Awalnya Yuju merasa berani dan baik-baik saja tinggal di tengah hutan begini. Tidak sedikitpun Yuju merasa takut ataupun merinding.
Tapi, setelah tahu dia masih hidup dan tinggal di tengah hutan Yuju jadi merasa takut dan gerak-geriknya seperti diawasi.
Ditambah dengan keadaan rumah yang ketika malam menjadi sangat gelap karena lampu-lampu dimatikan untuk menghemat listrik. Bahkan untuk ke kamar mandipun Yuju takutnya setengah mati.
Yuju keluar dari kamar, lalu melambaikan tangannya ke kamera cctv yang dipasang di lorong kamarnya. Yuju sudah seperti peserta uji nyali yang menyerah.
"Kenapa?" sebuah suara berseru.
"Aku butuh ke kamar mandi," jawab Yuju berbicara.
"Lalu?"
"Antarkan!"
"Hhh," keluh suara itu, "Aku segera ke sana."
Menunggu yang menjemput, Yuju kembali masuk ke dalam kamar karena tidak berani berada di luar kamar berlama-lama.
Tok tok.
"Yuju ayo," kata Gon setelah mengetuk pintu Yuju.
"Kenapa lama sekali!" omel Yuju begitu keluar dari kamar, sudah tidak kuat.
"Aku kan butuh berjalan," kata Gon berjalan lebih dulu dan Yuju mengikuti dari belakang.
"Terima kasih ya kak Gon, maaf merepotkan," kata Yuju setelah menyelesaikan urusannya di kamar mandi.
"Panggil saja Gon seperti biasa," kata Gon merasa aneh dipanggil dengan awalan kak oleh Yuju.
"Tidak, pada Yeonggwang saja aku panggil kak, masa padamu yang jelas lebih tua daripada aku dan Yeonggwang tidak, kan tidak sopan," ungkap Yuju yang mulai memanggil semua yang ada di rumah dengan awalan kak karena memang dia yang termuda.
Dalam kegelapan, Gon tersenyum tipis mendengar ucapan Yuju.
"Yuju, kamu mau mi instan tidak?" tanya Gon ketika jarak mereka tinggal sedikit lagi menuju kamar Yuju.
Yuju berpikir sejenak, ini sudah tengah malam, tidak baik makan malam-malam, apalagi mi instan, besok pipi Yuju pasti bengkak!
Tapi, semenjak Yuju tinggal di sini, dia tidak pernah makan mi instan, hari-harinya hanya makan sayur, buah, umbi-umbian, dan daging. Yuju sangat jarang makan makanan instan.
"Berpikirnya jangan lama-lama, cepat putuskan," kata Gon tidak sabaran karena Yuju lama sekali menjawabnya.
Akhirnya Yuju mengangguk, "Mau."
"Kalau begitu ayo buat!"
Yuju dan Gon tidak jadi ke kamar, mereka memutar dan kembali ke arah dapur.
"Mi instannya ada di sana," tunjuk Gon ketika mereka tiba di dapur, menunjuk lemari di dekat kulkas.
Yuju bergerak mendekati lemari. Sementara Gon berjalan menuju meja makan.
"Punyaku mi goreng ya, jangan terlalu matang, aku suka yang masih keras," lanjut Gon menarik kursi dan duduk, kemudian memejamkan matanya.
"Tunggu dulu, ini aku yang buat?" tanya Yuju memegang dua mi instan, baru sadar jika dia sedang diperalat oleh Gon.
"Iyalah, masa aku?" kata Gon santai.
"Aku kira kamu yang bakal buatkan!"
"Kapan aku bilang mau buatkan? Aku cuma mengajak."
"Tahu begini aku bilang tidak mau tadi!" runtuk Yuju tapi tetap saja memanaskan air untuk dua porsi mi instan.
"Begitulah hidup, penyesalan selalu ada di akhir."
"Iya, kalau di awal namanya pendaftaran," sahut Yuju.
"Nah, itu tahu."
Yuju berdecih, lagi-lagi Yuju kena perangkap Gon!
~~~
020423
Ast.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Life
FanfictionYuju tidak punya alasan lagi untuk hidup. Semua alasan untuk dia bertahan di dunia ini sudah dia lakukan. Mulai dari menonton konser, makan Ice Cream setinggi tiga puluh senti, menamatkan serial drama kesukaannya, naik gunung, sampai memiliki rumah...