"Kalian berdua, singkirkan kaki kotor kalian dari sana sekarang juga!" lanjut suara yang entah dari mana datangnya, karena setelah Yuju menoleh kesana kemari tak ada siapapun.
"Kubilang singkirkan kaki kotor kaliaaaaaaan!!!"
Yuju lantas melihat ke bawah, ke lantai kayu yang warnanya sedikit gelap dari pada lantai kayu yang ada di belakangnya.
"Kalian ini buta atau apa? Tidak lihat lantainya basah HAH!"
"Maaf, maaf, kita tidak lihat," sahut Hyesung mendongkak, membuat Yuju tentu kebingungan.
Apa jangan-jangan Hyesung sedang berbicara dengan makhluk halus? Itu yang dipikirkan Yuju sekarang.
"Aku capek-capek mengepel sampai pinggangku sakit dan kalian menginjaknya seenak jidat!"
"Maaaaaf, nanti aku pel ulang, oke?" kata Hyesung seraya menyenggol pundak Yuju, "Bilang sesuatu."
Yuju tersentak, "Aku juga akan ikut membantu."
"Yasudah."
Setelah itu, suara itu menghilang, Yuju menatap Hyesung bingung. Tapi bukannya menjelaskan situasi yang terjadi barusan, Hyesung hanya tersenyum.
Sampai di ruang makan, Yuju melihat seorang pria berambut hitam sedang sibuk memotong sayuran sambil bernyanyi.
Karena membelakangi Yuju dan juga Hyesung, pria itu sampai tidak sadar kalau sedari tadi dia jadi tontonan gratis Yuju dan Hyesung.
Mungkin ada sekitar lima menit pria itu bernyanyi. Begitu nyanyian selesai, Yuju dan Hyesung refleks bertepuk tangan.
"Loh? Ada orang?" kata pria itu berbalik dan kaget melihat Yuju dan Hyesung.
"Suaramu bagus sekali," puji Yuju.
"Ah, jadi malu, terimakasih pujiannya, xixi."
"Yuju, orang ini namanya Taehwan. Orang yang harus kamu temui kalau kamu lapar," kata Hyesung memeperkenalkan pria berambut hitam itu.
"Hai, aku Taehwan, Lee Taehwan. Kalau mau menyingkat namaku, tolong panggil aku Hwan, jangan Tae, oke?" kata Taehwan mengulurkan tangannya.
Yuju menyambut tangan Taehwan, "Yuju, Choi Yuju."
Setelah itu, Yuju dan Hyesung dipersilakan duduk oleh Taehwan karena masakannya sebentar lagi masak.
Tidak butuh waktu lama, di hadapan Yuju, kini tersaji ubi panggang, salad sayur, dan setoples selai stroberi.
"Nah ayo makan, jangan sungkan ya Yuju," kata Taehwan menaruh ubi di piring Yuju yang sudah dikupas kulitnya supaya Yuju bisa langsung memakannya.
"Terimakasih," kata Yuju melirik canggung Taehwan dan Hyesung, "Kalau boleh tau, kalian cuma makan ini di sini?"
"Iya," angguk Hyesung yang menuangkan air untuk dirinya, Yuju, dan juga Taehwan.
"Betulan?" tanya Yuju lagi dengan mata membulat, kaget dan tidak percaya.
"Orang mati tidak boleh pilih-pilih, makan saja apa yang ada," celetuk suara yang tidak asing bagi Yuju, si pria berambut biru.
Dengan langkah santai sambil membawa gelas berisi cairan putih yang sepertinya susu, dia duduk di depan Yuju, lantas menyendok banyak-banyak selai di dalam toples, memasukannya ke dalam gelas dan mengaduknya.
"Kenapa diam saja? Cepat makan. Oh, apa kau tidak suka makanan di sini, Nona Yuju?" lanjut pria itu karena hanya Yuju yang tidak makan, sedang Hyesung dan Taehwan makan dengan lahap.
"Apasih, orang aku suka. Ini makanan kesukaanku!" kata Yuju mulai memakan ubi yang ada di piringnya dengan lahap, membuat pria berambut biru itu tersenyum tipis.
~~~
080323
Ast.

KAMU SEDANG MEMBACA
Second Life
FanfictionYuju tidak punya alasan lagi untuk hidup. Semua alasan untuk dia bertahan di dunia ini sudah dia lakukan. Mulai dari menonton konser, makan Ice Cream setinggi tiga puluh senti, menamatkan serial drama kesukaannya, naik gunung, sampai memiliki rumah...