Happy Reading.
🍁
Hope menatap kosong ke arah kertas yang sedang di pegangnya.
"Bisa di tes lagi dok?" tanya Hope pada dokter yang barusan memberikan kertas hasil tes DNA itu pada Hope.
Kate menatap Hope dengan tatapan sedih, dia mendekati Hope kemudian merangkul sayang anaknya itu.
"Mrs Kate bisa jelasin semuanya, kamu itu benar-benar anak kami Hope." lirih Kate dengan suara hampir terisak.
"Sudah jelas kan semuanya, kamu itu sedarah sama saya, dan Kaivan adalah Kakak kam-"
"ARGHHH BAJINGAN LO SEMUA!" Teriak Hope menggila, dia melepaskan tangan Kate dengan kasar lalu merobek kertas hasil tes itu.
Hope meremas rambutnya frustasi, dia tidak tahu harus apa, kebenaran bahwa Hope sedarah dengan Kaivan membuat Hope ingin mati saja.
"Gak usah bohongin gue! GUE BUKAN ANAK KALIAN!"
"Lo pikir karena gue sekarang yatim piatu gak ada siapa-siapa lagi jadi lo bisa mainin gue hah?!"
"Orang tua gue udah mati!"
Hope mulai mencucurkan air matanya melihat Lyman dan Kate tidak bereaksi membuatnya ingin gila rasanya.
Muak.
Hope muak dengan semuanya, dia ingin hidup tenang tanpa adanya adegan drama menjijikan seperti saat ini.
"GUE BUKAN ANAK KALIAN, JANGAN NGACO BAJINGAN!"
Lyman menunjuk wajah Hope dengan telunjuknya "Stop Hope, kami orang tua kamu. Pantaskah berbicara seperti itu?"
"Cukup. Sekarang terima realitanya, jangan mau hidup di dongeng mulu kamu!"
Hope tersenyum gila dia menunjuk dirinya sendiri.
"Gue? Dongeng?"
"Lo berdua yang dongeng, tes dna ini gak akan gue terima. Jijik bangsat!"
Kate benar-benar terkejut dengan sikap Hope saat ini. Inikah si anak dingin tak berekspresi yang dia kenal?
Hope benar-benar kehilangan kewarasannya.
"Mau tidak mau kamu harus relain Kai, dia itu kakak kamu. Jangan maksa, ini kenyataannya!"
"Selama ini saya membiarkan kalian karena Kate yang terus memohon untuk membiarkan kalian, tapi saya juga tidak tahan melihat kalian. Kakak beradik tidak boleh saling mencintai sebagai seorang pasangan!" Tegas Lyman membuat kepala Hope benar-benar pening.
"Lyman cukup, kasian mereka Ho-"
"ARGHH BAJINGAN LO! PERGI DARI HIDUP GUE!" teriak Hope sambil menarik kerah Lyman.
Kate menangis sambil berusaha mengontrol Hope. Hope benar-benar meledak.
Hope memberontak, "Pergi dari gue! Gue bukan anak lo!"
"Gue gak akan tinggalin Kai, coba aja lo paksa!" Hope menatap Lyman dengan penuh amarah.
Secinta itu dia pada seorang Kaivan. Ya, Kaivan yang berhasil mengunci hati seorang gadis dingin bernama Hope.
"Saya ayah kamu Hopely Janetta!" Bentak Lyman sambil melepaskan tangan Hope darinya.
Hope tersenyum sinis kemudian berbisik di telinga Lyman. "Mending gue mati daripada jadi anak haram dari kalian. Hidup gue udah cukup hina, kalau gini mending gausah hidup."
Plak
"LYMAN!" teriak Kate saat Lyman menampar Hope.
"Anak gak tau diuntung, seharusnya kamu bersyukur kamu masih punya orang tua yang mau ngurusin kamu. Ini balasan kamu untuk kami Hope?!"
"Kami orang tua kamu! Paham tidak sih?!"
"Halah, bullshit. Hubungan haram kok bangga banget ya." kekeh Hope kemudian mengangkat kepalanya.
Hope mengelus pipinya kemudian tersenyum miring "Gak peduli gue anak siapa, intinya gue sama Kai gak bakal ada yang bisa misahin, kalian sekalipun."
"Ah kecuali..."
Hope mendekati Kate dan memegang erat bahu yang katanya ibu kandungnya.
"Kecuali lo bunuh gue. Gue bakal jauhin Kai kalau kalian bunuh gue atau gue yang bunuh diri."
Hope mengelus pipi Kate lembut "Mari kita lihat seberapa gila anak haram kalian ini."
Kate dan Lyman termenung, terkejut dengan perkataan dingin Hope.
"Ready Mr Lyman and Mrs Kate?"
🍁
Thanks

KAMU SEDANG MEMBACA
The High Class
Fiksi Remaja"We didn't choose to live like this." - Hopely Janetta Selamat datang di kisah seorang gadis remaja yang memiliki kehidupan yang berat, bahkan dia mengalami kemalangan sejak dari dia dilahirkan. Saat tumbuh beranjak dewasa tanpa kasih sayang dan per...