Happy reading!
🍂
Satu hal yang sangat Hope benci dalam hidupnya adalah, ibunya. Helary Viona, ibu yang selalu dia anggap gagal menjadi seorang ibu baginya. Bukankah sebagai ibu tugasnya adalah merawat dan menyayangi anaknya dalam keadaan apapun?
Namun lantas bagaimana dengan Hela? Apakah dia mengasihi Hope seperti seorang ibu pada umumnya? Pertanyaan itu selalu terlintas dalam pikiran Hope setiap kali melihat ibunya.
Seperti saat ini, saat Hope menatap Hela sedang duduk di sofa ruang tamu bersama seorang laki-laki asing. Minum, merokok bersama membuat Hela terlihat seperti pelacur.
Apakah Hela pernah menanyakan kabarnya? Memeluk dirinya saat merasa sedih? Jawabannya, tidak. Sekali pun Hela tidak pernah memeluknya. Saat kecil pun Hela tidak pernah menganggap dirinya ada, sibuk dengan dunianya sendiri.
Dan tentu saja itu menimbulkan rasa kebencian yang sangat besar dari dalam diri Hope pada ibu kandungnya yang melahirkan nya.
Hope memalingkan wajahnya ketika melihat Hela berciuman dengan laki-laki asing itu.
Hela yang menyadari keberadaan Hope tidak menghiraukan anaknya itu. Hela tetap melanjutkan, bahkan saat matanya yang bertemu dengan mata Hope wanita itu tidak peduli.
Hope tersenyum sinis kemudian berlalu, ikut mengabaikan kelakuan gila ibunya itu.
Saat memasuki kamarnya Hope langsung membersihkan dirinya, karena masih banyak Cat yang tertempel padanya.
Hampir 1 jam dia habiskan di kamar mandi akhirnya Hope keluar dengan sudah berganti pakaian.
Hope merebahkan tubuhnya di atas kasur, mengabaikan suara-suara dari luar yang tidak patut didengar.
Seolah sudah biasa dia mendengar itu, Hope sudah tidak peduli lagi. Namun seringkali Hope selalu berpikir untuk pindah rumah, rasanya memuakkan untuk tinggal serumah dengan orang hina seperti ibunya.
Gadis itu bangun dan berjalan menuju meja belajar. Mulai membuka buku pelajaran nya.
Seketika Hope teringat saat Gafriel memberikan seragam baru padanya.
Sebenarnya Gafriel memiliki alasan ketika cowok itu memberikan seragam baru untuknya.
Saat di perjalanan menuju rumahnya kemarin, Hope bertemu dengan Gafriel di jalan.
"Ngapain Lo disini sendirian dalam keadaan begitu?" Tanya Gafriel saat memberhentikan motornya di samping Hope.
Hope hanya melirik sekilas kemudian terus berjalan.
Gafriel mendengus. "Gue lagi nanya, Lo gak bisa jawab pake mulut? Tu mulut buat apaan coba?"
Hope berhenti kemudian menatap Gafriel dengan tatapan dinginnya.
"Ini kelakuan cewek Lo. Jadi, cewek Lo tolong diurusin baik-baik" ucap Hope
Gafriel mengernyit. "Barbara? Dia ngelakuin ini sama Lo?"
Hope hanya diam.
"Gue bakal ganti seragam Lo. Tapi bukan karena gue benerin kelakuan Barbara, dan juga, ngapain Lo nyuruh gue urusin cewek rese itu" ucap Gafriel dengan wajah bingung nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The High Class
Fiksi Remaja"People must know their respective places." - Hopely Janetta