Happy Reading❤️
Mau nanya dong, kalian lagi suka cerita genre apa? Fantasi, School life, CEO, Transmigrasi atau apa. Tadinya kalo cerita ini udah tamat aku mau bikin cerita baru..
Kayanya gak bakal lebih dari 50 chapter deh ini cerita, aku takutnya kalian bosen kalo terlalu panjang😣
Gitu aja sih, komen yaa biar aku tahu kalian lagi suka cerita kaya apa 🤗😜
Maaf juga aku lagi sibuk akhir-akhir ini jadi baru update lagi😔 Lope sekebon pokoknya buat kalian yang setia menanti cerita ini❤️✨🌹
Vote dan komennya jangan lupa ya🤗
________
Waktu berlalu dengan cepat, saat ini Rara sudah berumur 2 tahun lebih. Selama itu juga tak ada masalah yang berarti, hanya saja kelakuan Rara semakin menjadi.
Para abang nya pun tumbuh menjadi bopan alias bocah tampan.
Bagas sudah menginjak umur 8 tahun, namun sifat jahil nya pada Rara tak berkurang sedikitpun malah semakin menyebalkan. Alvin sendiri berumur 6 tahun, dia baru saja memasuki Sekolah Dasar.
Keenan yang hanya berbeda satu tahun dari Bagas semakin protektif pada Rara, Kevin berumur 5 tahun, dan Kenzi 4 tahun.
Setelah insiden satu tahun lalu, keluarganya semakin posesif membuat Rara sering kali merajuk karena selalu dilarang ini itu oleh mereka. Jika ditanya dia lebih nyaman tinggal dimana, maka dengan lantang dia akan jawab
SAMA AJA.Selama itu juga ketiga keluarga menjadi semakin dekat, mereka tak lain adalah Grisham, Dirgantara, dan Dominic.
Hari jumat ini Rara merengek ingin ikut pada sang papa yang akan melaksanakan solat jumat di masjid, bersama dengan Hiro yang sudah lulus SMA dan kini sedang menempuh bangku perkuliahan. Dia mengambil fakultas Bisnis agar bisa membantu sang kakak kelak.
Arsen dkk yang sudah kelas tiga SMA, dan Adam dkk yang sama seperti Hiro.
Sudah satu tahun juga Rara tidak bertemu dengan babang tampan versi dua nya itu, tau lah versi satu siapa.
Tapi tak jarang mereka melakukan video call, terlebih Max pria itu sangat sering menghubungi Rara lewat Hiro.
"Pa ade mau ikut!!" Bahasa Rara pun sudah mulai lancar walau terkadang lidahnya masih sering terpeleset.
"Mau ngapain sayang? Disana itu laki-laki semua" jelas Edward yang sudah siap dengan sarung dan baju koko nya.
Tampilan Edward seperti bule nyasar. Bagaimana tidak wajah Edward itu kebarat-baratan, namun menggunakan pakaian lokal. Hiro sendiri juga menggunakan baju koko ditambah celana kain hitam.
"Au...." Bingung Rara, tak mungkin dia jujur dan bilang ingin cuci mata sudah pasti dia tak akan diizinkan ikut.
"Tanya cama pa uctad" alibi Rara.
"Bener?" Curiga Hiro.
"Iyaaaa"
"Nanti disana jangan nakal, jangan berisik paham?" Peringat Edward yang dengan semangat diangguki oleh Rara.
Mereka pun berjalan menuju mesjid depan dengan Rara yang digendong oleh Hiro. Tiba-tiba terlintas pertanyaan yang baru terpikirkan oleh otak jeniusnya.
"Bang Hiro batal gak ya wudhu nya? Secara kan aslinya gue udah 20 tahun" pikir Rara yang ada benarnya juga.
Sepanjang jalan banyak yang menyapa mereka, terlebih Rara. Dia itu kembang komplek, siapa yang tak kenal bocah beban satu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jadi Bayi?!
Fantasy"Lah? Ini dimana?! Kok badan gue kaku gini?!" Tentang seorang siswi kelas 11 yang meninggal gara gara keselek biji salak bernama Laura Eka Rahmawati, namun malah terbangun di tubuh bayi 6 bulan istilah nya Transmigrasi. Bayi yang di tempati oleh jiw...