41

80 13 0
                                    

Yuju terbangun oleh sebuah suara yang cukup keras. Dengan kepala Yuju berdenyut nyeri, Yuju mencoba membuka matanya.

"Ah, maaf, aku membangunkanmu ya?" kata seorang pria, menatap Yuju.

Pria itu mengenakan jas putih, sarung tangan karet, kacamata medis, masker, dan tangannya memegang gunting.

Mata Yuju sontak melotot, buru-buru bangun dari tidurnya dan turun dari kasur. Perasaan Yuju tidak enak.

Apa jangan-jangan, pria di depannya ini pembunuh ya? Dan dia mau mengambil jantung, hati, ginjal, dan mata Yuju?

"Kamu siapa? Aku ada di mana? Kenapa aku bisa ada di sini?" tanya Yuju sambil melihat seisi ruangan yang jika dibilang kamar pribadi, ini terlalu kosong, tapi jika dibilang kamar inap, ini terlihat seperti kamar tidur pribadi.

Ingatan terakhir Yuju adalah dia bertemu dokter gigi tampan bernama Inho dan Yuju duduk di dental chair dengan Hyesung menemani di sampingnya.

"Aku Junseo, sekarang kamu sedang ada di di ruanganku karena kamu sakit," kata pria bernama Junseo, menyimpan gunting di atas nakas, disusul dengan sarung tangan karet dan masker yang dikenakannya.

"HA?? RUANGANMU? KENAPA BISA? MEMANGNYA AKU SAKIT APA? AKU TIDAK SAKIT TUH!" kata Yuju berdiri dengan tegak, memberi isyarat jika dia tidak sakit, dia baik-baik saja.

"Yuju, kamu sakit, lebih baik kamu berbaring lagi," kata Junseo mendekatkan diri pada Yuju membuat Yuju semakin takut karena pria di depannya ini bisa tahu namanya.

"Tidak! Aku tidak sakit!" kata Yuju sambil berjalan mundur, tujuannya adalah pintu yang berada tidak jauh dari posisinya.

Dengan cepat, Yuju lantas berlari menuju pintu dan Junseo tentu saja berniat mengejar. Tapi belum sempat Yuju mencapai pintu, pintu terbuka, membuat kepala Yuju hampir saja terbentur pintu jika Junseo tidak menarik Yuju.

"KAK HYE! HUEEEEEEEEE~~~" pekik Yuju karena ternyata yang membuka pintu adalah Hyesung.

Buru-buru saja Yuju berpindah tempat ke sisi Hyesung dan memegang lengan Hyesung kuat.

"Ada apa ini? Junseo! Kamu apakan Yuju sampai dia ketakutan begini?" kata Hyesung khawatir melihat wajah Yuju yang pucat pasi.

"Tidak aku apa-apakan! Dia tiba-tiba saja bangun dan meracau tidak jelas," kata Junseo menunjuk Yuju sebal.

"Dia mau membunuhku, Kak," seru Yuju, "Saat aku tidur, dia mendekatiku dengan tangan membawa gunting!"

Junseo lantas berjalan menuju nakas, membawa gunting yang dimaksud Yuju, "Gunting ini? Ini gunting buat menggunting kertas, bukan untuk membunuhmu."

Meluruskan kesalahpahaman antara Junseo dan Yuju, Hyesung membawa keduanya duduk di sofa yang ada di sudut ruangan.

Hyesung menjelaskan pada Yuju kalau Junseo ini bukan orang jahat seperti yang ada di pikiran Yuju. Justru Junseo ini orang baik karena memberi Yuju tempat buat beristirahat.

Sama seperti Hyesung dan Inho, Junseo seorang dokter, dia dokter anak dan ini adalah ruangan pribadinya.

"Tadi, saat Inho hendak memeriksa gigimu, tiba-tiba kamu berteriak, marah-marah dan mengamuk, sampai akhirnya kamu lelah dan pingsan."

"Aku? Pingsan?" kata Yuju yang diangguki Hyesung.

"Kamu ternyata betulan takut dokter gigi ya? Kukira cuma candaan."

"Aku betulan takut. Aku punya kenangan buruk dengan dokter gigi," kata Yuju menunduk dan ingatan soal dokter gigi kembali muncul di kepalanya.

"Maaf ya," sesal Hyesung merasa bersalah. "Tapi sekarang kamu tidak perlu merasakan sakit lagi, gigi bungsumu berhasil dicabut!"

"Ohya?" kata Yuju baru sadar kalau ruang di mulutnya kini jadi semakin lega karena gigi bungsunya telah tiada.

"Tetap bisa sakit kalau gigi yang lain bermasalah," kata Junseo mengingatkan dengan nada lembut seperti yang biasa dia lakukan pada pasiennya.

"Nah, sekarang lebih baik kamu makan," kata Hyesung membuka plastik putih yang ada di atas meja.

"Aku tidak lapar," tolak Yuju.

"Lapar tidak lapar kamu mesti makan karena harus minum obat," kata Hyesung memaksa, membuat Yuju mau tidak mau menurut daripada giginya kembali buat masalah.

"Kalau begitu aku tinggal ya," kata Junseo pamit karena mesti kembali ke tempatnya.

"Terima kasih ya Junseo sudah menjaga Yuju," kata Hyesung melirik Yuju.

"Terima kasih, maaf tadi sempat salah paham," lanjut Yuju.

"Tidak apa, santai saja," sahut Junseo kemudian benar-benar keluar dari ruangan dan meninggalkan Hyesung dan Yuju berdua saja.

"Kak Hye~"

"Apa?"

"Kak Gon dan kak Hwan kemana?"

"Kak Gon ada urusan dengan kantor pusat, kak Hwan pergi menemui kenalannya."

"Oh," angguk Yuju yang kini padangannya jadi terpaku pada meja yang ada di sudut ruangan.

Bukannya itu bunga yang dibuat Yeonggwang ya? Bunga yang katanya buat pacar Kak Gon. Kenapa ada di sini?

~~~
020723
Ast.

Second LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang