28. Salah paham

24.1K 3.1K 156
                                    

Happy Reading❤️

Vote dan komennya jangan lupa🤗✨

______

"Glandpa!!" Teriak Rara begitu sampai di mansion.

"Jangan lari sayang" peringat Rey pada cucu tersayangnya itu.

"Glandpa emana aja, kok ade ndak pelnah liat" rajuk Rara yang sudah berada digendongan Rey.

"Grandpa kerja sayang, buat jajan kamu"

"Kelja apa?" Kepo Rara, pasalnya grandpa nya ini sangat jarang pulang. Mungkin Rey akan pulang seminggu 2 kali itu pun karena sudah ada Rara, waktu Rara belum ditemukan Rey bisa tidak pulang berbulan-bulan. Sudah seperti bang toyib.

"Grandpa jualan daging di pasar" ucap Rey ringan seolah itu memang kenyataannya, namun siapa yang percaya? Melihat dari kekayaan keluarga ini yang begitu berlimpah.

Keluarga lain yang kebetulan mendengar percakapan antara kakek dan cucu itu tidak bisa untuk tidak tertawa.

"Adakah alasan lebih logis?" Batin Hiro.

"Aamiin" doa Edward dalam hati.

Rara yang mendengar jawaban itu mengernyit tak percaya, namun yasudah lah pura-pura percaya saja lagipula tubuhnya sekarang baru berumur satu tahun.

"Oohh.."

"Uang jajan dari grandpa masih ada kan?" Nah ini yang dia suka dari Rey, dia tak akan membiarkan cucu tercintanya kekurangan uang. Walau memang jika dibandingkan kekayaan keluarga Grisham uang jajan Rara masih terbilang sedikit dibanding kakak-kakaknya yaitu 1 juta per minggu.

Sewaktu di keluarga Dirgantara dia tak diberi uang saku karena keluarga di sana berfikir dia masih terlalu kecil, namun tak ayal keinginan Rara selalu mereka penuhi jika itu positif.

Berbeda dengan Edward yang merasa tak suka melihat sikap sang ayah pada putrinya, karena dia seperti tersaingi padahal tugas menafkahi Rara adalah kewajiban Edward, tapi Rey seperti melangkahinya.

"Ayah biarkan aku yang memberi Rara uang, itu sudah menjadi kewajibanku" Bantah Edward.

"Tak apa, Ayah hanya ingin" selalu seperti ini jika Edward mengingatkan. Rara sendiri sudah kesenengan, uang pemberian keluarganya nya dia tabung untuk investasi masa depan. Padahal kehidupan nya sudah terjamin sejak berada diantara dua keluarga berada.

"Sayang, mau ikut Milo?" Tanya Hiro tiba-tiba.

"Auuu" padahal belum tau mau kemana, Rara sih mau aja selama bareng Milo kesayangannya.

Hiro mengambil alih Rara dari gendongan ayahnya, Rey.

"Hiro, ayah baru saja bertemu Rara!" Protes Rey tak rela.

"Nasib, suruh siapa jualan daging di pasar" sindir Hiro pada ayahnya kemudian berlalu keluar dengan Rara di gendongannya.

"Anak itu" kesal Rey pada putra bungsunya.

"Papa, anti ade au akan aging ualan Glanpa!" Teriak Rara yang sudah berada diambang pintu.

Kedua pria berbeda usia itu terkekeh mendengar teriakan Rara yang menganggap serius ucapan Rey.

"Mana bisa" Kekeh Edward yang sepenuhnya paham apa maksud sang ayah.

"Ekhem Ayah ada yang ingin aku sampaikan, tentang Dominic" lanjut serius Edward begitu sudah tidak melihat keduanya.

"Di ruang kerja" Mendengar ucapan serius anak sulungnya, mau tak mau Rey pun ikut serius.

****

"Milo!" Panggil Rara yang berada di kursi penumpang. Baru saja turun dari mobil papa nya, sudah naik lagi saja.

Jadi Bayi?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang