18. The protector

157 23 5
                                    

Happy reading.

🍂

Kaivan tidak melepaskan tangan Hope dari genggamannya sedari tadi. Bahkan saat bahu Hope di obati Kaivan tidak membiarkan tangan Hope lepas darinya.

Hope menatap jemari Kaivan yang meremas lembut tangannya.

"Kai" panggil Hope di tengah keheningan. Keduanya berada kamar rumah sakit.

Kaivan tidak menyahut, dia hanya menatap bahu Hope yang sudah diobati.

"Kai, gue gak papa"

Kaivan tidak merespon.

"Kaivan" panggil Hope dengan nada pelan.

Cowok itu tiba-tiba langsung memeluk Hope setelah menarik Hope dengan lembut.

"Jangan bilang lo gak butuh gue lagi, gue gak bisa Hope" lirih Kaivan.

Hope tidak tahu harus bereaksi apa-apa, dia hanya ingin menghilang dari kehidupan Kaivan.

Dia tidak ingin menjadi parasit untuk Kaivan.

Tidak ingin menyulitkan Kaivan.

Dan tidak ingin hidup Kaivan hancur karena tetap berada di sisinya.

Hope tidak ingin membuat orang yang dicintainya mengalami hal-hal yang buruk karena tetap berada disisinya.

Kaivan semakin mempererat pelukannya tanpa menyulitkan bahu Hope.

"Gue gak mau kehilangan lo"

Runtuh sudah pertahanan Hope. Dia mengutuk dirinya karena menjadi lemah karena perkataan Kaivan.

Hope memejamkan matanya yang sudah berkaca-kaca. Eskpresi nya masih sama, datar dan dingin.

Namun, tangan Hope perlahan terangkat dan memeluk Kaivan.

Hope menangis tanpa suara, dia hanya meneteskan air mata tanpa suara dengan wajahnya yang datar.

Hope menenggelamkan wajahnya pada bahu Kaivan. Benar-benar nyaman, rasanya Hope ingin terus bersembunyi di bahu Kaivan dan melupakan kehidupan nya yang sebenarnya.

"Jangan ninggalin gue" bisik Hope, dia mengeratkan pelukannya pada Kaivan.

Kaivan mengelus lembut pucuk kepala Hope dan mengecup singkat.

"Gue akan selalu di sisi lo, jadi lo harus selalu butuh gue" ucap Kaivan dan mengeratkan pelukannya kembali.

Keduanya berpelukan dengan tenang, menyalurkan perasaan masing-masing.

Dan ini pertama kalinya Hope merasa tidak ingin ditinggalkan dan ingin dicintai.

Dia benar-benar mencintai Kaivan sampai merasa tidak layak.

Gue bener-bener egois ucap Hope dalam hatinya.

🍂

"ARGHH KOK GAGAL SIH?!!" Teriak Barbara pada Edwin.

"PAPI NGELAKUIN NYA YANG BENER GAK?! POKOKNYA BARBARA GAK MAU LIHAT SI JALANG ITU KE SEKOLAH!!"

The High Class Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang