34

71 13 3
                                    

"Kak Hye, maaf," tunduk Yuju menyesal menghampiri Hyesung di ruang makan begitu dia selesai membenahi kandang ayam bersama Gon.

"Maaf kenapa?" tanya Hyesung bingung, habis, tiba-tiba saja Yuju menghampirinya dengan wajah muram.

"Topi kak Hye sepertinya rusak," cicit Yuju dengan nada bergetar.

"Topi? Topi yang mana?"

"Topi yang tempo hari kak Hye pinjamkan padaku."

"Ohh, yang biru itu? Kenapa bisa rusak?"

"Tadi aku pakai saat membantu membenahi kandang ayam bersama Kak Gon lalu kepalaku terkena ranting, setel..."

"HAH?" seru Hyesung membuat Yuju terkesiap kaget. "Mana coba aku lihat!"

Yuju maju selangkah, lalu memberikan topi berlubang yang sedari tadi dia sembunyikan di belakang punggungnya pada Hyesung.

Tapi bukannya dilihat, Hyesung malah menaruh asal topi yang diberi Yuju di atas meja.

"Maksudnya kepalamu. Bagian mana di kepalamu yang terkena ranting," kata Hyesung lantas berdiri dari duduk dan melihat kepala Yuju.

"Ini, sebelah sini," tunjuk Yuju pada sisi kepala bagian kanannya.

"Coba aku lihat ya, mana tahu berdarah," kata Hyesung hati-hati menyingkap rambut Yuju.

"Berdarah tidak, kak?"

"Tidak," kata Hyesung santai lalu kembali duduk, "Lain kali hati-hati."

"Kak Hye tidak marah?"

"Marah untuk apa?"

"Topi kak Hye kan rusak."

"Kenapa harus marah segala?"

"Itu kan topi kesayangan kakak."

"Kata siapa?"

"Kata kak Xian."

"Ya, memang, tapi itu dulu, sekarang aku lebih sayang kepalamu daripada topi itu."

Untungnya Yuju sudah kebal dengan dari gombalan Hyesung, jadi daripada baper, Yuju cuma tersenyum tipis.

"Omongan Xian jangan terlalu didengarkan, dia banyak membual. Lagipula, topi banyak dijual di pasar, kalau rusak aku bisa beli yang baru kapan saja. Kalau kepala yang rusak kan repot karena tidak ada yang jual kepala manusia di pasar," lanjut Hyesung yang membuat Yuju jadi tertawa.

"Loh? Kenapa tertawa?"

"Kak Hye lucu," kata Yuju masih tertawa, membayangkan bagaimana jika ada yang menjual kepala manusia di pasar.

"Tapi aku tidak suka menjadi lucu, aku mau menjadi tampan!" tegas Hyesung.

"Iya iya, kak Hye lucu dan juga tampan!"

"Nah begitu," angguk Hyesung senang.

"Omong-omong kak Hye sedang sibuk apa? Ada yang perlu aku bantu, kah?" tanya Yuju kerena sedari tadi Yuju lihat Hyesung seperti sibuk sendiri.

"Memang, perempuan itu berbeda dengan laki-laki, kaum kalian sangat peka 👏," kata Hyesung memuji Yuju yang menawarkan bantuan, pasalnya, daritadi Ahxian dan Taehwan mondar-mandir di depan Hyesung, mana ada mereka bertanya pada Hyesung.

"Aku sedang membuat daftar belanja, beberapa bahan makanan dan kebutuhan harian yang habis."

"Ohhh."

Kemudian, Yuju menarik kursi di samping Hyesung duduk, lalu mengambil kertas yang tergeletak tidak jauh dari topi biru Hyesung yang robek karena Yuju.

"Tambahkan beras dan kecap kak, lalu sabun cuci piring masih ada banyak jadi sepertinya belum perlu beli yang baru, lalu..."

Selama dua menit, Yuju jadi mengoreksi bahan belanja yang ditulis Hyesung.

"Kalau kamu butuh sesuatu, tulis saja ya, Ju," kata Hyesung bangkit dari duduk dan melangkahkan kakinya buat mengambil minum.

"Serius?" kata Yuju sedikit tidak percaya.

"Tentu saja."

"Kenapa kak Hye baik sekali?"

"Baik apanya, itu dipotong dari gajimu," jawab Yeonggwang, tiba-tiba datang, membawa buket bunga.

"Baik apanya, itu dipotong dari gajimu," jawab Yeonggwang, tiba-tiba datang, membawa buket bunga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gajiku?"

"Iya," angguk Yeonggwang. "Gajimu."

"Aku punya gaji? Kenapa bisa?" tanya Yuju bingung. Bagaimana tidak, ditampung di rumah ini secara gratis saja Yuju sudah cukup senang.

"Tentu saja bisa, kamu kan di sini tidak diam-diam aja. Kamu mengurus ayam, merawat bunga, mencuci piring, menyapu halaman, itu semua tentu harus dibayar," jawab Yeonggwang.

"Wahhh? Benar itu kak Hye?" tanya Yuju menoleh pada Hyesung yang sedang minum.

"Tentu saja benar," angguk Hyesung kembali duduk di samping Yuju.

Seketika Yuju jadi senang, otaknya langsung sibuk bekerja, berpikir mau membeli apa. Baju? Rok? Tas? Sepatu? Atau apa yaa.

Eh tapi, ini kan di tengah hutan, buat apa juga beli barang yang seperti itu.

Sambil memikirkan apa yang mau dibeli dengan gaji pertamanya, tanpa sadar Yuju memandangi Yeonggwang yang sedang merapihkan buket bunga.

"Kenapa?"

"Itu bunga dari siapa? Pacarmu?"

"Bukan."

"Lalu?"

"Bukan dari, tapi untuk."

"Untuk pacarmu?"

"Bukan."

"Terus untuk siapa?"

"Pacarnya kak Gon."

"Ohh... Eh? APA? PACAR KAK GON? KAK GON PUNYA PACAR?" sahut Yuju kaget setengah mati.

~~~
100523
Ast.

Second LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang