Happy reading.
🍂
Kaivan mengernyit melihat Hope dan Fay yang terlihat berbincang. Sepertinya tidak begitu serius, melihat wajah Hope terlihat santai. Namun, saat melihat raut Fay, Kaivan langsung yakin ada sesuatu yang serius yang dibicarakan oleh keduanya.
"Hope," panggil Kaivan membuat Fay menoleh. Hope tidak mengalihkan pandangannya dari Fay.
Fay tersenyum tipis, menyapa Kaivan kemudian pergi menjauh.
Hope terkekeh pelan. Pandangannya beralih pada Kaivan.
"Ngomongin apa?" tanya Kaivan.
Hope mengangkat bahunya. "Sedikit peringatan, dia terlalu remehin gue" ucap Hope pelan.
Kaivan mendengus. "jangan terlalu melibatkan diri dengan Fay" ucap Kaivan
Hope mengangguk. "Gue gak punya keinginan buat melibatkan diri sama dia."
Kaivan pun ikut mengangguk, dia merangkul Hope dan berbisik sesuatu membuat Hope tersenyum kecil.
Izora tidak berhenti mengepalkan tangannya, darah dalam dirinya terasa mendidih. Wajah menahan amarah terlihat jelas di wajah cantik itu.
Aura Izora yang menyeramkan membuat orang-orang langsung menyadari siapa pemicu amarah Izora.
Izora terlihat ingin membunuh siapa saja yang berbicara dengannya saat ini.
Dengan langkah tergesa setelah meraih anggur merah, Izora berjalan ke arah Hope dan Kaivan berada.
Fay tersenyum sinis begitu Izora melewatinya, Fay yakin Izora hanya akan bertindak bodoh karena Kaivan. Benar-benar dibutakan oleh Cinta.
Saat Izora berdiri tepat di depan Hope yang sedang dirangkul Kaivan, tangannya terangkat dengan cepat dan membasahi Hope dengan gelas berkaki tinggi berisikan anggur merah yang dipegangnya.
"GO AWAY BITCH!" teriak Izora nyaring, membuat mereka menjadi pusat perhatian.
Kaivan sudah menduga ini ketika melihat wajah galak Izora ketika cewek itu menghampiri mereka.
"Jauh-jauh dari cowok gue!" sambung Izora, matanya berkilat marah. rasanya ingin menjambak Hope yang hanya diam menatapnya dengan tatapan datar.
"Lo tuh yang harus jauh-jauh! gak ada otak banget, tiba-tiba dateng terus buat onar kayak gitu. Sopan santun lo mana?!" bentak Kaivan membuat Izora menatap mata yang dirasanya begitu indah.
Sayang, Izora tidak pernah mendapat tatapan yang layak dari mata itu. selalu hanya kebencian yang dia dapatkan dari sepasang mata yang tajam namun, begitu candu. Sulit sekali mengalihkan pandangan dari mata Kaivan.
"Jahat banget Kaivan sama aku. Kamu kenapa belain Hope terus sih, KAMU EMANG PACARNYA HAH?!"
"Diem. Pergi Sana!" usir Kaivan.
"GAK. KALAU MAU AKU PERGI, KAMU HARUS PERGI SAMA AKU!"
"Jangan bikin kesabaran gue habis Izora" desis Kaivan, kemudian membuka jas hitamnya lalu menutupi tubuh Hope yang basah.
KAMU SEDANG MEMBACA
The High Class
Teen Fiction"People must know their respective places." - Hopely Janetta