Entah karena lapar atau suka, Yuju memakan ubi yang ada di piringnya dengan perasaan bahagia.
Rasanya ubinya manis dan lembut, begitu masuk ke dalam mulut, ubinya langsung lumer tanpa perlu susah-susah Yuju mengunyah.
"Ubinya enak sekali," kata Yuju dengan mata berbinar, "Rasanya manis dan lembut."
"Ini namanya ubi madu, rasanya memang lebih manis dan teksturnya lebih lembut daripada ubi pada umumnya," jelas Taehwan meletakan satu lagi ubi yang telah dikupas kulitnya di piring Yuju.
"Ohh, begitu, aku baru tahu," kata Yuju yang kini sudah memakan ubi keduanya.
Sementara Yuju, Hyesung, dan Taehwan makan, pria berambut biru yang belum Yuju ketahui namanya karena Yuju terlalu malas buat bertanya masih mengocek gelas susunya.
"Gon, mau sampai kapan kamu mengocek itu?" lirik Hyesung kesal karena jengah mendengar suara sendok yang dibentur-benturkan pada gelas.
Oh, namanya Gon. Kata Yuju dalam hati. Menebak nama pria berambut biru yang bikin Yuju kesal karena dia dipanggil dengan sebutan orang mati.
Meskipun memang benar Yuju sudah mati, tapi tetap saja Yuju tidak senang mendengarnya.
"Sampai kalian kesal, muehehe," cengir Gon, menunjukan deretan gigi-giginya yang dipagari.
"Sekarang kita sudah kesal, jadi hentikan," kata Taehwan.
"Oke," seketika, Gon berhenti mengaduk, lantas meneguk habis susu putih yang kini sudah menjadi susu strowberi dengan beberapa kali tegukan.
"Loh, mau kemana? Tidak makan?" tanya Hyesung karena setelah meneguk habis minumannya, Gon mendorong kursi dan mengangkat pantatnya.
"Kalian duluan saja, aku masih ada urusan," kata Gon lantas melirik Yuju, "Oh ya, Nona Yuju, jangan banyak-banyak makan ubi, nanti kentutmu bau."
"Memangnya ada kentut yang wangi?" sahut Yuju bicara tanpa berpikir, tapi kemudian jadi menutup rapat-rapat bibirnya, "Maaf, tidak seharusnya aku bilang begitu di meja makan."
"Tidak perlu minta maaf, santai saja," kata Taehwan.
"Iya, santai saja, obrolan semacam ini sudah biasa di sini," sahut Hyesung.
"Ah, ok..e," angguk Yuju.
Gon yang sudah meletakan gelas kotor di bak cuci piring kini berdiri di samping Yuju, lantas merogoh saku celananya, mengeluarkan sebuah apel merah dan menyimpannya di samping piring Yuju.
"Makan ini juga, jangan sampai sakit perut," kata Gon membuat Hyesung dan Taehwan saling melirik.
"Cuma untuk Yuju? Untukku mana?" kata Hyesung manyun.
"Tidak ada, cuma ada satu," ucap Gon.
"Masa?" kata Hyesung tidak percaya yang cuma diangguki Gon.
"Kita bagi dua saja Hye," kata Yuju menawarkan.
"Jangan, itu khusus untukmu, Nona Yuju," kata Gon dengan senyum, "Anggap saja sebagai sambutan selamat datang dariku."
Setelah itu, Gon pergi meninggalkan ruang makan, meninggalkan Yuju merasa terharu karena perlakuan Gon.
Tapi, belum ada semenit kepergian Gon, rasa terharu Yuju hilang begitu saja setelah melihat tulisan yang diukir pada kulit apel.
Jangankan buat terharu, rasanya Yuju ingin melempar apel digenggamannya ini ke wajah Gon sekarang juga.
Punya Xian, yang memakan ini rambutnya kutuan, badannya gatal-gatal, jomblo seumur hidup!
~~~
090323
Ast.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Life
FanfictionYuju tidak punya alasan lagi untuk hidup. Semua alasan untuk dia bertahan di dunia ini sudah dia lakukan. Mulai dari menonton konser, makan Ice Cream setinggi tiga puluh senti, menamatkan serial drama kesukaannya, naik gunung, sampai memiliki rumah...