21. Jalan tengah

29K 3.5K 122
                                    

Happy Reading (⁠^⁠∇⁠^⁠)⁠ノ⁠♪

Makasih buat kalian yang nunggu ✨🤗

Vote dan komennya jangan lupa kakak😉✨

Enjoy❤️

_____

"Ada apa ini?" Tanya Alex yang baru saja turun tangga dan melihat keberadaan salah satu kolega bisnisnya.

"Kemari" suruh Alan datar.

Posisi mereka berempat duduk bersebrangan, dan Hiro yang duduk disebuah sofa single.

"Mau apa kau kemari" Ucap tajam Alex pada Edward.

"Sudahi drama mu itu tuan Alex , kau tahu pasti tujuan kami kemari" Ucap sinis Arthur.

"Sialan, bagaimana pun aku tak akan pernah mau berbagi!" Ucap egois Alex.

Dia memang sudah menyelidiki siapa keluarga kandung Rara. Maka saat pertemuan pertama mereka, Alex menatap rumit Arthur. Dia tidak akan pernah rela jika Rara keluar dari rumah ini.

Alan yang mendengar hal itu menghela nafas berat, sikap Alex yang sekarang sangat tidak membantu dan membuat keadaan lebih buruk.

Dia pun sama, merasa tak rela jika Rara harus bertemu dengan keluarga kandungnya. Dia sangat ingin menghajar Edward, namun ia menahannya.

'Kenapa dia menemukan Rara secepat ini?' batin Alex merasa tak terima.

"Apa kau bisa menunggu keluarga ku datang terlebih dahulu?" Ucap Alan pada Edward yang memperhatikan, bagaimana pun amarah tidak menyelesaikan apapun.

"Apa maksud mu kak?! Kau rela berbagi?!" Sentak Alex tak terima.

"Diam lah Alex! Kau tidak membantu sama sekali!" Bentak Alan yang sudah cukup emosi menghadapi sifat egois Alex. Sejenak Alan merasa kasihan kepada istri Alex kelak.

'semoga istrinya nanti dapat bersabar menghadapi sifat nya yang satu ini'

"Tentu tuan Alan" balas Edward.

"Kekanak-kanakan, tak tahu malu" celetuk Hiro tak peduli.

Alex yang tersinggung akan melayangkan sebuah pukulan, jika saja tak ditahan oleh Arthur.

"Anda jangan macam-macam pada adik saya tuan Alex!" Desis Arthur mengancam.

Kedua pria mapan yang hanya berbeda satu tahun tersebut saling melayangkan tatapan. Alex dengan tatapan penuh emosi, dan Arthur dengan tatapan datar.

'ini tidak akan mudah' batin Alan.

Alan yang terdiam dengan pikirannya, tersadar oleh perkataan Edward.

"Anda tenang saja tuan Alan, bagaimana pun saya tidak akan menghalangi kalian untuk bertemu Rara" ucap Edward yang seolah-olah Alan sudah setuju jika Rara tinggal bersamanya.

"Tentu tuan Ed, Rara adalah bagian keluarga saya jadi kenapa anda harus menghalangi saya?" Balas sarkas Alan.

Lain halnya dengan Alan yang menghadapi situasi dengan tenang, dua pemuda mapan itu tak henti-henti nya mengeluarkan aura permusuhan yang sangat kental.

"Tak akan aku biarkan kau membawanya!"

"Darah yang mengalir ditubuh Rara adalah darah keluarga Grisham" ucap Arthur.

"Kami yang membesarkan nya!" Balas Alex tajam yang ditatap datar oleh Alan.

'membesarkan apanya?' sinis Alan dalam hati.

Jadi Bayi?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang