31

80 13 1
                                    

Yuju berjalan di belakang Ahxian dengan langkah perlahan melewati pohon demi pohon dan tanah yang sedikit basah.

Mungkin mereka sudah berjalan selama satu jam, selama berjalan itu Yuju memasang baik-baik telinga juga pandangannya.

Sebelum perjalanan di mulai Ahxian tadi berpesan, "Kalau melihat sesuatu yang mencurigai atau membuatmu takut, bilang padaku."

Tiba saat Yuju melewati sebuah pohon, perasaan tidak nyaman menyergapnya dan membuat jantung Yuju berdebar lebih kencang dan dan untuk sejenak merasa napasnya tercekat.

Itu adalah pohon di mana Yuju menyerah pada hidupnya. Saat itu, dengan susah payah Yuju membuat ikatan yang kuat di salah satu dahannya agar tubuhnya bisa menggantung di sana.

Tidak nyaman. Rasanya sangat tidak nyaman. Rasanya seperti Yuju melihat kembali lukanya, rasa sakitnya, dan penderitaannya.

"Yuju, kenapa?" tanya Ahxian yang bingung karena Yuju tiba-tiba menjadi berhenti berjalan dan berbicara. "Yuju."

Mendengar namanya dipanggil, Yuju terkesiap, "EH? Ya?"

"Kamu kenapa?"

"Ah, tidak apa-apa."

"Betulan?"

"Hm," angguk Yuju mantap, "Ayo kita jalan lagi, Kak."

"Kalau begitu jangan melamun, fokus pada jalan!" kata Ahxian tegas karena salah satu penyebab banyak yang tersesat di hutan adalah kurang fokus dan melamun saat berjalan.

"Siap!"

Yuju dan Ahxian kembali berjalan dengan diiringi suara nyanyian burung dan serangga.

"Stop!" kata Ahxian setelah mereka melewati deretan pohon bambu. "Dengar tidak?"

"Apa?" tanya Yuju merapatkan diri pada Ahxian, takut.

"Suara perutku," kata Ahxian dengan senyum yang membuat Yuju lega dan kesal di waktu yang bersamaan.

"Huh! Aku kira apa."

"Hehe~ Ayo kita istirahat dulu."

Kemudian Yuju dan Ahxian mencari tempat untuk duduk dan memakan bekal yang dibawa Ahxian dari rumah.

"Ternyata benar ya, makanan paling enak adalah makanan yang dimakan saat perut kita sedang kosong," kata Ahxian melahap roti lapis yang dia bawa.

Yuju mengangguk, betul sekali, padahal Yuju tidak begitu menyukai salah satu bahan yang ada di dalam roti lapis di genggamannya, tapi karena lapar dia memakannya dengan lahap.

"Perjalanan kita masih jauh, Kak?"

"Hmm, lumayan. Kenapa? Kamu lelah?"

"Tidak, cuma penasaran saja kita ini akan berkeliling sejauh mana."

"Biasanya sih aku berkeliling sampai pos terakhir. Lalu setelahnya memantau dari atas dengan paramotor. Tapi berhubung kamu ikut kita cukup berjalan sampai pos terakhir saja kemudian pulang."

"Paramotor?" tanya Yuju asing dengan kata itu. "Apa itu paramotor?"

"Hmm, semacam paralangan, tapi menggunakan mesin."

Kemudian Ahxian jadi menjelaskan tentang paramotor dan Yuju mendengarkan dengan seksama.

Lalu, obrolan yang semula mengenai paramotor berganti menjadi pembahasan yang lain yang lebih personal.

"Yuju jawab yang jujur ya. Saat pertama bertemu denganku, kesanmu padaku bagaimana?" tanya Ahxian sambil mengemasi barang-barang mereka yang tidak terlalu banyak, hanya kotak makan, botol air, dan alas untuk duduk.

"Kesan pertamaku untuk kak Xian? Hemmm... kak Xian baik," kata Yuju membantu Ahxian berbenah dan melihat sekeliling tempat duduk mereka, memastikan tidak ada sampah yang tertinggal.

"Baik itu terlalu klise, yang lain yang lain."

"Hmmm, apa ya? OH! Aku ingat, saat belum bertemu, menurutku kak Xian itu unik. Soalnya saat itu kak Gon memberiku apel punya kak Xian dan di sana ada pesan yang membuatku nyaris kutuan, gatal-gatal, dan jomblo seumur hidup."

"Hahaha, padahal itu cuma buat main-main."

"Lalu, saat pertama bertemu kak Xian di dapur. Menurutku kak Xian sangat keren karena berani menangkap ular dengan tangan kosong."

Disebut keren, senyum Ahxian mengembang, "Serius? Apa aku sekeren itu?"

Yuju mengangguk, "Ya."

"Kalau ketampananku diurutan ke berapa di rumah?"

"Tentu saja ke satu," sahut Yuju, mengatakan jawaban yang sama dengan pertanyaan yang sama yang ditanyakan Hyesung beberapa hari yang lalu.

"Tentu saja ke satu," sahut Yuju, mengatakan jawaban yang sama dengan pertanyaan yang sama yang ditanyakan Hyesung beberapa hari yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~~
160423
Ast.

Second LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang