Happy reading.
🍂
Hope mengatur seragam yang akan dipakai esok hari. Menggantung dengan rapi setelah menyetrika seragamnya. Dia mengatur alat tulis yang akan dibawa.
Sesaat Hope termenung, mengingat kejadian tadi. Mengingat dirinya begitu berani mencium Kaivan begitu saja.
Namun, Hope tahu seharusnya dia tidak seperti itu. Tapi setidaknya dia bisa memanfaatkan Kaivan lagi. Dengan keadaannya saat ini Hope memang masih membutuhkan cowok itu.
Hope tidak ingin menaruh perasaan terhadap hubungannya dengan Kaivan. Dia hanya ingin, memanfaatkan Kaivan yang sudah terlanjur masuk ke dalam hidupnya.
Tapi, sepertinya Hope gagal. Gagal untuk tidak menaruh perasaan terhadap cowok itu.
Degupan yang dia rasakan tadi ditepis sebisa mungkin. Orang sepertinya tidak pantas menyukai seorang Kaivan.
Kaivan bisa mendapat yang lebih dan lebih baik darinya.
Hope tidak akan pernah bisa. Walaupun dia sadar bahwa perasaan nya mulai terungkap.
Ya, Hope mengakui dia telah jatuh cinta pada sosok Kaivan.
🍂
Gafriel memasuki kelas, dan tiba-tiba menghampiri Hope yang sedang duduk tenang.
"Lo dipanggil Mr. Rogers, diruangannya." ucap Gafriel singkat.
Hope hanya diam tanpa menjawab, dengan ekspresi seperti biasa dia pergi menuju ruangan Mr. Rogers
Tok tok
Setelah mengetuk Hope dipersilahkan masuk. Mr. Rogers menunggu sambil duduk dan melipat tangannya didada.
"Duduk Hope." ucap Mr. Rogers
"Kamu tahu alasan kamu di panggil kemari oleh saya?" tanya Mr. Rogers
Hope menggeleng.
"Bicara Hope. Kamu gak bisu kan?"
"Saya gak tau alasan di panggil ke sini." ucap Hope dingin. Tatapannya menatap raut Rogers yang sudah mulai berubah jengkel.
"Apa yang kamu perbuat sehingga Kaivan tidak ingin ikut olimpiade Astronomi?!" tanya Mr Rogers sedikit membentak.
Hope mengernyit. "Saya tidak tau."
"Kamu tidak tau? Namun, kenapa Kaivan membawa namamu saat mengundurkan diri dari olimpiade ini?" tanya Mr. Rogers
Hope tetap diam, dia lelah meladeni guru didepannya saat ini.
"HOPE KALAU SAYA TANYA YA DIJAWAB!" Bentak Mr. Rogers
"Saya sudah menjawab. Saya tidak tau." ucap Hope datar.
Mr. Rogers mulai habis kesabaran nya. "Kamu pacaran sama Kaivan?!"
Hope semakin tidak dibuat mengerti oleh guru yang mengamuk padanya saat ini.
Mr. Rogers mendengus kesal. "Apa untungnya Kaivan pacaran sama kamu? Kurang mampu, dan tidak terlalu pandai." sinis Mr. Rogers.

KAMU SEDANG MEMBACA
The High Class
Novela Juvenil"We didn't choose to live like this." - Hopely Janetta Selamat datang di kisah seorang gadis remaja yang memiliki kehidupan yang berat, bahkan dia mengalami kemalangan sejak dari dia dilahirkan. Saat tumbuh beranjak dewasa tanpa kasih sayang dan per...