16. Perihal Kuaci

41K 3.9K 70
                                        

Happy Reading ❤️

Double up nih wkwk

Vote komen nya jangan lupa 🤗✨

________

Siang ini bocah berpipi bakpao itu sedang menonton televisi bersama abang tertuanya, Bagas.

Dia izin dari sekolahnya karena demam, akibat dari hujan-hujan an dua hari yang lalu.

Diantara mereka hanya Bagas yang demam, keempat orang lainnya baik-baik saja.

Saat ini mereka sedang duduk diatas karpet dan menyandar pada sofa dibelakangnya.

Rara memangku toples yang berisi choco chip cookies yang tinggal setengah ditemani oleh segelas susu dingin. Rara memang sudah tidak minum pakai dot, sekarang dia sudah minum pakai gelas walau masih harus dibantu oleh sedotan.

Sedangkan Bagas sedang fokus menonton sambil makan kuaci, atau lebih tepatnya mengumpulkan biji kuaci di satu tempat sebelum memakannya sekaligus.

"Ban, Nda ana?" Tanya Rara memecah keheningan, tangannya dengan jail mengambil beberapa biji kuaci yang sudah susah payah dikupas oleh Bagas.

Bagas yang terlalu fokus pada tontonan juga kuaci nya tidak sadar dengan kelakuan Rara. Dia mendengar suara kunyahan Rara, namun mengira itu karena adiknya yang kembali memakan kue coklat miliknya.

"Tadi bilangnya sih mau ke kantor ayah" balas Bagas tanpa mengalihkan tatapan matanya dari layar televisi.

"Ooohh ban nzi?" Tanya Rara lagi, sengaja biar Bagas sibuk menjawab pertanyaan nya dan tak tahu bahwa setiap kali dia mengupas saat itu juga Rara memakannya.

"Ikut, Kevin dan Alvin juga ikut mami ke butik, kenapa?" Tanya Bagas mengalihkan tatapan nya pada Rara yang tepat waktu sedang menggigit kue.

"Nda papa" Rara menggelengkan kepala nya dengan mulut penuh remahan kue, diam-diam dia merasa lega melihat Bagas yang tidak sadar kuaci yang sudah di kupasnya hilang tak bersisa.

"Ade ke kamal duyu ya" Rara kemudian berlari menuju kamar nya karena feeling nya mengatakan Bagas akan segera memakan kuaci hasil kupasannya. Jadi dia harus segera melarikan diri.

"Oke" balas Bagas tanpa berbalik.

"Udah banyak kayanya" Bagas mengupas kuaci terakhirnya.

Saat dia melihat piring tempat kuaci kupasnya dikumpulkan, disana hanya tersisa lima biji kuaci dari banyaknya kuaci yang sudah Bagas kupas.

Bagas terdiam sebentar, sedetik kemudian dia sadar dan berteriak kesal,

"RARA!" Teriak Bagas kesal pada adiknya itu.

Rara yang masih dipertengahan tangga menuju kamar nya pun bersembunyi dibalik tiang tangga yang bahkan tidak menutupi tubuh kecil nya.

"Aban angan aya olang a unya uan, eli agi aja ade akan cikit ko"(abang jangan kaya orang gak punya uang, beli lagi aja adek makan sedikit kok) Sahut Rara tak tahu diri kemudian melenggang pergi.

Bagas menatap Rara dengan kesal, mau menjawab namun ada benarnya juga tinggal beli saja kuaci yang sudah dikupas kan enak.

Tapi tetap saja beda! Dimana-mana  kuaci tuh dikupas sendiri biar ada sensasi nya.

Bagas akhirnya mengalah, terlalu sayang dia tuh sama bocah imut itu, mana bisa dia marah.

Akhirnya Bagas kembali menekuni pekerjaan nya yaitu mengupas kuaci, tapi kali ini piring berisi kuaci kupasan nya dia simpan ditengah-tengah paha.

Jadi Bayi?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang