4. Dadada

62.9K 6K 210
                                    

Happy Reading (⁠~⁠‾⁠▿⁠‾⁠)⁠~
Vote nya Gratis kok hehe

______

Di belahan negara lain, terdapat lelaki tampan yang sedang berkutat dengan dokumen nya.

Dia adalah Alex Dirgantara, anak bungsu keluarga Dirgantara yang masih melajang di umur nya yang ke 23 tahun.

Alex berprofesi sebagai pilot yang membuatnya tidak bisa berdiam diri di satu negara, walau demikian Alex juga merupakan salah satu CEO di anak perusahaan keluarga nya.

Ketukan pintu membuat Alex mengalihkan perhatiannya sesaat.

"Masuk" ucap Alex tanpa menoleh.

"Permisi tuan, ada kabar dari tuan besar"

"Ayah? Tidak biasanya, ada apa"

"Kakak kedua anda, tuan Alan mengadopsi seorang bayi perempuan tuan" perkataan sang asisten sontak membuat nya mengalihkan perhatian sepenuhnya.

Alex terdiam dengan pikiran yang rumit, tidak seperti biasa, kakak keduanya itu tidak mudah luluh dengan sesuatu. Walau mereka ingin memiliki anak dan cucu perempuan, tidak membuat hati mereka bergerak untuk mengadopsi seorang putri.

Sudah sering Kakak ipar nya pergi ke panti untuk mengadopsi seorang anak perempuan, namun tidak ada satu pun yang menarik hati nya.

Tapi mendengar sekarang, sang kakak sudah memiliki anak perempuan membuat Alex penasaran.

"Siapkan kepulangan ku malam ini" titah Alex mutlak pada sang asisten.

"Tapi tuan besok anda ada jadwal penerbangan ke--"

"Batalkan, saya akan pulang malam ini dan kosongkan jadwal ku untuk seminggu kedepan" Alex tersenyum miring, tidak sabar menemui keponakan kecil nya itu.

"Baik tuan" sang asisten yang bernama Ben hanya menghela nafas pasrah tidak bisa membantah perintah bos nya.

'Sabar sabar'

Setelah asistennya keluar, Alex terdiam dengan pikiran nya mengabaikan tumpukan dokumen yang menunggu untuk di periksa, toh ada sang asisten pikirnya.

****

Makan malam berjalan dengan lancar, mungkin

Rara dengan sebotol susu formula berada di pangkuan Opa.

Sayup sayup terdengar pekikan gemas melihat mulut kecil itu menghisap dot, dengan tangan nya yang mencoba memegang botol, walau tau itu percuma.

"Makan" titah sang opa.

Mereka pun melanjutkan makan malam yang tertunda sambil sesekali melirik Rara dipangkuan ayah dan opa nya.

Merasa sudah kenyang, Rara melepaskan botol yang masih tersisa seperempat susu itu dari mulut nya.

"Yah" Rara mengulurkan tangan nya pada sang ayah Alan.

'Sesekali modus gapapa lah, orang sama ayah sendiri hehe'  batin nya

Merasa terpanggil, Alan mengalihkan tatapan nya pada sang putri.

"Ka-kamu bilang apa sayang?" Gugup Alan

"Yah yah" ulang Rara

"Iya, ini ayah sayang" Alan langsung mengambil sang putri dari gendongan ayahnya dengan senang, karena putrinya memanggil dirinya untuk pertama kali.

"Dek coba panggil abang" Tak mau kalah Keenan segera mendekat dan menatap Rara dengan raut wajah berharap.

Rara memiringkan kepala nya bingung.

Jadi Bayi?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang