19. Midnight Pain

140 17 5
                                    

Happy reading.

🍂

"Tuh anak bisa mati karena mabok kayaknya" ucap Barbara pada Fay sambil menunjuk Izora yang sudah mabuk berat sambil meliuk-liuk kan tubuhnya yang terbalut pakaian terbuka di tengah-tengah keramaian orang-orang.

Mereka saat ini berada di Club milik keluarga Izora. Ya, mereka berkumpul karena diajak Izora.

"Kaki lo udah baikan?" tanya Fay

Barbara menatap kakinya yang sudah bisa digerakkan.

"Yap. Gue gak bisa bayangin kalo itu lebih dari dua minggu" ucap Barbara mengingat bagaimana dia kesulitan untuk sembuh.

"Kalo beneran gak bisa bayangin, stop gangguin Hope" ucap Fay sambil menyeruput wine di gelas kaca.

"Maksud lo? Ngapain belain dia?" tanya Barbara dengan raut wajah tak suka.

Fay tersenyum tipis. "Ini bukan soal gue belain siapa, disini masalahnya lo bukan tandingan Kaivan. Lo sama Izora gak bakal menang lawan Kaivan"

Barbara mengernyit. "Gue gak ngusik Kaivan, Fay. Yang gue incer si gatal miskin itu"

"Kayaknya lo belum ngerti maksud gue Bar"

Fay mengelus lembut kepala Barbara.

"You touch Hope, Kaivan will touch you back. understand pretty?" Fay tersenyum kemudian kembali menyeruput wine nya.

"Kayak gak tau aja alasan kaki Lo sempet lumpuh. Emang Lo pikir itu ulah siapa?"

Barbara terdiam. Menyadari sesuatu.

Dia benar-benar bodoh, selama ini dia tidak pernah berhasil memberi Hope pelajaran.

Tidak pernah berhasil mengusir Hope dari High Class dan bahkan dari Luxurious.

Kaivan

Cowok itu yang menjadi pelindung bagi Hope.

Kalau begitu bagaimana bisa mereka menghancurkan Hope?

"Alasan temen lo yang sana bisa mati karena alkohol. Kaivan always with her Bar"

"Kalau mau ganggu Hope lagi, silahkan"

"But, you will see what happen if Kaivan get mad"


🍂

Gafriel menyadari akhir-akhir ini pikirannya dipenuhi dengan Hope.

Cowok itu segera berdiri dari tempat tidur nya dan mengambil ponsel nya dan memainkan game online. Kebiasaan yang mulai jarang dilakukan nya.

Menghabiskan satu jam di ponselnya, Gafriel melirik jam tangannya dan melihat sudah pukul 11:15.

Sudah larut malam, namun Gafriel belum saja mengantuk.

Cowok itu memutuskan untuk keluar, ingin mencari udara dingin diluar sana.

Gafriel meraih jaket hitam serta topi cokelat nya dan mengambil kunci motor besarnya.

The High Class Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang