Yuju bangun cukup siang hari karena semalaman suntuk sibuk dengan laptop buat membuka emailnya yang sampai saat ini belum terbuka juga karena Yuju lupa kata sandi semua emailnya.
Kalau sudah begini, Yuju jadi kesal dengan dirinya sendiri karena membuat kata sandi yang begitu rumit.
Setelah merapihkan kasur dan kamarnya, Yuju membuka lebar-lebar jendelanya, membiarkan udara baru masuk ke dalam kamarnya.
Begitu keluar dari kamar, hal pertama yang ada di kepala Yuju adalah menemui anak-anaknya!
"Salamat pagi sayang-sayangku semuaaaaaa!" kata Yuju riang menyapa ayam-ayamnya.
"Bagaimana tidur kalian? Nyenyak, kah?" kata Yuju sambil menuangkan pakan ayam ke dalam tempat makan ayam, tidak lupa juga mengisi air untuk minum para ayam.
Dengan semangat, ayam-ayam itu tentu jadi mengerubungi Yuju. Membuat Yuju jadi tertawa kegelian.
Jika dulu Yuju takut setengah mati saat ayam-ayam itu mengepakkan sayapnya pada Yuju, sekarang sudah tidak lagi.
"Makan yang banyak ya, kalian harus sehat dan besar," kata Yuju sambil mengambil telur-telur yang ada di dalam kandang.
Setelah memberi makan ayam dan mengambil telur, Yuju kembali ke rumah dan pergi menuju dapur.
Di dapur, sudah ada Yeonggwang, Ahxian, dan Taehwan yang sedang sarapan.
"Yuju ayo sarapan," kata Taehwan menuangkan sup hangat ke mangkuk kecil.
Yuju mengangguk, menaruh keranjang telurnya di dekat kompor lalu mencuci tangannya.
"Kak Hyesung dan kak Gon tidak sarapan?"
"Mereka masih tidur, semalam sibuk menulis laporan," jawab Ahxian dengan tangan sibuk membuka bungkus plastik keju. "Mau?"
Yuju menggeleng, menolak tawaran keju dari Ahxian.
"Kejunya jangan dicemili terus, itu untuk roti!" tegur Taehwan pada Ahxian.
"Hmmm," kata Ahxian manyun.
"Ini sudah matang belum?" tanya Yeonggwang yang sambil makan sibuk menggoreng telur dadar.
"Sudah, dibalik dibalik," kata Taehwan.
Lantas, Yeonggwang menggoyangkan penggorengannya dan membalik telur dengan baik tanpa merusak telur.
"Waaah, keren!" puji Yuju refleks.
"Cih, begitu doang, keren apanya," komentar Ahxian saat mendengar Yeonggwang dipuji oleh Yuju.
"Kalau begitu selanjutnya kak Xian yang buat," kata Yeonggwang yang setujui Ahxian dengan yakin.
"Bagaimana supnya? Enak tidak?" tanya Taehwan saat Yuju menyeruput sup buatan Taehwan.
"Seperti biasa, enak," jawab Yuju.
"Tidak kurang apapun?" tanya Taehwan sambil menaruh potongan telur dadar buatan Yeonggwang di piring Yuju.
"Tidak."
"Telurnya bagaimana? Enak tidak?" tanya Yeonggwang.
"Enak, rasanya seperti rasa telur pada umumnya," jawab Yuju.
Sementara Yuju, Taehwan, dan Yeonggwang makan, Ahxian mulai membuat telur dadar kedua.
"Kak Xian, telur dadarnya kenapa seperti itu?" kata Yeonggwang kaget karena bentuk telur dadar milik Ahxian yang lebih mirip telur orak arik.
"Daripada telur dadar, itu lebih mirip telur orak arik sepertinya," komen Yuju yang juga kaget dengan rupa telur dadar buatan Ahxian.
"Memangnya siapa yang bilang aku mau buat telur dadar?" bela Ahxian sambil terus mengaduk telur yang niatnya ingin jadi telur dadar malah jadi telur orak-arik di penggorengan. "Dari awal memang aku mau buat telur orak arik kok."
"Ohh."
"Dalam menilai makanan kalian tidak boleh hanya melihat bentuknya, yang penting itu rasanya."
"Yaaa yaaa."
"Tanganmu kenapa?" tanya Gon menghampiri Yuju yang duduk di kursi balkon lantai dua, yang tengah mengipasi jari-jari tangannya dengan kipas tangan.
"Panas, tadi habis mencuci piring bekas cabai tapi lupa menggunakan sarung tangan," jawab Yuju yang menyesali perbuatannya setengah jam yang lalu.
"Sini," kata Gon meraih tangan Yuju, lalu meniup jari-jari Yuju satu persatu, membuat sensasi dingin di jari jemari Yuju.
"Ih, apasih!" kata Yuju hendak menarik tangannya, tapi karena genggaman tangan Gon yang kuat, tangan Yuju tidak bergerak sedikitpun.
"Diam!"
"Aku bisa sendiri kok!"
"Lama, aku butuh kamu secepatnya."
"Butuh aku?"
"Hm, aku butuh kamu buat menangkap ayam."
"Menangkap ayam?" sahut Yuju dengan nada tinggi, "Mau kak Gon apakan anak-anakku?"
"Aku baru tahu kamu melahirkan ayam," kata Gon masih meniupi jari-jari Yuju.
"Ish!" dengus Yuju.
"Kandangnya mau diperbaiki, jadi ayam-ayamnya mesti dipindahkan."
"Oh, kukira kak Gon mau menangkap dan memotong mereka."
"Memang," kata Gon enteng.
"IH! JANGAN!"
"Kenapa?"
"Mereka anak-anakku!"
~~~
010523
Ast.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Life
Fiksi PenggemarYuju tidak punya alasan lagi untuk hidup. Semua alasan untuk dia bertahan di dunia ini sudah dia lakukan. Mulai dari menonton konser, makan Ice Cream setinggi tiga puluh senti, menamatkan serial drama kesukaannya, naik gunung, sampai memiliki rumah...