44. Beautiful problems

86 8 0
                                    

happy reading.

🍂

Hari ini adalah hari penerimaan hasil ujian siswa-siswi Luxurious atau lebih tepatnya hari pengambilan laporan nilai hasil ujian.

"Tuh kan, ujung-ujungnya dia ditinggalin Kaivan juga."

"Haha, emang dasarnya si miskin itu gak tau diri, dikira Kaivan beneran mau sama dia."

"Udah balik bisu dia, gue jadi kasihan lagi. aduh kasihannya."

"Sst, kalo dia denger gimana?"

"Emang bisa apa, Kaivan gak sama dia lagi, hahaha."

Baru saja memasuki sekolah, Hope sudah mendengar ucapan-ucapan tak mengenakan mengenai dirinya. Mereka bahkan tidak berusaha untuk berbisik, sengaja terang-terangan membicarakan dirinya.

Hal ini, adalah hal yang biasa bagi seorang Hope. Dia tidak akan pernah terluka hanya karena perkataan mereka.

Dengan tanpa menoleh kanan atau kiri Hope berjalan melewati anak-anak yang sibuk membicarakannya, membuat mereka tersenyum sinis dan lebih mengolok-olok Hope.

"Pindah aja pas kelas 12, kasihan banget High Class harus nanggung murid miskin kek lu!"

"Ahahah, sekalian berhenti sekolah aja. Sakit mata gue liatin lu di sekolah ini."

"Udah woi, nanti nangis!"

Tanpa menghiraukan mereka Hope terus berjalan memasang wajah datar dengan aura yang dingin, tanpa ekspresi.

Hope hanya akan melihat hasil ujiannya dan langsung pulang, mereka memang sudah tidak belajar lagi, dikarenakan ujian baru saja selesai dan tidak diwajibkan sekolah lagi ketika sudah mengambil hasil nilai mereka. Mereka diberikan waktu libur sampai pada semester ke depan tiba.

Fay melihat Hope memasuki kelas, dia ingin menyapa cewek itu namun aura Hope yang sangat tak bersahabat membuatnya mengurungkan diri.

Hope terlihat tidak baik, wajahnya begitu kurus dan pucat, kantung mata cewek itu juga sudah terlihat mengerikan. Fay tebak Hope kurang tidur dan makan tidak teratur.

Setelah memgumpulkan keberanian Fay menghampiri Hope. "Kantin yuk, hasilnya bakal keluar sejam lagi. Gue laper!"

Hope menatap datar Fay. "Gue gak laper." Sahut Hope membuat Fay mendengus jengkel.

"Ya temenin lah, gue minta ditemenin, tolol apa gimana sih." Gerutu Fay membuat Hope menghela nafasnya.

"Gue gak ik-"

"Udah ayok, lama lo!" Fay langsung menarik paksa Hope dan membawanya ke kantin.

Fay mengambil banyak sekali makanan, karena kantin High Class tersedia semua jenis makanan enak, Fay hampir mengambil semua menu yang ada.

"Fay, lo mau makan atau nyari mati?" tanya Hope karena terkejut melihat banyaknya makanan yang sudah tertata rapi di meja mereka.

"Udah diem, lo bantuin gue abisin, gue gak mau tau ini semua harus abis, kalo gak kita gak bakal keluar kantin."

Hope menatap Fay dengan tatapan kesal. "Bego!" Seru Hope membuat Fay tersenyum lebar.

"Gitu dong, gue suka kalo lo udah mulai nunjukin ekspresi, tadi kek mayat hidup. i'm scared." ucap Fay berlebihan membuat Hope mendengus kesal.

Mereka pun segera makan. Mereka makan dalam keadaan hening, Hope benar sibuk makan sedangkan Fay mencuri-curi pandang pada cewek dingin itu.

"Hope gue gak mau kalau lo sampe cuekin gue juga." ucap Fay tiba-tiba membuat Hope berhenti mengunyah makanannya.

The High Class Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang