8. Dark side

186 23 1
                                    

Happy reading.

🍂

Leana tidak berhenti membicarakan kejadian tadi saat dia bertemu dengan Hope. Saat ini mereka berada di kamar rawat Barbara.

"Pokoknya anak itu harus diberi pelajaran. Berani-beraninya tidak sopan begitu sama aku setelah apa yang dia perbuat pada Barbara!"

"Papi pasti akan beri dia pelajaran karena udah ganggu anak papi" ucap Edwin sambil mengelus rambut Barbara.

"Aku kesel banget. Ditambah Kaivan tiba-tiba muncul belain anak itu." gerutu Leana. Edwin mengernyit setelah mendengar nama itu.

"Kaivan? Anak Lyman?"

Leana mengangguk, kemudian mendengus. "Anak itu juga tidak ada bedanya. Kurang ajar dan tidak tahu sopan santun"

Edwin menghampiri Leana kemudian mengelus bahu istrinya itu. "Udah, biar papi yang urusin anak kurang ajar itu"

"Siapa, Kaivan?"

Edwin menggeleng. "Hope. karena berani gangguin Barbara."

Leana dan Edwin menatap Barbara yang sedari tadi hanya diam, tak berniat berbicara.

"Barbara, makan yaa. Dari pagi loh kamu belum makan, mami pesenin makanan, Barbara mau makan apa?" tanya Leana setelah duduk di samping ranjang Barbara.

Barbara menggeleng.

"Barbara harus makan, mami beliin sekarang deh. Kalau Barbara mau sesuatu bilang ke mami ya sayang" setelah mengatakan itu, Barbara baru mau menatap Leana.

"Mami"

Leana menatap Barbara dengan tatapan hangat. "Iyaa sayang?"

"Barbara mau Gafriel. Barbara mau ketemu Gafriel" ucap Barbara.

Leana dan Edwin saling bertatapan kemudian mengangguk. "Tapi, setelah ketemu Gafriel, Barbara harus makan"

Barbara kembali menggeleng. "Barbara gak mau makan, kalo gak disuapin Gafriel"

Leana tersenyum lembut. Tangannya mengelus tangan Barbara. "Mami panggil Gafriel ya. Tapi janji, Barbara harus makan"

Barbara mengangguk dengan senyuman tipis di wajah pucatnya.

Edwin tersenyum lega melihat senyuman anaknya terlihat. Sedari tadi Barbara tidak seperti dirinya sendiri. Menjadi suka melamun dan tidak menoleh ketika dipanggil. Tapi saat ini Barbara terlihat membaik.

Leana dan Edwin berharap keadaan anak mereka bisa terus membaik. Dan Barbara bisa kembali menjadi dirinya sendiri.

🍂

Hope menatap Hela yang terbaring dengan wajah begitu pucat serta mata yang tertutup rapat. Seolah enggan untuk terbuka.

Hope tidak tahu bagaimana dia harus berekspresi sekarang, Melihat keadaan Hela didepannya saat ini.

Miris. Sebagai anak, Hope juga mengaku gagal. Gagal menjadi anak yang berbakti dan menyayangi orang tuanya. Namun, sekali lagi. Hope punya alasan dia menjadi seperti ini, Karena dia sedari kecil telah terbiasa, terbiasa menjadi orang yang tidak diperdulikan, dan terbiasa tidak memperdulikan keadaan orang lain. Bahkan keluarga nya sekalipun.

The High Class Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang