Happy reading.
🍂
"Lo butuh dokter Zora, bukan butuh gue"
Sakit hati?
Kecewa?
Marah?
Tentu saja. Izora bahkan ingin mati saja saat ini. Mendengar kata-kata itu dari orang dicintainya benar-benar melukai perasaannya.
Izora tahu bahwa dia mencintai Kaivan dengan tidak wajar, namun Izora hanya ingin memiliki cowok itu.
Namun, sepertinya Izora harus berhenti. Berhenti mencintai sosok yang bahkan membencinya.
Izora menghapus air matanya, dia mengangkat wajahnya dengan eskpresi yang tidak bisa di gambarkan lagi.
Luar biasa sakit.
"M-maaf Kaivan. Maaf karena mencintai kamu sedalam ini" lirih Izora
Seisi kelas tidak bergeming. Terkejut luar biasa dengan drama yang mereka tonton barusan.
Kaivan memperhatikan Izora baik-baik, takut cewek itu tiba-tiba melakukan hal yang gila lagi.
Izora tersenyum dengan air mata yang terus mengalir. "Oke, aku nyerah"
"Aku nyerah Kai"
Apakah itu benar-benar Izora?
Cewek angkuh dan selalu percaya diri namun tiba-tiba menyerah dan terlihat tak berdaya saat ini.
"Aku nggak akan ganggu kamu lagi"
"Tapi, aku beneran gak menjadikan kamu sebagai objek obsesi aku. Aku sayang sama kamu"
Kaivan seperti bukan melihat Izora saat ini.
Apakah dirinya sudah keterlaluan?
"Dan, aku gak sejahat itu buat bunuh saudara aku sendiri. Aku emang jahat, tapi aku punya otak Kai, aku tahu batasan"
"Awalnya bakal gunain dia biar bisa jauhin kamu sama Hope karena aku tahu di mata kamu selalu ada Zara"
"Aku emang dibutakan cinta kamu" Izora tersenyum dan melihat Hope.
Keadaan Hope tidak baik-baik saja. Izora tiba-tiba merasa sudah keterlaluan.
"Hope, maafin gue" Izora tertunduk. Dia benar-benar sadar bahwa sikapnya berlebihan dan sangat jahat pada Hope hanya karena ingin memiliki Kaivan.
"Sekali lagi maaf. Mulai sekarang aku bakal tahu diri, tapi untuk hilangin perasaan aku ke kamu gak segampang itu."
Pengakuan Izora benar-benar terlihat tulus, tidak ada wajah angkuh, tidak ada wajah menjengkelkan.
Hanya ada ekspresi yang ingin dicintai dan terlihat terluka.
Mereka mendadak tidak tega dengan cewek itu.
Barbara merangkul Izora dan mengajak Izora untuk pergi dari kelas.
Izora dan Barbara meninggalkan kelas yang masih hening. Seisi kelas Berusaha mencerna dengan baik apa yang sebenarnya terjadi di sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The High Class
Teen Fiction"People must know their respective places." - Hopely Janetta