara menutup mulutnya seakan terkejut dengan spekulasinya sendiri.

Jadi Bayi?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang